Dengan izin Mama Beth, dia memberi tahu kalau Lucien akan berangkat ke bandara pukul 6 pagi. Penerbangannya jatuh pukul 7.30.
Gate 10, dimana ya? Oh disitu—Lucien harusnya sudah berangkat sih .. karena Mama Beth wanti-wanti sebelum jam 6 pun Lucien sudah berangkat dan sarapan di bandara. Lucien Von Halterschatz ..
Where are you, boy?
. . . . .
. . . . .
"Gausah lari, capek nanti."
"Lucien!"
Tak sedetik pun Mora berkutik, diam mengurung diri dalam hangat desir jantung seorang laki-laki diantara kabur dingin yang menerkam pagi ini. Seperti lelah yang sirna, dia menghela berat—menghela bagai dosa dan letih diangkat.
"Terimakasih banyak banyak." sembari merogoh kertas dari tas, berisikan surat Rumah Sakit, "Terimakasih banyak, Lucien."
"I like it when you say that."
"Apa?"
"Terimakasih banyak, Lucien." dia mengulang apa yang disuka
Mora jadi malu, hubungan Mora dengan dia tidak begitu formal jadi yang biasa bibir berkata 'Makasih' berubah menjadi 'Terimakasih' sedikit membawa perubahan dari tutur Mora.
Mata Lucien benar benar persis seperti Golden Retriever versi bermata hijau! tapi entah mengapa sepasang mata itu tak pernah mau menatap Mora, dan beda dari minggu sebelumnya. Sebelum dia pergi ke Jerman, sepasang mata itu menatap Mora sayu sayu kemudian dibuang kearah lain.
Kurang dari setengah jam sebelum bandara melakukan pengumuman tentang berlaksananya boarding, ada seorang perempuan yang perlahan bayangannya mendekat kearah Mora dan Lucien ditengah kegiatan sarapan hangat tersantap di salah satu cafe terdekat Gate tujuan.
Baju perempuan itu sangat Iconic, pakainnya bertema pink dan jujur kalau boleh berkata secara blak-blakan .. it's a little too much for an airport isn't it? well it's totally fine, if just wanna go ahead .. No comment for Miss Puspa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chair-Mate: Far Beyond A Secrecy.
Ficción General"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙠. 𝙋𝙚𝙧𝙨𝙚𝙩𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙖𝙩𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝, 𝙜𝙬 𝙢𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙠𝙨𝙚𝙨 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙬 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞." Bukan hanya sebatas teman sebangku, bukan juga sebatas timeline saat sekolah. ada yang t...