Siang yang mulai mendung .. tanda-tanda kemunculan hujan semakin dekat.
Harp yang dipetik jemari lentik, mengeluarkan suara lembut; diserap daun telinga, melepas stress atau beban hati yang singgah .. Harp milik Mora tidak besar, benang-benang terpetik secara beraturan, nadanya ringan dan dimainkan lantunan The Promised Neverland.
Pintu rumah terbuka lebar, biarkan udara ikut duduk disebelah lantai putih tanpa hadir sedikit kasih, membantu jemari Mora memetik helaian benang. Semenjak di diagnosa akan adanya gangguan seseorang yang sulit untuk mengekspresikan perasaan; merespon rasa sakit hati, rasa kecemasan ataupun kesedihan. Dikala ombak keraguan datang menghembus nafas kasar hidup akan realita, tepat usia 14, dia merasa mati dan tak paham, keadaan memburuk dan drastis hidup yang menurun menambah keadaan Mora.
Gangguan yang mengecam hidup Mora untuk berputar arah ..
Harp, Buku, Masak, Bunda dan Ayah menjadi obat terbaik, terimakasih Ayah sudah memberikan hadiah Harp untuk ulang tahun Mora yang ke-10. 7 tahun sudah di genggam hadiah terbaik untuk perempuan jelitanya, dan .. terimakasih terbesar juga untuk Bunda, penopang emosi dan mengontrol kecemasan Mora, tak ada yang mulus dan lancar. Bunda menangis, Bunda menyayat hati, walau segala kelurangan Bunda sudah disapa namun hati perempuan jelita lahir untuk mengerti betapa elok nurani Ibu.
"Permisiii!! Bundaaa!~"
Hah, siapa yang memanggil Bunda?
"Permisi, Bunda Senjaaa!! Lucien izin bertamu, boleh Bunda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chair-Mate: Far Beyond A Secrecy.
General Fiction"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙠. 𝙋𝙚𝙧𝙨𝙚𝙩𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙖𝙩𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝, 𝙜𝙬 𝙢𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙠𝙨𝙚𝙨 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙬 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞." Bukan hanya sebatas teman sebangku, bukan juga sebatas timeline saat sekolah. ada yang t...