Kakak?

58 7 2
                                    

3 bulan berlalu.

Izana berjalan lebih dahulu dan Kakuchou mengikuti dirinya. Senyuman terukir di wajah Izana, festival musim dingin yang selalu digelar setiap tahunnya.

Nafas Izana yang berhembus dapat terlihat karena hawa dingin. Kedua kaki itu terus melangkah untuk pergi ke kios-kios yang menjual mainan, makanan, dan beberapa barang lain.

Ia mendekati penjual kapas. Dengan mata berbinar dirinya, ia terus melihat kapas yang sedang dibuat itu. Kakuchou yang melihat tingkah kekasihnya itu tersenyum, "satu" ucapnya. Paman penjual kios itu segera menyiapkan pesanan keduanya dengan cepat.

Penjual itu memberikan gula kapas yang berukuran besar. Perasaan senang muncul. Apalagi akhirnya Kakuchou memperbolehkan dirinya bertemu dengan Emma dan Mikey.

Keduanya menunggu di tempat duduk taman yang disediakan. Kakuchou menatap Izana yang memakan gula kapasnya dengan begitu gemas, "lucu sekali.." gumamnya pelan. Izana tidak bisa mendengar suara pelan itu karena keramaian di festival saat itu.

Gula kapas itu pada akhirnya habis, raut wajah senang dirinya berubah menjadi sedikit sedih. Kakuchou berniat untuk membelinya lagi. Tapi Izana menolak karena kedua adiknya sudah perjalanan ke taman. Dirinya juga tidak ingin kedua adiknya itu sedih karena tidak bisa melihat dirinya.

"Aku di sini saja.. lagian, penjaga mu juga diam-diam mengikuti kita dari tadi. Apa yang perlu kau takutkan?" ucapnya datar. Kakuchou tersenyum mendengar itu, dia juga tidak berniat untuk menyembunyikan fakta bahwa ia adalah orang yang posesif.

Kakuchou berjalan menuju kios kecil yang dikelilingi anak-anak, "satu."

Izana menunggu Mikey dan Emma sembari memainkan ponselnya yang diberi oleh Kakuchou. Ponsel itu tentu memiliki pelacak yang ditaruh oleh Kakuchou. Ponsel miliknya dulu telah dibuang oleh Kakuchou karena memiliki kontak rekan pembunuhnya. Bagaimanapun, Kakuchou adalah seorang mafia yang harus partisipasi setiap saat.

Kedua rambut pirang yang mencolok itu dapat terlihat, pakaian merah muda Emma dan pakaian tertutup Mikey yang sangat membuatnya lega bertemu mereka. Senyuman di wajah Izana semakin lebar, "Emma! Mikey!" Mendengar suara yang memanggil itu, kedua oknum yang memiliki nama itu melihat ke arah sumber suara. Emma segera berlari mendekati Izana. Izana memeluk adiknya itu, ia mengusap kepala belakang adik perempuan yang sudah lama tak berjumpa dengannya.

Berbeda dengan Mikey yang hanya diam saja saat melihat Kakuchou yang berdiri tidak jauh dari sana setelah kembali membeli gula kapas itu. Kedua matanya membelalak melihat pria itu.

"Apa dia..?" Mikey menatap pria yang jauh lebih tinggi darinya itu. Tubuhnya membeku, tidak bisa melangkah atau menggerakkan tubuhnya.

Keringatnya mulai berjatuhan, "ka-kau.." Izana menatap heran adik lelakinya itu. Ia melepas pelukan Emma dan mendekati Mikey, "ada apa?" Mikey dengan nafas nya yang mulai memburu langsung mencengkeram pundak Izana, "kakak.. apa kau serius?" Kedua matanya menatap pria itu, lalu kembali menatap Izana, "dari sekian banyaknya alpha... Kenapa dia?!" Kakuchou hanya berdiri dengan senyuman miring dengan jari telunjuk ia tempelkan di depan mulutnya.

"Shhttt.." Izana menatap Kakuchou dengan heran. Adik lelakinya begitu ketakutan melihat pria itu, "ka-kau! Kakak?! Dia hitto!" Dengan keberanian yang akhirnya muncul. Ia mendekati Kakuchou.

"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?! KITA SUDAH LEPAS HUBUNGAN!" teriaknya. Nada suaranya perlahan turun, "kau.. menghantui hidupku selama ini!"

Senyuman terukir di wajah Kakuchou. Ia mendekati pria kecil itu dan membisikkan sesuatu padanya, "heyy~ kakak mu menyukai diriku.. bahkan tubuh kecil ini, tidak sanggup untuk menanggung cinta kakakmu padaku." Mendengarnya, Mikey menggertakkan giginya. Begitu geram saat mendengar itu.

"Aku.. sudah memakai tubuhku! Kenapa harus kakakku?! Kak Shinichiro mati karena mu! Dan sekarang?.. hehh, apa lelaki bertubuh besar yang bernama Ryuguji Ken itu tidak melaporkan apapun padamu?.. SELAMA SETAHUN INI AKU SELALU MEMAKAI TUBUHKU UNTUKNYA! DAN KAU MERUSAK PERJANJIAN ITU!"

"Hey hey.. kau harusnya katakan pada pria itu, bukan aku~ dia tidak melaporkan apapun padaku.. aku bisa apa? Jalang~"

Mikey menjadi geram. Ia menarik tangan Izana dan membawanya pergi dari sana. Namun keduanya justru dihalangi oleh para penjaga Kakuchou, "tch! Mengganggu, dasar budak!"

Izana merasa sesuatu yang menarik tangan dirinya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Kakuchou yang sedang tersenyum melihat ke arahnya, "hey? He's mine.. who're you?"

Mikey mengerutkan keningnya. Giginya sedikit menggertak saat pria itu merangkul pinggang Izana, "lalu untuk apa kau melakukan semua itu?!" teriaknya.

Dirinya cukup menarik perhatian orang di sekitar dirinya. Izana berusaha menenangkan Mikey, namun ia tidak mengetahui akar masalah yang sebenarnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?.."

Mikey dengan cepat langsung berteriak, "apa kau ingat kebakaran rumah yang terjadi?! Apa kau ingat kebakaran yang menewaskan kak Shinichiro?!" ucapnya dengan suara yang kencang. Izana mengerutkan kening dan sedikit memiringkan kepalanya, "apa maksudmu?"

Kepalan tangan Mikey mengencang. Telapaknya memutih karena efek kencang dari genggaman itu. Nafasnya memburu, "kak?" Ucap Emma.

Seketika perasaan marah yang menyelimuti tubuh Mikey menjadi buyar saat Emma memanggil dirinya dan menyentuh lengannya.

Mikey menyentuh tangan Emma, ia tersenyum, "hahhh..." Helaan nafas dapat terdengar. Mikey menatap kembali kedua pasangan yang ada di hadapannya. Alisnya kembali berkerut dan matanya yang menatap tajam.

Tatapan matanya beralih ke arah Izana seorang, "jangan temui kami sebelum kau melepaskan pria itu... Dan anak itu? Hehh" senyuman mengejek muncul di wajah Mikey. Ia menatap Izana dengan tatapan merendahkan dirinya, "apa dirimu.. mengandung anaknya?"

Suara dan nada Mikey, sedikit memicu timbulnya perasaan marah yang ada di dalam tubuh Izana. Dari awal, ia tidak pernah menginginkan mengandung anak dari pria yang ada di sampingnya.

Mikey kembali membuka suaranya, "jangan.. menemui diriku dan Emma, pelacur" Izana membelalakkan matanya, tak percaya bahwa adik yang begitu dekat dengannya berbicara seperti itu. Mikey membalikkan tubuhnya sembari menggandeng tangan Emma.

Izana melihat ke arah keduanya yang berbalik arah untuk meninggalkan dirinya. Ia dengan refleks menggenggam tangan Emma namun langsung di hempas oleh Mikey, "jangan menyentuhnya.." ucap Mikey.

"Se-setidaknya.. jelaskan apa maksud dirimu, Mikey! Aku tidak mengerti.. dan, aku adalah kakaknya!" kedua mata Izana memperlihatkan kekhawatiran yang muncul dalam dirinya.

Mikey berbicara tanpa membalikkan tubuhnya, suaranya merendah, dan genggaman di tangan Emma semakin mengerat.

"Kakak? Aku tidak memiliki kakak seorang pelacur"

TBC!!
Makasih support kalian ya!! Author beneran kebantu bangett... Thank youu
Jangan lupa Vote or Komen ya!!
Dadaaa 🍃 🍃 🍃

You are Only Mine and Always be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang