Lelah..

120 12 3
                                    

Kakuchou tersenyum saat sifat nakal dari Izana mulai timbul, "kau ini..." Kakuchou mencium pipi pria kecil yang berada di hadapannya itu.

Izana tersenyum dengan pipinya yang memerah, "apa... kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Izana tiba-tiba. Kakuchou yang awalnya tertawa dan terlihat dengan mood yang bagus berubah seketika.

Kakuchou melepaskan pelukan Izana darinya, ia terdiam dengan tatapan yang tidak pernah Izana lihat sebelumnya, "kenapa? aku hanya..." ucap Izana.

Kakuchou tersenyum pahit saat memutar balik ingatan nya tentang dirinya yang dahulu. Betapa ia benci dengan pria dihadapannya dan mencari cara agar ia mati. Kedua orang tuanya juga telah mengetahui itu namun yang membuat Kakuchou bingung adalah keduanya tidak pernah mempermasalahkan kehadiran pria itu di hidupnya.

Kakuchou tidak menatap Izana, "sebaiknya kau tidak perlu tahu"

BRAKK!!

Suara pintu tertutup dengan kencang terdengar hingga memenuhi satu ruangan, Izana terkejut dengan sikap Kakuchou yang berubah total, "kenapa dia?" Izana membaringkan tubuhnya kembali, ia melihat ke arah langit-langit, "apa karena aku ingin membunuhnya?"

Izana menutup wajahnya menggunakan lengannya, ia berusaha untuk tidur dengan kondisi yang tenang. Namun entah mengapa ia merasakan sesuatu yang ganjal dengan sikap Kakuchou yang berbeda dari biasanya.

Pandangannya mulai menggelap, ia mulai terlelap karena rasa lelah yang menyelimuti tubuhnya.

___KILAS BALIK___

Kedua anak kecil yang tengah membuat istana salju dengan canda tawa riangnya. Taws lepas yang keluar dari mulut keduanya tanpa ada rasa beban, "kenapa kau mau bermain dengan anak yang memiliki usia lebih muda denganmu? apa kau tidak risih?" ucapnya tanpa melihat siapa yang sedang diajak bicara.

Izana melihat anak yang lebih muda darinya, ia tersenyum dengan lembut, "jangan bercanda~" Izana berdiri dari duduknya, ia membersihkan tubuhnya yang ditempeli salju. Izana menjulurkan tangannya untuk membantu anak itu berdiri.

Kakuchou yang saat itu masih sangat kecil sangat mengagumi kebaikan Izana, ia selalu berusaha untuk mengikuti kemanapun Izana akan pergi, dan mengikuti apapun yang dilakukan oleh Izana dengan senyuman manisnya.

"aku pulang dulu!" ucap Kakuchou kecil.

Izana tersenyum dan menunduk saat melihat kedua orang tua Kakuchou. Senyuman itu dibalas oleh keduanya. Izana pun berbalik badan untuk kembali pulang, senyuman cerianya menghilang begitu saja karena ia harus berhadapan dengan ayahnya yang mungkin hampir membunuhnya kali ini karena ia bermain terlalu lama dan belum kembali hingga petang tiba.

Benar saja, saat Izana kembali tendangan meluncur di perutnya. Izana tersungkur sambil memegangi perutnya, "ughh~" Ia melihat ke arah pria yang tadi menendangnya.

Izana menundukkan wajahnya saat tendangan lain muncul dan mengenai tubuhnya, kedua adiknya hanya bisa melihat dan parahnya Kakak nya belum kembali sehingga pria itu tidak akan berhenti memukulinya.

Izana memuntahkan cairan merah karena tendangan mendarat di perutnya, Izana membelalakkan matanya karena berusaha untuk tidak teriak agar kedua adiknya tidak terlalu memikirkan kondisinya.

Ia melihat kedua adiknya yang ingin menolong namun tidak berani. Izana tersenyum dan matanya mulai menggelap karena rasa sakit itu. "HAH?!"

__KEMBALI__

Izana terbangun dari tidurnya, ia melihat sekitar dan memegang kepalanya. Pria kecil dengan wajah yang buram begitupula dengan orang yang memukulinya, namun ia bisa langsung menebak bahwa itu adalah ayahnya.

