1. Him: The Troublesome.

354 50 19
                                    

TW: What readers also must aware of what are these whole series conceive⚠️Oath, Act of Agression, Affair, Unstable Mindset, Alcohol, Cigarettes, etc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TW: What readers also must aware of what are these whole series conceive
⚠️Oath, Act of Agression, Affair, Unstable Mindset, Alcohol, Cigarettes, etc.‼️

Hari-hari tak selamanya berpihak pada senandung yang indah, lantaran sang pemarah yang membiru cepat dan sang merpati yang menyiram bongkahan api itu.

Perkenalkan, Mora Rosaria. Iya panggil aja perempuan itu Mora atau orang rumah sering memanggilnya dengan sebutan 'Noni'. Oh, tidak. Mora tidak sepenuhnya gadis berdarah belanda, perempuan ini mendapatkan sedikit darah belanda dari Ibundanya, khas tarian Bali diikuti dengan nikmatnya stroopwafel, ada-ada saja. Dengan nama indah sebagai panutan sekolah maupun adik kelas dan kesayangan para guru yang mengajar, namun dia harus saja memiliki momentum hoki yang terbakar menjadi abu, biang kerok yang terus mengintilinya selalu saja ada di balik punggung dan Mora juga tak paham dari mana kesialan itu berada, perkenalkan bensin dari kehidupan Mora, namanya Lucien si kompor meleduk!

"LUC SHIBAAALL! argh!! males banget deh gw, beban banget sih kerjaan lo! tampang doang cakep nama Ketos—tapi apaan coba kelompokan aja gak becus lo." Pagi belum menjelang siang tapi Mora sudah beramarah besar, "Apadeh rewel lo! mau gw sumpel nasi padang?" Lucien langsung berdecak, selonjoran dengan santai dilantai kelas.

"eeewww!! gak banget sih, nasi padang pagi pagi mau sakit lambung lo?" bukannya ikut tersembur amuk kejam Mora yang membara, Lucien hanya tertawa kecil dan dia menaruh kacamatanya pada sebuah kotak kemudian menggeleng, "Shh, udah ih. Cantik sih, cuma .." Lucien berdiri, meraih mata indahnya kebawah, menyesuaikan pandangan pada si pendek cantik itu.

"bawel nya dikurangin ya, Mora Jelek." Lucien mengacungkan jari tengahnya; menari pipi dan menjulurkan lidahnyabsecara bersmaan, "wle!" dengan begitu punggungnya menghilang dalam sekejap keluar dari pintu

Yang tersisa kini hanyalah suara geram si perempuan pendek berambut brunette, berias jepitan bunga dan kupu kupu, rok platted-skirt diatas lutut, pin nama di kameja, dengan sentuhan sepatu boots hitam kesayangannya.

Kantin! tempat dimana selangkah saja dan keempat kurcaci kesayangan Mora tertiba datang, perkenalkan:

Millie dan Tiana yang jago seni, dan Tinley dan Tathya yang beradu matematika juga fisika "OIITTT!" Tiana melambaikan jemari keatas untuk memanggil arah kepala Mora, Millie bersiul pelan dan Mora berjalan lebih dekat ke mereka berdua, "Hellow guys~! mana nih bocil yang lain? Tathya sama Tinley?" Millie menunjuk kesalah satu kios makanan

"Najong hari hari nasi uduk." si Millie berkomentar dan merujuk pada Tinley dan Tathya yang terlalu obsesi pada nasi uduk, dasar.

"Bodo-a-m-a-t!" Tinley menyahut balik, "Udah sih aelah, yuk ceget cari duduk." Tathya meraih lengan Tinley untuk dibawa, sementara dibelakang Tiana mengikuti mereka dan Mora juga Millie membeli makanan ringan untuk jam istirahat.

Chair-Mate: Far Beyond A Secrecy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang