04

177 111 22
                                    

-menjadi nakal itu bukan sebuah keinginan,
tetapi hanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasa-

SELAMAT MEMBACA!!🍭🙌🏼

"Kalian ini mau nya apa sih? kalian nggak ada niatan belajar? nggak kasihan sama orang tua kalian udah susah payah nyekolahin kalian?" Pak Mamat itu hanya bisa memijat kepalanya yang pening karena tingkah laku anak muridnya itu.

"Orang saya broken home pak" jawab Gistha.

"Ngejawab aja bisa" sentak Pak Mamat.

"Salah lagi, salah lagi" lanjut Gistha.

"Makanya diam lo" ucap Angel.

Sedangkan yang lain hanya menahan tawa nya melihat Gistha yang kena semprot Pak Mamat.

"Kalian bapak hukum bersihin gudang belakang sekolah, jangan harap kalian bisa pulang kalau gudang itu belum bersih" perintah Pak Mamat.

"Emang kita obe" gumam Gistha dengan suara pelan, Zahra yang mendengar ucapan Gistha langsung menyenggol lengan Gistha dan memberi kode satu jari ke mulut.

"Udah sana pergi" usir Pak Mamat ke murid nakal nya itu.

"Iya pak iya" ucap Gistha dengan menekan kata-kata nya.

Setelah kelima anak nakal itu keluar dari ruangan BK. "Ampun saya, bisa cepat tua ini" ucap Pak Mamat sambil memegang pipinya.

Sesampai nya mereka di gudang dengan membawa peralatan kebersihan.

"Bjir lah fuck kata gue teh, emang gue babu apa" kesal Gistha dengan melempar sapu.

"Ngapain sih lo Dzik diam mulu, kesambet lo" celetuk Angel.

"Apaan sih, kagak" jawab Dzikra.

Setelah membersihkan gudang mereka berlima memilih beristirahat sebentar di gudang itu.

"Bjir gue cape banget, nih gudang atau apaan sih gede banget" ngeluh Dzikra sambil mengelap keringat di dahi nya, padahal kerjanya cuman nyapu, itu juga sebagian dibantu sama Vika.

"Sama Dzik bukan lo doang, lo malah cuman nyapu itu-itu doang" sahut Gistha.

"Cabut kelas yok, kita balik" ucap Angel dan mereka pun meninggalkan gudang.

Sesampainya dikelas Zahra melihat Dzikra mengeluarkan paper bag dari bawah mejanya.

"Dzik ini apaan? jaket siapa?" tanya Zahra.

"Jaket teman gue itu, kemarin gue nggak sengaja numpahin kopi kena jaketnya" jawab Dzikra.

"Oh terus lo mau balikin kemana?"

"Ini ada alamatnya udah dikasih" Dzikra menunjukkan kartu nama pada Zahra.

"Guys gue duluan ya, bye" pamit Dzikra.

"Hati-hati Dzik" ucap Vika, Dzikra hanya mengacungkan ibu jarinya.

>><<

Disebuah halte seorang gadis berambut sebahu menatap langit sore yang sedikit mendung.

"Ya tuhan jangan hujan dulu please" gumam Dzikra

RANDY : Bad Boy is Husband  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang