beberapa tahun lalu ...ㅤ
ㅤwaktu pulang menjadi waktu yang paling di tunggu oleh para pelajar. rupanya hal itu tidak hanya berlaku pada mereka yang telah mempelajari banyaknya mata pelajaran di sekolah.
sebab hal itu juga berlaku pada mereka yang baru memulai masa belajarnya di taman kanak-kanak.
seperti jay kecil yang begitu bersemangat melangkahkan kaki mungilnya mendekati salah satu mobil mewah yang terparkir tak jauh dari taman.
pintu mobil pun terbuka, mempersilahkan lelaki kecil itu untuk masuk.
wajah jay kecil yang sebelumnya tampak penuh kegembiraan, kini telah sepenuhnya memudar. berganti dengan raut sendu serta manik elang nya yang mulai berkaca-kaca.
kaki kecilnya berlari menjauh, meninggalkan pintu mobil yang masih terbuka lebar. mengabaikan beberapa teriakan yang memanggil namanya berulang kali.
langkah dari kedua kaki kecil itu membawanya pada sebuah halte bus di sisi jalan yang nampak ramai. meskipun begitu, jay kecil tetap lah duduk di sana seorang diri. tidak ada yang menyapa nya, apalagi menemaninya.
“jongseong! aku mencari mu kemana-mana, ayo kita pulang.”
jay kecil rupanya tak sendirian, sunghoon kecil datang untuk menjemput nya. kembarnya itu terlihat begitu khawatir dengan dirinya, sampai repot-repot mencari keberadaan nya.
tetapi meskipun begitu, hal itu tak mengubah apapun. yang saat ini jay inginkan bukanlah kepedulian dari saudara kembarnya. melainkan sambutan hangat dari sang ibu yang menyapa nya dengan lembut.
jay kecil hanya menginginkan pelukan hangat sang ibu yang menyambut nya ketika ia keluar dari taman kanak-kanak, seperti yang di lakukan oleh orang tua teman-teman nya.
beberapa hari terakhir ini ibunya tidak lagi datang untuk menjemputnya, membuat jay kecil sedih.
“ibu tidak datang menjemput kita, aku tidak mau pulang.”
“tapi jongseong, ibu sedang bekerja. itu sebabnya ibu tidak datang menjemput kita,”
“apa pekerjaan lebih penting dari pada kita?”
sunghoon kecil terdiam, menatap sendu sang kakak yang bersiap menumpahkan air matanya. sunghoon kecil tau bahwa ibu nya pasti akan memilihnya dan juga jay di banding seribu tumpuk pekerjaan, tetapi dirinya tidak menemukan kalimat yang tepat untuk menjelaskan hal itu pada sang kakak.
melihat sang adik yang terdiam dengan wajah kebingungan, membuat jay kecil tidak dapat menahan air mata nya. kakak nya menangis. dan dirinya membenci pemandangan itu.
lengan seputih salju nya bergetar, mencoba meraih bahu sempit sang kakak. berniat memberikan nya sedikit pelukan, meski tidak sama hangat nya dengan pelukan sang ibu. sunghoon kecil berharap kakaknya bisa lebih tenang.
“jangan mengejar ku lagi, biarkan aku pergi! aku tidak mau pulang bersama mu!”
jay kecil melangkah pergi, menjauhkan diri dari jangkauan tangan kecil sunghoon. membuat adik nya terpaku, tidak bergerak dari tempat nya.
dengan manik berkaca-kaca, sunghoon kecil memilih untuk kembali. menuruti keinginan sang kakak, tanpa berniat mengejarnya lebih jauh.
hari semakin larut, jay kecil masih menunggu sang ibu datang menjemput nya.
tetapi berapa lama pun dirinya menunggu, tak ada seorangpun yang datang memintanya untuk kembali.
air mata jay kecil tak dapat berhenti mengalir. dirinya sendirian, di kelilingi oleh lingkungan yang belum pernah di kunjungi nya. semua terlalu asing bagi nya. jay kecil ketakutan, ia sendirian.