Me

12 4 0
                                    

Perempuan ini memang sangat misteri, aku suka misteri tapi kali ini memang benar-benar misteri, rasa yang timbul ketika bertemu dengan dirinya ini tidak biasa dan tidak mungkin rasa ini tidak ada maksudnya, i mean aku pernah merasakan jatuh cinta aku tau rasanya, tapi ini berbeda. Seperti ada sesuatu yang lebih dari cinta.

"Bagaimana kuliah mu hari ini?" tanya Laut sambil mengambilkan minum untuk Langit.

"Makasih, iyaa lancar lancar saja kok. Kamu bagaimana hari nya?" tanya Langit balik.

"Lancar juga"

"Boleh aku bertanya sesuatu?" ujar Langit.

"Boleh, silahkan"

"Kamu kerja apa kalau boleh tau?, aku tidak pernah melihat mu dan mendengar dirimu cerita kalau kamu kuliah jadi aku anggap kamu sudah bekerja, bukan bermaksud apa apa" tanya Langit sedikit gugup dan canggung.

"Haha iyaa tidak papa, aku memang kerja freelance aja, aku suka menggambar dan aku manfaatkan itu untuk mencari nafkah untuk diriku sendiri, lumayan walau tidak pasti ada setiap hari, tapi namanya rezeki tuhan selalu memberikan ku pekerjaan, aku juga mengerjakan apapun yang aku bisa kerjakan" jawab Laut tersenyum.

"Kamu wanita yang tangguh Laut, tidak tau kenapa walau aku bukan siapa siapa, aku merasa bangga pada mu"

"Biasa aja, hanya cara bertahan hidup ala aku" jawab Laut tertawa kecil.

"Aku serius Laut, gak lagi bercanda"

"Jangan gitu ah, aku jadi malu" jawab Laut wajahnya memerah.

Melihat wajahnya tersenyum, cantik dan manis nya keluar tak tertahan. Aku selalu memperhatikannya, sedetik pun tidak terlewati ketika Ia tersenyum, saat dia bahagia entah bagaimana aku juga merasakan sesuatu yang membahagiakan juga, aku ingin melihat dirinya bahagia selalu, apakah ini benar namanya cinta atau hal lain?, sulit aku untuk menjelaskan tetapi rasa ini sedikit berbeda dengan rasa jatuh cinta.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Laut membukanya dan terlihat dua orang laki laki yang berperawakan seperti preman.

"Maaf ada apa ya kak?" tanya Laut sedikit curiga.

Langit melihat dan mendengarkan dari ruang tv secara diam-diam.

"Jadi gini mba, kami bisa dibilang yang jaga daerah sini keliatan mba baru pindah kesini ya" ujar salah satu pria.

"Eh, i-iyaa" jawab Laut sambil melirik Langit yang berada di ruang tv.

Langit mengerutkan keningnya bingung "Ada apa ini" ujarnya dalam hati.

"Karena mba nya baru pindah, kami berdua di sini cuma ngasih tau, kami mau nagih uang keamanan"

"Uang keamanan apa yaa kak?, perasaan gak ada yang begitu, engga deh saya gak mau" jawab Laut sambil menggenggam pintu ingin menutupnya.

Salah satu pria itu menahan pintu nya dengan nada memaksa untuk segara membayar yang mereka minta.

Langit yang mendengarkannya, langsung datang menghampiri Laut dan menariknya ke belakang dirinya, Laut menggenggam baju Langit seperti berlindung dibelakangnya.

"Ada apa ini kok marah marah?, hm?" tanya Langit sambil menatap mereka berdua.

"Eh maaf, ini kan mba nya baru pindah ke sini kami hanya meminta uang keamanan aja" jawab pria itu.

"Hah?, setau saya gak ada yang begitu, aturan dari mana ya??" ujar Langit sedikit maju mendekat ke dua pria tersebut.

Merasa terintimidasi karena badan Langit lebih besar dan atletis dari mereka, akhirnya mereka pun mundur sambil berkata "Gak jadi kak, maaf mengganggu waktunya" lalu mereka pergi.

"Preman preman gitu harus diberi pelajaran harusnya, udah aman kamu gak di apa apain kan sama mereka?" ucap Langit yang melihat mereka pergi sambil keluar menutup pintu pagar.

