Timeline II: Life After Marriage.
Btw, kalian suka yang warna manadeh? karena aku lagi lingkung banget mikirin warna banner pembuka tiap chapter ㅠㅡㅠ
(Can we take this story to 2K readers and 1K vote before chapter 25? sweet🫵🏻‼️)
***
"Terkadang mimpi buruk akan menghilang dengan petikan jari saat diketahui siapa yang membangunkan mu."* * *
—Dua Puluh: Bajingan, Lucien.
"Tau gak, si Mora itu kan #%?! .."
Banyak sekali ocehan berbusa yang Mora dengar tiap saat, kepalanya seperti ditusuk berkali kali, mimpi ini masih melukiskan betapa terlukanya sayatan masa lalu.
Masih basah lukanya, namun tikaman terus menerus datang dari arah yang tak terkira. Merancang Mora hari tiap hari menjadi lebih agresif dan panas, "Terus? sekarang mau jadi apa? kamu tuh udah jadi perempuan gagal!" suara tidak begitu familiar, cekikikan nyaring menjadi horror terburuk untuk Mora.
"Mora .. $@#%! .."
Mora kemudian bangun, dari tubuhnya, terasa berat, badanya berbayang terhantam lumur kotor bercampur air mata yang menyabik-nyabik tubuhnya, "Mora APA!!? .. ngomong gak!" Mora menarik seikat bagian dari tubuh orang itu, wajahnya tampak tak jelas.
"KAMU ITU KEGAGALAN!" Si sosok misterius semakin berteriak lantang, "GW GAK GAGAAALL!!!" Mora melancang lebih keras, nadinya putus bahkan sampai tenggorokannya sakit menderita parah.
Dia terasa tercekik dalam tangisan dunia buruk, "SIAPA YANG BERANI NGOMONG GW GAGAL!?"
"SIAPA!!" aungan terakhir baginya, sebelum lumpur kotor dan cekikikan gila itu mulai menggila.
"SIAPAAAAAA!! Sialan!!! siapa!!!" Tubuhnya dengan intens bangun merangkai posisi kaku, duduk dengan kaku dan pucat.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Chair-Mate: Far Beyond A Secrecy.
General Fiction"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙠. 𝙋𝙚𝙧𝙨𝙚𝙩𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙖𝙩𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝, 𝙜𝙬 𝙢𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙠𝙨𝙚𝙨 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙬 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞." Bukan hanya sebatas teman sebangku, bukan juga sebatas timeline saat sekolah. ada yang t...