Ia melihat langit luar yang mulai seperti menggelap menandakan bahwa ia tidur hingga petang dan ia tidak sadar itu. 

Tubuhnya mengeluarkan keringat cukup banyak, ia mengusap keringat yang bercucuran di dahinya. Izana menetralkan nafasnya, "siapa anak itu? bagaimana aku bisa lupa?" Ia menghela nafas.

Izana memegang kepalanya yang terasa sakit. Namun dengan tiba-tiba Kakuchou keluar dari kamar mandi yang tersambung dengan kamar dirinya hanya menggunakan handuk di pinggang dan sedang mengeringkan rambutnya.

"kau kenapa?" tanya Kakuchou. Izana terkejut tentunya dengan kehadiran pria itu tiba-tiba. Izana langsung menghela nafasnya saat melihat siapa yang berdiri dan menanyai keadaannya.

Izana memegang dadanya saat terkejut, "hahhhh! aku pikir siapa! SEDANG APA KAU?!" teriaknya. Kakuchou tentunya bingung  dengan pertanyaan Izana, "ini kamarku, dan aku menggunakan kamar mandiku" 

Izana yang mendengar alasan itu langsung memerah dan menutup wajahnya, "ya-yasudah! gantian!" Izana masuk ke dalam kamar mandi itu dengan pipi yang memerah.

Kakuchou tersenyum melihatnya, "lucu sekali" 

BRAKK!!

Izana membanting pintu kamar mandinya karena merasa malu, ia berdiri dan bersender di belakang pintu kamar mandi dengan wajahnya yang masih memerah karena malu.

Izana menghidupkan sower dan berdiri di bawahnya tanpa melepas pakaian, ia jongkok dan menutup wajahnya. Rasa lelah masih menyelimuti tubuhnya dan parahnya ia tidak mengetahui kondisi Chifuyu yang saat itu masih berada di ruang interogasi Kakuchou.

Ia menghela nafasnya dan memegangi perutnya, "anak ini..." Ia teringat kedua adiknya karena mimpinya itu, "apakah mereka baik-baik saja?" 

Izana juga masih memiliki bayi di dalam tubuhnya, ia tetap memikirkan bagaimana cara membunuh anak di dalam tubuhnya dan itu sangat mengganggunya, "anak ini tidak bisa hidup."

Izana melihat gelas kaca yang dipakai untuk mereka berkumur-kumur di sana, ia mendekati gelas itu dan menjatuhkannya ke lantai. Izana mengambil potongan kaca igtu dari lantai, ia menatap pecahan kaca yang berada di lantai.

Terdengar ketukan pintu dar luar dan kemungkinan besar itu adalah Kakuchou. Izana melihat pintu yang diketuk, "jika..."

Ia kembali ke sower yang mengalir dengan tangan yang sudah mengeluarkan darah, "tidak ada yang peduli juga..." Tatapan mata kosong dari Izana sudah cukup untuk menjelaskan apa yang akan Izana lakukan.

BRAKK!!

Kakuchou bisa melihat tetesan darah dari tangan dan kaki Izana. Mendengar dobrakkan pintu itu, Izana membalikkan tubuhnya dan bisa melihat wajah terkejut Kakuchou yang melihat kondisinya. 

Kakuchou melihat bagian mulut hingga dagu Izana yang sudah mengalir darah, dan kemeja putih Izana ditutupi cairan merah terutama bagian perutnya, warna darahnya begitu pekat. Izana oleng, namun Kakuchou langsung menangkapnya.

Kakuchou mengeluarkan ponselnya untuk memanggil ambulans. Sementara Izana berusaha mengingat siapa pria yang dihadapannya.

Izana membelalakkan matanya, "aku... ingat..." Izana memegang pipi Kakuchou yang sedang memanggil ambulans, ia mengangkat tubuh itu dan berlari ke depan rumahnya.

Izana menatap pria itu, "hitto..."


TBC 
Haloo semuaaa!! Semoa suka yaa! Makasih yang udah bacaa.
Jangan lupa vote or komen!
Dadaaa🍃🍃🍃

You are Only Mine and Always be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang