chapter 09﹕across the horizon

198 26 2
                                    

para remaja itu memandang pemuda jangkung yang berdiri beberapa langkah di hadapan mereka, begitu pun dengan jay. yang merasa namanya baru saja di panggil.

“jaemin?” winter bergumam bingung, begitu akhirnya dapat mengenali siapa pemuda jangkung yang menghentikan langkah kaki mereka.

“kau kenal dia?” gumaman sunoo di balas oleh anggukan singkat dari perempuan cantik itu.

ia memberitahu bahwa pemuda jangkung itu adalah na jaemin, salah satu dari penantang jay di arena balap. yang ternyata secara kebetulan, ia juga merupakan salah satu mahasiswa di universitas yang sama dengan mereka.

jika di ingat kembali, rasanya ia adalah pemuda yang sama. yang pernah menghampiri mereka karena tidak menerima kekalahan nya, saat beradu kecepatan bersama jay di arena balap.

“apa maksud mu?” jay mengambil satu langkah di hadapan teman-temannya.

lontarkan pertanyaan itu di balas dengan kekehan ringan oleh pemuda jangkung itu.

“jangan pura-pura bodoh, park. kau pasti tau betul apa yang telah kau lakukan. kecuali jika kau memang terlalu bodoh untuk menyadari nya,” jaemin berujar dengan nada mengejek, yang tentu saja mengundang rasa kesal dari sang lawan bicara.

ni-ki dengan sigap menahan tubuh jay, yang hendak berjalan menghampiri jaemin di sana.

jangan lupa, bahwa jay merupakan seseorang dengan tingkat kesabaran yang sangat-sangat tipis. hingga membuatnya terlalu mudah untuk tersulut emosi, bahkan pada hal-hal kecil sekali pun.

“apa yang kau maksud adalah giselle?” winter memotong kalimat yang baru saja akan keluar dari mulut jay.

“tepat sasaran, nona. teman bodoh mu ini telah membuat kekasih ku menangis,”

jay dan teman-temannya nampak terkejut dengan penuturan tersebut. pemuda itu, kekasih giselle?

bukankah sudah jelas, bahwa beberapa bulan terakhir ini giselle merupakan kekasih jay?

berbeda dengan ke-empat pemuda itu, winter yang sepertinya mengetahui beberapa hal yang tidak di ketahui teman-temannya.

“kau masih mempertahankan hubungan itu, bahkan ketika giselle jelas-jelas tidak pernah menganggap diri mu sama sekali.” winter tertawa remeh, mengundang tatapan tajam dari jaemin. yang sepertinya cukup tersinggung dengan kalimat miliknya.

niat hati ingin berpura-pura menjadi orang asing bagi winter, jaemin justru di buat kesal saat perempuan itu berani menyinggung hubungan nya dengan giselle.

“jangan ikut campur winter! teman lugu mu itu hanya belum memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan cinta padaku!” jaemin menggeram tidak suka saat mengatakan itu. terlihat bahwa pemuda itu terlalu benci menerima kenyataan yang telah terjadi terpampang jelas di hadapannya.

tentu saja hal itu mengundang ras geli di benak winter, sebab bagaimana pun dirinya tau. bahwa giselle terpaksa harus menjalin hubungan dengan pemuda jangkung itu, karena jaemin terus memaksa.

bahkan pemuda itu sempat mengancam akan melukai adik giselle, jika perempuan itu tidak menerima pernyataan cintanya.

dari sudut pandang tersebut, sudah dapat di simpulkan bahwa jaemin terobsesi pada giselle.

meski winter belum lama mengenal giselle, tetapi ia tau betul bahwa temannya itu tidak menaruh perasaan lebih pada jaemin.

bahkan ia sempat mengaku benci, sekaligus takut akan pemuda itu.

“itu jelas-jelas bukan cinta jaemin, kau terobsesi padanya. kau bahkan terus melukai perasaan giselle, seharusnya kau sadar akan hal itu!”

jaemin hampir saja lepas kendali akan kalimat winter, yang terdengar sangat memuakkan untuk telinga nya. untung saja ia memiliki maksud lain kemari, jadi ia lebih memilih untuk mengabaikan celotehan teman dari kekasihnya itu.

melting heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang