pagi harinya, jay terbangun dengan kepala yang terasa pening. serta rasa perih yang di hasilkan dari beberapa luka gores di tubuhnya.
semalam ia sempat mengira, yeonjun akan mengantarnya pulang ke rumahnya di kediaman park. karena dirinya berharap demikian.
tetapi agaknya pria itu seperti telah mendapat perintah mutlak dari heeseung, yang mungkin meminta nya untuk mengantarkan jay pulang ke rumah barunya.
alhasil jay pun tak mendapat kesempatan untuk berkunjung ke rumah lamanya di kediaman park, lagi pula semalam ia terlalu lelah untuk melakukan banyak hal.
jadi tidak ada yang bisa di lakukan nya selain diam, dan menurut. meski dalam hati kecilnya ia masih tidak terima, jika kini dirinya telah tinggal satu atap bersama lee brengsek heeseung yang menyebalkan itu.
aneh, nyatanya meski jay telah pulang di waktu larut malam. ia sama sekali tidak menemukan tanda-tanda bahwa heeseung telah kembali. suasana rumah mereka pada malam itu sangatlah sepi.
bahkan jay yang terlampau penasaran, rela memeriksa beberapa ruangan di rumah barunya. hanya untuk menemukan keberadaan sosok pria jangkung itu.
meski hasilnya nihil. sebab ia tidak menemukan heeseung di ruangan mana pun.
dari semua itu, benaknya pun mendapat beberapa kesimpulan. kesimpulan pertama, mungkin saja heeseung tak lagi betah berada di kediaman nya. sebab kini jay hadir untuk mengisi kekosongan rumah besar itu.
kesimpulan kedua, pria itu mungkin lebih memilih menginap di kantornya. tanpa repot-repot untuk pulang ke rumah, dan melihat wajah mengesalkan jay yang mungkin berkeliaran di sekitar kediaman nya.
kesimpulan terakhir, lee brengsek heeseung itu lebih memilih untuk tinggal atau bermalam di rumah salah satu rekan kerja nya. atau yang lebih parahnya lagi, pria jangkung itu justru bermalam di sebuah hotel dengan di temani oleh seorang wanita penghibur.
ya, itu pasti! kesimpulan terakhir nya pasti tidak salah lagi!
dan malam itu, jay akhirnya terlelap. setelah tanpa sadar terus memikirkan heeseung. dan di mana hendaknya pria jangkung itu berada.
namun pagi harinya, ia justru di buat sadar telah melakukan hal bodoh semalaman. dalam hatinya ia menyesal, telah membiarkan pria menyebalkan bernama lee heeseung itu terus bertengger di dalam pikirannya.
sebab saat ini ia menemukan pria jangkung itu tengah menyeduh kopi di dapur, dengan penampilan rapih yang telah berbalut jas formal!
terlintas di pikiran nya, apa mungkin pria itu baru saja kembali dari tempatnya bekerja?
karena sebagai mana dari pengalaman yang ia tau, sang adik. park sunghoon, yang telah lama menjabat sebagai pemimpin perusahaan park tidaklah pulang selarut itu.
bahkan sang adik selalu kembali lebih awal di bandingkan dirinya.
tetapi nampaknya sunghoon jauh berbeda dengan pria satu ini. apakah ini yang di maksud dengan seorang maniak kerja?
“pukul berapa kau pulang semalam?” saking penasarannya, jay yang masih berdiri di pintu masuk dapur. tanpa sadar telah meloloskan satu pertanyaan dari mulutnya.
yang tentu saja mengundang perhatian penuh dari pria jangkung yang tengah sibuk mengaduk minumannya, tepat di samping meja makan.
heeseung menoleh, dengan sebelah alis terangkat. mendapati penghuni lain selain dirinya, di rumah ini. jujur saja, ia sempat lupa tentang keberadaan jay yang kini telah tinggal satu atap dengannya.
namun tak lama, seringai tipis menghiasi wajah tampannya.
“bukankah seharusnya kau memberikan sapaan selamat pagi, untuk calon tunangan mu ini?”