Tergeletak seorang pria dengan perut hamilnya yang sudah membesar, wajahnya merah dan anal nya penuh dengan cairan putih hingga perut ramping itu tidak dapat menampung cairan kental itu.
Pria itu terus mencari pasokan udara untuk bernafas. Rasa lelah dan nikmat yang memuncak membuat tubuhnya begitu kelelahan, bahkan untuk bangkit dari tidurnya ia kesusahan.
Ia diangkat oleh seorang pria yang diduga meniduri dirinya hingga seperti itu, "aku hanya keluar sedikit. Lihatlah dirimu, kau begitu berantakan~" Kakuchou meletakkan pria yang bertubuh lemas itu di ranjang.
Kakuchou kembali melebarkan kedua kaki Izana. Senyuman terlukis di wajahnya, ia memasukkan miliknya dengan sekali hentak ke dalam lubang yang penuh dengan cairan kental miliknya sendiri.
"Ah~ he-hentikan.." kedua mata Izana memburam dan mulai menjadi gelap, ia pingsan setelah di gempur habis-habisan oleh Kakuchou. Tubuhnya lemas tak berdaya di saat Kakuchou melanjutkan kegiatan memuaskan nafsu yang ia tahan selama 6 bulan karena kehamilan Izana.
Kedua alis Kakuchou mengerut saat merasakan klimaksnya akan tiba, ia mencengkram tangan Izana dan menariknya. Pinggulnya semakin cepat bergerak, ia melepas tangan Izana yang sudah lemas itu lalu meremas paha Izana.
SPLURTTT
Kakuchou keluar dalam tubuh Izana, "ahh~!" Ia melepaskan miliknya dari tubuh Izana. Matanya tertuju ke arah wajah Izana yang sudah tidak sadarkan diri. Ia tersenyum lembut dan hangat, "benar.. you're mine"
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Izana membuka matanya perlahan, ia melihat ke arah tubuhnya yang sudah berganti pakaian. Tubuhnya terasa berat karena mengandung bayi yang berada di dalam kandungannya.
Izana perlahan turun dari ranjangnya, ia berjalan ke arah kamar mandi dengan sedikit pincang. Tubuhnya berpegangan pada dinding agar ia tidak terjatuh. Berat pada tubuh bagian depan ditambah anaknya yang terasa sakit begitu menyiksa dirinya.
Sudah berkali-kali ia melarikan diri, namun tetap saja kegagalan juga selalu berada di hadapannya. Izana selalu dapat ditemukan oleh Kakuchou, hingga menyerah adalah satu-satunya pilihan.
Izana juga sudah hampir satu tahun tidak bertemu kedua adiknya. Rasa kesal dan kemarahan tentu muncul, bagaimanapun ia adalah seorang kakak yang memenuhi hidup adik-adiknya. Beruntung Kakuchou masih mau membayar uang kuliah Mikey dan sekolah Emma.
Rasa lelah menyelimuti tubuhnya, ia memegang perut dirinya yang terasa berat itu. Izana berjalan ke arah wastafel yang terdapat kaca di sana, ia melihat leher dirinya yang penuh dengan tanda kepemilikan. Izana membuka kancing baju yang ia pakai, melihat ke arah tubuhnya yang penuh dengan gigitan hingga ada yang sampai membiru karena kerasnya gigitan Kakuchou.
Ia menghela nafas, "mau mati, tapi punya adek.. sialan sekali hidupku" Izana melepas bajunya, ia berdiri di bawah shower air yang terus mengalir.
Kedua matanya tertuju pada perut dirinya yang sudah sangat besar, "anak ini sudah tidak mudah digugurkan." Izana menjambak rambutnya menggunakan salah satu tangan dirinya, pikirannya kalut tentang bagaimana cara dia untuk kabur dan membunuh bayi yang berada di perutnya.
Izana mematikan shower yang mengalir itu, ia memakai handuk baju untuk mengeringkan tubuhnya. Pintu kamar mandi ia buka. Matanya lantas melihat pria yang sedang tidur tanpa baju, ia hanya memakai celana dirinya saja.
Izana teringat dengan malam kemaren, di saat Izana baru pulang check up bersama Kakuchou. Sebenarnya tidak ada masalah, namun sang dokter justru berkata bahwa ...
"Keadaan tubuhnya sudah sangat membaik dari sebelumnya. Janinnya juga tidak selemah saat kalian check up sebelum ini... Perkembangannya begitu hebat! Setidaknya, kau sudah bisa berhubungan dengannya." ucap dokter itu. Dokter itu adalah dokter pribadi keluarga Kakuchou, tidak heran jika dia tidak takut dengan Kakuchou karena dialah yang merawat Kakuchou dari Kakuchou masih berada di bangku sekolah.
Perkataan itu membuat semuanya menjadi malapetaka. Izana digempur habis-habisan oleh Kakuchou yang sudah menahan nafsu dirinya selama 6 bulan.
Ia mendekati pria yang sedang tertidur itu, hawa membunuhnya semakin meningkat. Kedua matanya berubah menjadi tajam, ia mengepalkan telapak tangannya dengan kencang hingga berwarna merah.
Izana berjalan mendekati Kakuchou, ia berdiri di samping tempat tidur. Izana tentu mengetahui, bahkan keduanya sudah sangat dekat.. tapi ia tetap tidak bisa membunuh pria yang ada di hadapannya, bahkan hawa membunuh yang dipancarkan oleh Izana mungkin saja diketahui oleh Kakuchou.
'jika aku menusuknya di sini, maka kecepatan ku berada jauh di bawahnya' batin Izana. Ia hanya bisa menghela nafas dan berjalan menjauhi pria itu, ia mengambil buah yang ada di meja sebelah kasur. Sebuah Apel merah yang membuat hawa membunuh Izana semakin terpancar.
Pisau untuk memotong buat itu diambil oleh Izana, ia menghadap ke arah pria itu lagi. Senyuman lebar terukir di wajah Izana, ia langsung mengayunkan tangannya untuk membunuh Kakuchou.
Pisau itu berhenti tepat di atas leher Kakuchou, ujungnya mengenai leher itu hingga meneteskan sedikit darah. Kakuchou membuka matanya melihat pria yang ada di hadapannya, ia tersenyum lembut ke arahnya, "aku tidak melakukan apapun.. kenapa kau tidak membunuhku?"
Kedua tangan Izana bergetar hebat. Bibir bawahnya mengeluarkan cairan merah karena Izana menggigitnya terlalu kencang. Kakuchou memegang tangan Izana yang ada pisau di sana, ia duduk menyamping untuk mengahadap ke arah Izana, "apa kali ini kau sudah mencintaiku?" Kakuchou mencium punggung tangan Izana yang lain.
Pisau dari genggamannya terjatuh, tangannya bergetar begitu hebat. Kedua alisnya mengerut saat Kakuchou mencium tangannya. Senyuman lembut kembali muncul dari wajah Kakuchou, ia menatap kekasihnya itu.
Tangannya terjulur untuk merangkul pinggang Izana, kekasih dirinya duduk di atas pangkuannya. Kakuchou mencium leher indah milik kekasihnya.
"Terima kasih~"
TBC
Haloo semuaa!! Makasihh selalu buat kalian yang support cerita dan akun author ya!! Terbantu banget sama kalian 🤧
Jangan lupa Vote or Komen!!
Dadaaa🍃🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Only Mine and Always be Mine
Diversoskisah pembunuh bayaran yang bertugas untuk membunuh mafia oleh bos nya kebingungan melanda dirinya. Sebab, bagaimana mungkin dirinya yang tidak memiliki kuasa dan hanya pembunuh bayaran biasa dapat membunuh mafia yang derajat nya di atas rata-rata d...