Adanya Uang dan Kekuasaan membuat manusia semena-mena.
Selamat Membaca
•
•
•Randy duduk di meja makan, disambut tatapan serius ayahnya, Rayyan. Ia menyadari kesalahannya pulang larut karena tawuran, namun merasa tak sepenuhnya salah. Ia tak akan memulai perkelahian dengan seseorang jika orang tersebut tidak mengusiknya.
"Sharik Randy Megantara, tahu kesalahan kamu apa?" tanya Rayyan. Randy mengangguk, menunduk.
"Sudah berapa kali kamu tawuran dan pulang larut malam akhir-akhir ini?" tanya Rayyan lagi, tatapannya tajam. Tasya, ibunya, hanya bisa menenangkan Rayyan yang mulai naik pitam.
"Randy tahu Randy salah. Randy minta maaf," ucap Randy.
"Tapi untuk tawuran semalam, Randy balas dendam ke Wheels karena mereka sudah mengeroyok dua anggota Randy. Randy nggak bisa diam aja, Pah," jelas Randy, menatap mata ayahnya. "Randy nggak akan mengusik mereka atau mengajak mereka berantem kalau bukan mereka sendiri yang mulai, Papah tahu itu kan?"
Rayyan terdiam, memahami sifat asli anaknya. "Lain kali Papah nggak mau dengar lagi alasan seperti ini. Lakukan hal yang menurut kamu baik, kamu sudah dewasa. Dan kalau kaya gini lagi, Papah nggak segan menyetujui perjodohan kamu dengan putri teman Papah," ujar Rayyan, meninggalkan ruang makan.
Randy terkejut mendengar ancaman perjodohan. "Randy nggak mau dijodohin, Pah," ucapnya, berdiri dari duduknya.
"Mah, Randy nggak mau dijodohin," ucap Randy, menghampiri ibunya.
"Kita lihat nanti ya sayang, Mamah nggak bisa bantu kamu kali ini. Karena banyak informasi dari sekolah dan tempat lain yang Papah kamu dapat tentang perlakuan kamu akhir-akhir ini," ucap Tasya, memegang tangan Randy lembut.
"Mamah akan usahakan bicara baik-baik dengan Papah kamu. Kamu berangkat sekolah saja, nanti terlambat."
"Makasih Mah, yaudah Randy berangkat sekolah dulu," ucap Randy, mencium punggung tangan ibunya.
"Hati-hati di jalan sayang," balas Tasya, mengelus rambut Randy.
Sebelum keluar rumah, Randy berjalan ke ruangan kerja Rayyan. "Pah, Randy berangkat dulu," ucapnya di depan pintu.
"Hati-hati di jalan," jawab Rayyan pelan dari dalam.
Randy meninggalkan rumah dengan langkah berat menuju sekolah.
>><<
Motor Randy berhenti di parkiran sekolah. Ia memarkirkan motornya, lalu membuka helm dengan menampilkan wajah muram. Juan, yang sudah menunggu di parkiran, langsung menyadari perubahan ekspresi Randy.
"Kenapa Ran? muka lo keliatan murung masih pagi juga" tanya Juan sambil mengisap rokok nya.
"Nggak kenapa-napa" jawab Randy datar.
Alan, yang berada disamping nya, ikut nimbrung. "Bokap lo tau lo tawuran semalam?" tanyanya, nada suaranya sedikit berbisik.
Randy hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia masih memikirkan ucapan papah nya mengenai perjodohan.
"Gimana keadaan kalian?" tanya Randy kepada anak-anak Vagos yang lain.
"Udah baik kok, Ketua" jawab salah satu anggota, "Cuma lecet-lecet dikit."
Randy sedikit lega mendengar kabar itu setidaknya teman-temannya baik-baik saja.
>><<
Pagi itu, suasana sekolah terasa berbeda bagi Dzikra dan teman-temannya. Begitu mereka melangkah masuk melewati gerbang sekolah, hampir setiap siswa siswi yang mereka lewati menatap mereka dengan pandangan sinis, mencibir, dan berbisik satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDY : Bad Boy is Husband [On Going]
Novela Juvenil"Gue pernah membunuh manusia tangan gue kotor dan penuh darah, lo yakin masih mau menerima gue?" Sharik Randy Megantara merupakan Ketua Vagos generasi ketiga salah satu geng motor terbesar dan terkenal di Bandung. Musuhnya ada dimana-mana termasuk m...