“wow, kau terlihat seperti seorang bos sekarang.” sunghoon bergumam setelah memperhatikan penampilan saudara kembar nya, yang sudah memakai setelan rapih dengan balutan jas formal.
sedangkan yang di puji nampak tidak terlalu nyaman dengan pakaian yang di kenakan nya. oh ayolah, mengapa ia harus menggunakan pakaian kaku seperti ini?
bahkan jay tidak ingat kapan terakhir kali dirinya tampil menggunakan pakaian formal seperti ini.
“bisakah kau berhenti menatap ku seperti itu?” kesal jay pada akhirnya, terlalu geram dengan tingkah sunghoon yang terus menerus memperhatikannya dari mulai kepala hingga ujung kaki.
sunghoon menyunggingkan senyum tipis, kemudian dengan sengaja menyenggol bahu sang kakak. membuat sang empu menatap nya garang.
“kau begitu bersemangat, hingga mengemasi wajah mu dengan baik.” tegur sunghoon, melirik beberapa plester yang menempel di tulang hidung, pipi hingga dagu sang kakak.
jari-jari ramping jay pun ikut terangkat menyentuh pipinya yang berhiaskan sebuah plester, ia masih ingat betul bagaimana sang ibu mengurus lukanya dengan sangat baik.
sebenarnya siang tadi sudah di pastikan bahwa jay menolak mentah-mentah permintaan nyonya park untuk mengobati lukanya. namun mau bagaimana lagi, ibunya itu terlalu keras kepala.
berakhirlah dengan jay yang pasrah menuruti permintaan sang ibu.
“bukan aku yang melakukan nya,” gumaman jay itu berhasil membuat sebelah alisnya sunghoon terangkat, tanda bahwa ia kurang mengerti dengan kalimat tersebut.
sebelum sunghoon kembali bertanya, suara nyaring nyonya park membuat kedua saudara kembar itu mengalihkan perhatian sepenuhnya pada sang ibu.
“apa kalian berdua sudah siap?” tanya nyonya park yang sudah berdiri di hadapan kedua putranya, sembari sesekali memperhatikan penampilan sepasang saudara kembar itu.
“kami sudah siap bu, bahkan jongseong pun sudah terlihat sangat rapih sekarang.” balas sunghoon dengan nada jenaka, setelah menganggukan kepalanya sekilas.
sang kakak kembali terdengar berdecih, saat namanya di sebut tanpa permisi.
“keluarga lee hampir tiba, sebaiknya kita segera ke bawah untuk menyambut mereka. ayo!” nyonya park nampak nya begitu bersemangat, hingga tidak keberatan mendorong pelan bahu kedua putranya.
membuat kedua pemuda itu mau tak mau mulai melangkah menanggapi dorongan dari lengan sang ibu.
beberapa saat menunggu, hingga datanglah sebuah mobil mewah yang kemudian terparkir apik di halaman rumah keluarga park. terlihatlah tuan dan nyonya lee yang kemudian menghampiri anggota keluarga park yang telah siap menyambut kedatangan mereka di pintu utama.
“selamat malam keluarga lee, senang akhirnya kembali bertemu dengan kalian.” sapa nyonya park hangat, yang kemudian di sambut baik oleh tuan dan nyonya lee.
mereka menghilangkan rasa rindu dengan sekedar berjabat tangan, yang di iringi oleh beberapa obrolan ringan. sebelum pandangan nyonya lee pun jatuh pada jay dan sunghoon yang berdiri di samping kedua orang tuanya. kedua anak kembar itu terlihat sangat tampan!
“anak-anak, kalian sudah besar sekarang! nak sunghoon, kau terlihat sangat tampan.” nyonya lee memeluk sunghoon, lalu mengusap surai legam pemuda jangkung itu.
putra bungsu keluarga park itu menyambut pelukan hangat itu, sembari menampilkan senyum tipis khasnya.
“dan nak jongseong, ada apa dengan wajah mu nak?” khawatir nyonya lee yang sudah menangkup pipi jay, yang wajahnya di tutupi beberapa plester.