Deru nafas lembut dapat terdengar di ruangan itu. Pria kecil yang tertidur pulas tanpa memikirkan segala yang ada di sekitarnya. Kakuchou berdiri di samping ranjang pria kecil itu, ia melihatnya dengan tatapan tajam dengan tangan yang menggenggam sebuah belati kecil.
Diayunkan tangannya, hingga belati itu berada tepat di atas wajah pria kecil yang sedang tertidur nyenyak karena bantuan obat tidur. Belati itu berhenti tepat di hadapan wajah itu. Begitu dekat, sampai-sampai jika Kakuchou menurunkan tangannya akan mengenai kepala pria kecil itu.
Kakuchou menghela nafasnya, ia menarik kembali tangannya dari hadapan Izana yang sedang tertidur. Izana merasa sesuatu yang aneh mengganggu tidurnya, ia mengerang di dalam tidurnya.
Suara langkah kaki menghentak terdengar di ruangan hampa itu. Seorang wanita dengan gaya pakaian Sheath dress yang membuat tubuh rampingnya terlihat. Rambut berwarna pirang terang dan wajah putih mulus yang menawan tanpa ada kerutan terlihat dari jarak jauh.
Kakuchou melihat orang yang masuk ke dalam kamarnya itu tanpa izin darinya. Wanita itu menodong pistol ke arahnya, "aku hanya membalas dendam.." lirih Kakuchou dengan tatapan mata melihat ke arah belati yang ia pegang.
Wanita itu tidak menurunkan pistol itu sekalipun, ia justru semakin mendekat agar pistol itu lebih dekat dengan bidikannya, "letakkan" Suara wanita itu menggema di ruangan yang tertutup itu, terdengar mengerikan dengan nada tegasnya.
Belati itu dijatuhkan ke lantai oleh Kakuchou, membuat kebisingan yang singkat namun cukup membuat Izana terbangun dari tidurnya dan langsung terkejut dengan keadaan yang sudah memanas di ruangan itu, "ka-kalian.."
Rasa ketakutan dan keterkejutan menjadi satu. Izana tidak pernah membayangkan situasi yang terjadi antara ibu dan anak.
Pergerakan Izana membuat darah naik di selang infus yang ia gunakan. Detak jantungnya berdebar kencang karena keterkejutan, ia melihat belati yang terjatuh di lantai dengan keringat yang sudah bercucuran di pelipisnya.
Rasa sakit dan nyeri kembali terasa di luka yang terjadi akibat tusukan, "ughh~" rintihnya. Ibu dan anak yang ada di samping tempat tidurnya, tidak melirik sama sekali ke Izana. Ide buruk muncul di benak Izana, ia melihat pintu yang terbuka dan memiliki rencana untuk lari dari sana.
Izana perlahan turun dari kasurnya dan langsung melepaskan infus yang ada di tangannya dengan paksa hingga membuat darah segar mengucur dan menyebar diselimut kasur yang ia tiduri tadi, ia dengan sedikit sempoyongan berlari dari ruangan yang akan membuatnya terkurung dan tidak akan bebas.
Ibu dan anak itu terkejut dengan hal nekat yang dilakukan oleh Izana.
Kakuchou mengepalkan tangannya karena geram, "mama.. kenapa?" Tanyanya. Ibu Kakuchou berdiri melihat pintu yang terbuka dan tetesan darah yang ada di sana, "...."Ibu Izana melihat ke arah Kakuchou, "ada hal yang tidak kau ketahui.. dan tidak boleh kau ketahui" Ibu Kakuchou berjalan keluar dengan langkah cepat, ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon orang yang berada di ponsel itu.
Kakuchou hanya melihat ibunya yang keluar mencari Izana, ia berjalan ke arah kaca dan melihat Izana yang berlari dengan sedikit pincang. Senyuman terukir di bibir Kakuchou, "aku akan menemanimu.. dan teruslah tersiksa dalam hidupmu."
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Nafas yang tersengal-sengal. Izana bersembunyi di sebuah bangunan yang Reok di tengah keramaian kota. Wajahnya pucat, dan darah terus mengalir di tangan juga perut yang baru saja di jahit itu.
Dadanya naik turun begitu cepat, ia merasa cepat lelah dari biasanya dan parahnya, ia tidak memiliki ponsel untuk menghubungi siapapun. Rasa lelah menumpuk menjadi satu.
Izana menekan perutnya yang terus mengeluarkan cairan merah tanpa henti, "aku.. harus.. membunuh anak ini! Cough!" Izana terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya, ia bersandar kembali ke dinding untuk mengambil nafas, "ahh~ Mikey.. Emma.."
Air mata mulai membasahi pipi Izana, ia mencoba untuk berdiri dan berlari kembali untuk pulang. Namun tubuhnya sangat lemah karena darah yang keluar terus menerus dari tangan dan perutnya, "sial!"
Suara langkah kaki terdengar dari belakang tubuh Izana, ia melihat ke arah belakang, ia dapat melihat Kakuchou yang berjalan mendekatinya, "babe? Jangan lari lagi.. i will always be able to..." Izana sudah tidak mendengar suara dari orang itu, ia melihat ke arah belakang untuk memastikan kembali, namun sudah tidak ada orang di belakangnya. Rasa lega pun menghampirinya walau hanya sesaat.
"Find you~" Izana kembali dalam posisinya dan ia begitu terkejut melihat Kakuchou yang sudah berada di hadapannya dengan senyuman sadis dirinya yang biasa ia pakai untuk membunuh atau menyiksa seseorang.
Ketakutan kembali muncul, "heuk!" Izana menutup matanya agar tidak melihat orang itu, ia memalingkan wajahnya sembari mengigit bibir bawahnya, "hmmphh.." Air mata terus mengalir di wajah Izana, membuat kesenangan bertambah dalam diri Kakuchou.
Kakuchou tersenyum, ia memegang dagu Izana menggunakan jari telunjuk dan jempolnya, "mengapa menangis? Ahh~ aku tahu.." ucapnya dengan senyuman.
Tangan Kakuchou yang lain menyentuh baju yang terdapat darah paling pekat, ia menekan baju itu hingga membuat Izana membelalakkan matanya karena terkejut dan rasa sakit, "akh! Hentikan!" Tangan Izana berusaha menghentikan tangan Kakuchou yang menekan perutnya. Izana kembali memuntahkan darah dan mengotori celana Kakuchou.
Pria itu terus tersenyum saat melihat kekasih kecilnya merasa kesakitan. Kedua jari yang awalnya berada di dagu itu kini mencekik leher Izana dengan kencang. Senyuman semakin lebar terlukis di wajah tampan itu.
Nafas Izana mulai menipis wajahnya sangat pucat, dan disaat-saat pandangannya mulai menggelap, Kakuchou melonggarkan tangannya dari leher itu, "hm? Jangan pingsan.. aku masih harus bersenang-senang"
Kakuchou menggendong Izana yang sudah lemas dan tak berdaya itu dengan gendongan ala bridal style. Kakuchou berjalan ke arah mobil hitamnya yang terparkir di luar gedung Reok itu.
"Dengar aku.. Wherever you go... I can always find you~"
TBC
Haloo semuaa! Jujur nih, author nulis ini agak serem juga.. hehe
Makasihh bangett buat kalian!!
Jangan lupa Vote or Komen!!
Dadaaa🍃🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Only Mine and Always be Mine
Acakkisah pembunuh bayaran yang bertugas untuk membunuh mafia oleh bos nya kebingungan melanda dirinya. Sebab, bagaimana mungkin dirinya yang tidak memiliki kuasa dan hanya pembunuh bayaran biasa dapat membunuh mafia yang derajat nya di atas rata-rata d...