Sembilan belas.

22 0 0
                                    

Timeline II: Life After Marriage.

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar!🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar!🤍

* * *

— Sembilan belas: Merajuk dan Merajuk.

"Welcome Madam."
"Welcome Madam."

Suara berat serak, sama sekali bukan berasal dari Lucien. Panggilan itu menarik perhatian Mora dan berpapasan langsung dengan peliharaan hitam kesayangan Lucien, Saturn.

Mora reflek tersenyum saat Gagak hitam milik Lucien berterbangan mendekatinya, "Hmm .. Life's better on Saturn, got to break this pattern~"

"Of floating away .."
"Find something worth saving."
"It's all for the taking .."
"I always say, I'll be better on saturn. None of this matters .. Dreaming on Saturn~"

Sekarang, sudah tahu kan siapakah yang paling Saturn sayangi diantara 2 majikannya ini? Melihat dari gerik Saturn setiap kala Mora datang visit kediaman Tuannya.

"Malam." Kata Lucien

Mora berbalik lagi, kali ini kepada figur manusia.

Tampang Lucien lelah dengan vest seperti biasa, rapih namun semuanya sudah kendor. Wajahnya diusap sekali sembari jalan menuruni grand stairs, "Girain ketemu gw muka lo lusuh!" Mora berkomentar, sebelum Lucien datang tepat dihadapannya.

"Kamu tumben gak pakai korset." Lihat, penampilan Lucien malam ini sedikit mencuri pandangan Mora lebih dari biasanya, aura lelaki culin itu menghilang saat lensa dan gagang kacamatanya rusak.

"Ah malem-malem gini!"

"Kenapa? gw keliatan endut?" cicit Mora disamber manyun bibir.

Lucien belum menjawab, dia mengalihkan diri menangkup Saturn dari ringkuk hangat Istri.

"Enggak. Kamu berisi." singkat Lucien

"Itu namanya gendut!" kata Mora menyosor

"Beda."

"Sama ih!"

"Apa bedanya saya tanya?"

Asbun, asal bunyi.

Definisi Marona Rosaria Sasaki, bicara yang kencang dulu, salah? ah, belakangan saja.

"Kita ke dinning room? memang sudah saya izinin?" Lucien menolak kepala, menyelip kedua tangan dalam saku saat melihat yang satu itu berjalan dengan santai ke jalan yang akan mengarah ke ruang makan. "Iya dah laper, pake banget." Mora langsung saja berjalan tanpa menunggu Lucien, dia melangkah menapak dengan suara hak tebal berukuran 8 centi, lagi-lagi.

Bau makanan dari bapak chef tua di belakang benar tercium sampai ke meja makan, Mora datang bukan untuk duduk di dinning table melainkan meletakkan tas saja. Kemudian apa? pergi mengganggu chef yang bekerja di kitchen.

Chair-Mate: Far Beyond A Secrecy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang