Siraman air membuat tubuh lelaki itu terkejut. Ia membuka matanya saat merasakan sesuatu yang dingin membasahi wajah, bahkan seluruh tubuhnya. Kepalanya sedikit berdenyut karena hal itu, "ugh~" ia membuka matanya dan mendapati dirinya sedang diikat, dan mulutnya tertutup.
ia dapat melihat, seorang lelaki berambut kuning sedang berdiri di hadapannya, "siapa kau?" ucap nya dengan alis yang berkerut. Lelaki yang ditanya itu tersenyum merendahkan, "lihat dia..." ucapnya sambil menunjuk Izana yang sedang berdiri dengan jas panjang dan melihat ke arah mereka. Kakuchou membelalakkan matanya saat mengetahui bahwa Izana berada di sana dan berpartisipasi dengan mereka, "kupikir kau benar-benar mencintaiku" ucap Kakuchou.
Izana yang mendengar itu membuang muka, "salahmu karena terlalu percaya diri. Dan, aku akan menggugurkan anak ini. Menjijikkan rasanya jika aku harus mengandung anak dari orang gila" kakuchou tersenyum pahit saat mendengar kata-kata itu dari mulut izana.
Izana meninggalkan Chifuyu yang masih berada di sana untuk menginterogasi Kakuchou. Saat Izana sudah berada di luar ruangan itu ia langsung menghela nafas nya panjang, "hahhh lelah" ucapnya. ia memegang perut nya yang masih datar, "haruskah orang lain mati karena aku lagi? haha! bagaimana mungkin? dia hanya seorang janin..." Izana teringat dengan kenangan masa kecilnya bersama orang tua nya sebelum kedua adiknya lahir. Tanpa ia sadari, air matanya menetes sedikit demi sedikit. Izana melihat kedua tangannya, "kotor sekali... bahkan tubuh ini juga tidak memiliki harga diri"
Izana berjalan keluar dari bangunan yang terbilang besar itu. Ia melihat ke arah langit yang memperlihatkan cahaya kecil yang terbentang luas, "ayah... ibu... maafkan aku." Ia berjalan lagi, hingga ke tepi jalan untuk menaiki taksi.
Izana memanggil taksi dan menaikinya, ia pergi ke tempat di mana kedua orang tua nya berada. ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa untuk kedua orang tuanya. Ia kemudian melihat ke arah batu nisannya, "aku berhasil menghidupi mereka... Namun aku gagal menjadi seorang ibu? hahaha!" izana melihat lagi ke arah nisan itu dan tersenyum. Ia meletakkan buket bunga dan pergi dari sana. Langkah demi langkah mulai menjauh dari tempat itu. Izana menghela nafas nya, ia mengeluarkan air matanya saat perlahan menjauh dari sana. Ia menyentuh perutnya, "maafkan aku."
Izana pergi ke sebuah rumah bordil yang memiliki banyak sekali pelacur di sana. Seorang pria mendatanginya, "apa kau sudah memutuskan untuk menjadi pelacurku?~" ucapnya sambil memegang dagu Izana. Izana lantas menepis tangan orang itu dari wajahnya, "jangan bodoh... aku ingin menggugurkan anakku" ucapnya dengan enteng, pria itu lantas terkejut. Bagaiman tidak? Izana selalu menolak saat akan disetubuhi, dan sekarang ia hamil? Siapa yang tidak terkejut mendengarnya?
Pria itu tertawa keras sampai para pengunjung sempat melihat kearahnya walau hanya sekilas, " kau tidak bercanda, kan?" pria itu memegang bokong Izana, "sayang sekali bukan aku pemilik lubang ini."
Izana menampar orang itu dan mendorongnya menjauh, "di mana orang yang pernah kau rekomendasikan untuk menggugurkan anak?" ucapnya. Pria itu tersenyum, "kau yakin? dia cukup kasar" ucap pria bertubuh tinggi itu. Melihat Izana yang mulai memancarkan aura membunuhnya, pria itu lantas terdiam dan memanggil orang yang Izana katakan. Orang itu pun datang
"anda bisa langsung berbaring di kasur anda..." Izana mengiyakan dan pergi ke salah satu kamar yang ia boking sebelum orang itu datang. Ia masuk ke dalam kamar itu saat orang itu menyuruh nya masuk terlebih dahulu karena ia tertinggal sesuatu di kendaraannya. Izana melihat ke arah cermin yang ada di sana, "kotor sekali" ucap nya untuk dirinya sendiri.
krieettt~
Suara pintu terdengar di telinga Izana, ia menoleh ke arah sumber suara dan begitu terkejutnya ia saat melihat siapa pria yang masuk ke kamarnya saat itu. Ia melangkah mundur saat pria itu mulai mendekatinya, "ba-bagaimana?!" Izana panik bukan main saat ini. Sosok pria yang ia sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya pada pria itu. Izana melihat pintu kamar yang masih belum terkunci dan berniat untuk kabur dengan cepat. Ia memutari kamar itu, namun sepertinya pria itu mengetahui apa yang dipikirkan oleh Izana yang kabur menggunakan pintu. Ia tidak beranjak sedikit pun dari sana, ia hanya tersenyum dengan tatapan mata tajam mengarah ke setiap pergerakan kecil Izana.
Pria itu tersenyum kembali saat Izana mulai bingung harus berbuat apa, pria itu mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke arah Izana, "You'll be fine if you stay where you are, my dear" ucapnya saat Izana mulai mencari celah untuk kabur. Ia mengganti rencana untuk pergi lewat jendela meski mereka berada di kamar lantai dua. Izana berlari ke arah jendela itu.
Pria itu dengan refleknya langsung menangkap Izana, dan mengeluarkan pisau kecil. Izana berusaha untuk mencegah pria itu menusuk pahanya agar dapat melumpuhkan Izana menggunakan tangannya. Melihat pergerakan cepat dari Izana pria itu tersenyum, ia dengan cepat membalikkan pisau itu sehingga membuat Izana terkejut karena pukulan yang mendarat di tangannya jauh lebih kuat dari kekuatan tangan yang ia pakai untuk menahan serangan itu, "ugh!" Izana terjatuh dan langsung di tangkap oleh pria itu.
Pria itu mengangkat Izana layaknya membawa karung beras. Izana memberontak saat pria itu mulai memegang area sensitif nya, "hentikan bajingan!" kedua kaki izana terus menerus menendang tubuh pria itu agar ia bisa lepas.
PLAKKK!!
Izana terkejut saat pukulan itu mendarat di bokongnya, "apa yang kau lakukan?!" teriak Izana. Tubuh kecil Izana pria itu lempar ke kasur yang ada di ruangan itu. Pria itu langsung menindihnya agar Izana tidak bisa kabur, "kau seorang pembunuh, namun kau tidak ada antisipasi dengan hal semacam ini" Pria itu memegang kedua tangan Izana, "tidak heran... orang yang merekrutmu juga dapat dikatakan bukan seorang yang profesional... apa aku benar?."
Izana mengerutkan alisnya, "pergilah bajingan!"
Pria itu melihat Izana, "bagaimana mungkin aku pergi darimu~" Pria itu meraba bagian belakang leher Izana yang terlihat ada bentuk gigitan di sana, "kau sudah menjadi pasanganku, my dear~" pria itu menciumi leher Izana, membuat Izana merasakan geli menjalar ke seluruh tubuhnya.
"bajingan kau! Kakuchou Hitto!"
TBC
Halooo semuaaa!! Author kembalii, maap banget yaa up nya bisa terbilang lama bangett.. author usahain bakal lebih cepet dri sebelumnya hehe.
Jangan lupa vote or komen yaaa
Dadaaaa🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Only Mine and Always be Mine
Acakkisah pembunuh bayaran yang bertugas untuk membunuh mafia oleh bos nya kebingungan melanda dirinya. Sebab, bagaimana mungkin dirinya yang tidak memiliki kuasa dan hanya pembunuh bayaran biasa dapat membunuh mafia yang derajat nya di atas rata-rata d...