"A-aku baik baik aja, terima kasih"

"Lain kali tutup aja itu pintu pagar, jangan dibiarkan di buka gitu, untung ada aku sekarang kalau mereka datang saat gak ada aku gimana?"

"Iyaa"

"Kamu pindahan?" tanya Langit.

"Bukan pindahan, emang ini rumah keluarga ku hanya saja aku lama tidak kesini aku baru beberapa bulan aku tinggal disini" jawab Laut terlihat takut.

"Hei, it's okay mereka udah gak ada, gak perlu takut gitu" ucap Langit memeluknya sekilas.

"I-iyaa" jawab Laut tersenyum kecil saat pelukan itu Ia rasakan.

Aku sadar setangguh tangguhnya Laut, dia juga butuh perlindungan, aku bisa merasakan ketakutannya tadi. Rasa ingin melindunginya sangatlah tinggi ketika dia merasa ketakutan tadi, ketika aku memeluknya dia selalu merasa tenang, aku bisa merasakannya.

"Apa kamu punya teman di sini?" tanya Langit.

"Hehe engga ada" jawabnya tersenyum.

Langit menghela nafas dan menyuruhnya masuk, serta mengunci pintunya.

"Selama ini kamu aman aja kan disini gak ada yang mengancam dirimu?" tanya Langit terlihat khawatir.

"Gak ada kok, aman Langit" jawab Laut menatap wajah nya dengan memegang pipinya.

"Syukurlah"

"Udah ah, kamu udah makan? makan dulu yuk"

Waktu berlalu, menjelang malam langit dengan keadaan jingga dan merahnya. Suasana yang tenang dan sejuk Langit yang berdiri menikmati suasana langit yang indah sore itu di depan rumah Laut.

"Kamu sudah mau pulang ya?" tanya Laut yang menghampirinya.

Langit mengangguk dan tersenyum.

"Terima kasih" ucap Laut.

"Untuk apa?" tanya Langit bingung.

"Untuk apa yang telah kamu lakukan"

"Ah biasa aja itu, hanya preman preman kecil" ujar Langit merasa itu yang dimaksud Laut.

Laut hanya tersenyum, padahal bukan itu saja yang dimaksud dari permintaan maafnya, tapi dia diam saja dan merasa cukup puas melihat Langit reaksi ketika dia meminta maaf.

"Jangan lupa kamu tutup ini pintu pagar, hati hati kunci semua pintu dan jendela rumah, oke?"

"Iyaa, gak akan lupa" jawab Laut tersenyum.

Sambil mengelus kepala Laut sekilas, Langit tersenyum dan berkata "Sampai jumpa besok, cantik"

Wajah Laut memerah malu, menahan senyuman dan salah tingkahnya, dia melambaikan tangannya ke Langit yang berjalan pergi dari rumah nya. Laut pun masuk ke rumah dan mengunci pintunya, dengan raut wajah senang dan malu menjadi satu.

Ketika hendak pergi ke kamarnya, Laut melihat jaket milik Langit yang tergeletak di atas meja depan tv.

"Eh, jaketnya ketinggalan" ucapnya mengambil jaket itu dan reflek menciumnya.

"Wangi ini, ciri khas sekali. EH IYA AKU HARUS MENGEMBALIKAN NYA" ujar nya sambil bersiap siap untuk mengejar Langit.

Tanpa berpikir panjang, niat Laut langsung ingjn mengejarnya atau menghampiri langsung ke rumahnya kalau tidak sempat. Tetapi yang dia tidak ketahui adalah.

*Suara nada dering telpon

"Halo bre, tugas UAS kita bentar lagi kelar kita gas aja gak malam ini? ke kosan gw aja Lang"

"Ah oke oke, otw gw lagi bus ini deket juga sama kosan lu" jawab Langit yang sedang di bus.

Laut sudah menaiki bus dengan jurusan yang ke arah rumah Langit tetapi tidak mengetahui kalau Langit tidak pulang ke rumahnya. "Sepertinya aku gak sempet deh, mungkin dia sudah di rumahnya" ucapnya sambil menggenggam dan memeluk erat jaket itu.


To be continued

Terima kasih yang sudah membaca dan jangan lupa bintang nya yaa🥺🙏

DoppelgängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang