13. Even Better If We Left.

38 31 2
                                    

"Abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang .. k—kenapa menangis?" Jehan berlarian dan sampai di samping kursi yang Lucien duduki; menadah dagu di tempat sandaran tangan, "Enggak tuh." tapi Jehan masih manyun, matanya sedikit kebiruan, beda dengan Anya dan Lucien yang kehijauan.

"Anya Sissy!!" Jehan terasa hidup lagi saat Anya datang untuk duduk bersama di kursi; Anya pindah sanggahan, perempuan yang tahun ini berpijak berumur 5 tahun berlari lagi ke kursi tepat berdekatan dengan Anya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anya Sissy!!" Jehan terasa hidup lagi saat Anya datang untuk duduk bersama di kursi; Anya pindah sanggahan, perempuan yang tahun ini berpijak berumur 5 tahun berlari lagi ke kursi tepat berdekatan dengan Anya .. "Hello Jehaan~ .. sini," Anya menarik kursi dengan dudukan bantal ringan, menarik Jehannah agar lebih dekat dengannya.

Dov kemudian datang dan duduk bersebelahan lebih dekat dengan Lucien; menyuratkan segala hal yang Lucien cepat ingin proses. Dari tahun ke tahun lamanya panggilan Dov pada Lucien tak pernah berubah, 'Tuan.' walau Lucien sudah terus bilang kalau dia ingin dipanggil nama saja .. tampaknya tidak memanggil 'Tuan.' untuk Tuan Lucien dan 'Nona.' untuk Nona Anya menjadi salah satu titah yang dibantah keras Dov. Dia sangat menghormati kedua belah kasih hati Frederic Kjiel Von Halterschatz

"Anya kamu nanti ikut abang aja ke Singapura, kamu SMA disana aja. Paham?"

Anya terdiam sebentar, "Tapi Mama .."

"Silahkan kalau kamu mau masih sama Mama, Abang yakin kok Mama sebenernya jauh .. jauh lebih sayang sama kita kebanding sama anak anak barunya. Percaya sama Abang, kalaupun memang Mama berani lepasin kita .. toh pasti dia nge-hire lebih banyak asisten untuk kita. Aku yakin Mama pasti akan visit kita ke Singapura sewaktu-waktu,"

"gak mungkin enggak, karena kita yang paling disayang sama Mama, Nya."

Anya menghela, dia merebahkan punggung di bangku empuk—ada pikiran yang keras menyangkut dalam benak Anya sehingga dia terus memijat pelipis dan dahinya, "Papa tau soal Abang mau sekolah di Singapura?" Lucien mengangguk, "Bahkan Papa sendiri yang nyuruh Abang untuk bawa kamu, karena Papa gak mau kalau kamu cuma stuck di rumah ini aja. Kamu mau sewaktu-waktu dimanfaatin sama mereka?"

"Aku gak mau." Anya menjawab resah

"Gak usah khawatir soal uang, Papa bakal kirimin kita uang dan bayar semua kebutuhan kita .. sisanya, nanti kita bisa ikutan banyak hal, kamu juga nanti bakal Abang temenin untuk eksplor banyak hal. Gimana Nya? kamu setuju gak ikut Abang?"

Chair-Mate: Far Beyond A Secrecy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang