You

16 5 1
                                    

Hujan mulai mereda dan kondisi Laut mulai membaik, Ia sedang menikmati tontonan di televisi dengan memakan beberapa cemilan yang diberikan oleh Langit tadi. Langit yang sedang mengerjarkan tugas di samping ruang tv tempat Laut berada, pangling dengan melihat kecantikan Laut yang lagi begitu lahap memakan cemilan dan fokus menonton televisi.

"Langit, aku tau kamu melihat ku dari tadi" ucap Laut yang masih fokus dengan acara tv yang dia tonton.

"Tidak, aku sedang mengerjakan tugas ini" 

"Alasan saja kamu" ujar Laut tersenyum.

Langit hanya tersenyum dan melanjutkan apa yang sedang dia kerjakan. Laut yang melihatnya terlalu fokus dengan laptop itu, dia pun menghampirinya dan melihatnya dari belakang ke arah laptopnya.

"Apa yang sedang kamu kerjakan?" tanya Laut.

"Tugas ku yang akan dikumpul senin besok" jawab Langit masih dengan fokus ke arah layar laptop.

"Ada yang bisa ku bantu?" tanya Laut.

"Tidak ada kok, ini bentar lagi selesai, ada apa?" tanya Langit.

"Aku hanya bertanya" jawab Laut sambil memeluk Langit dari belakang.

Langit kaget dengan pelukan yang dia terima dari Laut, canggung sekali keadaan itu hingga Langit hanya terdiam dan tak berkata apa apa hanya mengelus tangannya, Laut akhirnya kembali ke depan tv dan rebahan di sofa. Langit melihatnya sambil tersenyum merasakan seperti mendapatkan sesuatu yang dia cari selama ini, apakah itu cinta? tetapi dia juga masih merasa aneh karena mereka baru saja bertemu tetapi seperti sudah lama sekali dekat dan akrab.

Sore hari nya, Langit mengantarkan Laut untuk pulang kembali ke rumahnya. Di tengah perjalanan Laut meminta untuk mampir dahulu di sebuah bazar makanan di dekat halte kedua sebelum halte dekat rumah Laut. Mereka akhirnya berjalan-jalan di gerai-gerai makanan itu, mencicipi beberapa makanan sambil bercerita satu sama lain. Akhirnya setelah membeli apa yang Laut inginkan mereka lanjut menaiki bus menuju rumah Laut.

"Aku sungguh bahagia bertemu dengan mu Langit, tolong jangan tinggalkan aku" ujar Laut yang bersandar di pundak Langit yang berada di sampingnya, yang ternyata dia sedang tertidur.

Sejenak Langit kaget melihat dia yang ternyata tertidur dan mengucapkan itu, karena Langit pernah mendengar kata kata "Terkadang isi hati akan keluar saat kita mengigau saat tertidur".

Setibanya di halte dekat rumah Laut, Langit pun membangunkannya "Hei, bangun kita sudah sampai". Laut dengan keadaan yang masih mengantuk pun berdiri dengan dituntun oleh Langit, mereka berjalan perlahan menuju ke rumahnya, Laut yang masih memegang tangan Langit dengan keadaan setengah sadar baru bangun tadi berkata "Apa kamu mau tinggal dirumah ku lagi?, kali ini boleh tidur di kamar ku".

"Heh?? tidak tidak perlu, aku nanti ngerepotin kamu, nanti jam 7 aku akan pulang" jawab Langit yang kaget, dalam benak Langit "Ini perempuan aneh aneh aja dah".

Dengan keadaan kecewa Laut melepas genggaman atau pelukan dari Langit dan berjalan lebih cepat hingga membuat Langit sedikit tertinggal. "Aduh ini kenapa, marah dia?" ujar Langit dalam benaknya bertanya kepada diri sendiri. Sesampainya di rumah, Laut membuka pintu dan tanpa sekata pun dia dari tadi tidak berbicara.

Langit mulai khawatir kalau dia bakalan marah kepadanya karena selalu membelakangi dirinya dari semenjak dia melepaskan tangannya, tetapi tiba-tiba Laut mengatakan "Sebelum pulang, makan dulu ya"

Langit hanya mengangguk dan meng iya kan, tanpa mengetahui, kalau Laut yang sedang membelakangi dirinya itu sedang meneteskan air mata, menangis dan segera pergi ke kamarnya tanpa sekata pun.

Apa yang sebenarnya terjadi kepada Laut?

Pukul 8.46 PM, sudah mulai larut malam. Langit bersiap dan bergegas untuk pulang ke rumahnya, Laut menghampiri dan memeluknya sambil berkata "Hati hati", kaget untuk kesekian kalinya Langit hanya tersenyum dan berkata terima kasih.

Laut berdiri di depan pintu, sambil melambaikan tangan, tidak sedetik pun dia menoleh dan bergerak dari depan pintu rumahnya, menunggu Langit benar benar pergi sambil tersenyum dia meneteskan air mata karena tidak kuat menahan, akhirnya dia kembali ke dalam rumahnya.

Keesokan harinya

Siang hari setelah Langit selesai dari kelas. Dia dihampiri oleh sahabat perempuannya bernama Yana dan mengajak makan siang bareng, mereka memang dekat sejak mereka SMA, dengan berpikir panjang karena keadaan lapar juga Langit pun menyetujuinya dan mereka pun makan siang bareng di resto dekat kampus mereka.

Setelah mendengar semua cerita tentang Laut dari Langit, Yana sangat kaget dan heran "Gw pikir, dia sepertinya memang jodoh lu".

"Wow wow terlalu cepat menyimpulkan belum ada seminggu bertemu dengan nya" jawab Langit yang sedikit gengsi.

"Dia benar benar menyukai lu Langit, menurut gw ya, dia itu seperti sudah mengincar lu sejak lama, dari apa yang dia lakukan dari semua cerita yang lu ceritakan, gw yakin dia sudah lama memantau lu dan suka kepada lu" jelas Yana.

"Gila?, dia nguntit gw apa? tapi masuk akal juga sih" balas Langit sambil mengelus kepala nya.

"Coba lu tanya aja, kalau kalian ketemu lagi"

Langit benar benar memikirkan perkataan Yana, apakah benar begitu atau ini hanyalah kebetulan. Dan akhirnya setelah makan siang Langit dan Yana berpisah, Yana kembali ke kampus dan Langit menuju ke halte dan menaiki bus yang jurusan mengarah ke rumah Laut.

Sampai di depan gang dan taman yang kemarin di dekat rumah Laut, sambil memerhatikan sekitar. Ketika berjalan menuju ke arah rumahnya, Langit berhenti sejenak melihat anak kecil yang terjatuh dari sepeda nya dan tiba tiba Laut datang menolongnya, dan mengobati luka nya.

Dari kejauhan Langit sedikit bersembunyi dan hanya melihatnya jarak yang lumayan jauh sambil tersenyum memerhatikan Laut yang menolong anak kecil itu.

Saat Laut sudah mengobati dan mengantarkan anak itu ke rumahnya di dekat situ, akhirnya Langit menghampirinya dan menyapanya.

"Hai"

"Langit?, wow aku tidak menyangka kalau kamu akan datang lagi" jawab Laut sambil tersenyum, merapihkan alat P3K yang dia gunakan tadi.

"Kamu orang yang sangat peduli akan sekitar yaa" ujar Langit.

Laut sontak terdiam menggenggam erat kotak P3K yang di tangan nya itu sambil menahan air mata hingga mata nya berkaca-kaca.

"Ada apa Laut?" tanya Langit melihat Laut yang seperti diam mematung.

"Ah tidak papa, ayo sini masuk" jawab Laut sambil diam diam mengelap air mata nya.

"Kalau ada sesuatu, kamu bisa menceritakannya kepada ku, aku siap mendengarkannya" ujar Langit.

"Yeah, thanks. Aku sangat hargai itu" jawab Laut.

"Ada yang membuat mu sedih kah?" tanya Langit kembali.

"It's okay, selagi ada kamu disini aku baik".







To be continued

Terima kasih yang udah membaca and please bintangnyaa🥺🙏

DoppelgängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang