18

3 2 1
                                    

Naura berlari kearah varel yang telah menunggunya didepan rumah. Tanpa banyak bicara, naura langsung naik keatas motor varel

Dengan kecepatan penuh varel menancap gas motornya. Di belakang, naura sudah menangis

Masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh raden di telfon tadi

Begitu juga dengan varel, pikirannya kacau, perasaannya campur aduk, ada rasa bersalah dan ia sangat ingin menangis namun malu

Sesampainya dirumah sakit, tanpa mengucapkan apa-apa naura langsung berlari masuk kedalam rumah sakit meninggalkan varel sendirian

Naura membuka pintu ruangan galaksi dan melihat kedua orang tua galaksi yang menangis tersedu-sedu. Karen memeluk tubuh galaksi erat

Naura juga melihat raden yang duduk di sofa ruangan itu dengan tatapan kosong sedangkan bagas sudah menangis tak kuat menahan air matanya

Naura terduduk lemas melihat pemandangan di depannya

Raden yang menyadari kehadiran naura langsung berjalan mendekati nya "nau, galaksi nungguin lo"

Perlahan naura berjalan mendekati galaksi. Karen yang melihat itu langsung sedikit menjauh, memberi tempat untuk naura mendekat pada galaksi

Galaksi yang menyadari kehadiran naura perlahan membuka matanya dan tersenyum saat melihat wanita cantik yang sangat ia sayangi itu

"Ra.." panggil galaksi dengan suara lemahnya

"Aku disini gala" ucap naura memeluk tubuh galaksi

Naura menangis. "sayang nya gala gak boleh nangis, gala gak suka" ucap galaksi

"Ra, maafin aku ya...aku terlambat nolong kamu"

Naura menggeleng keras dengan air mata yang terus keluar dari matanya

"Engga galaksi, kamu kaya gini karena nolongin aku jangan minta maaf kamu gak salah"

Galaksi tersenyum dan mengusap kepala naura lembut

"Bahagia ya ra, walaupun tanpa aku"

Naura menggeleng lalu kembali memeluk galaksi dengan lebih erat, takut jika akan di tinggal oleh galaksi

"Aku mau nya bahagia sama gala" ucap naura dengan suara yang bergetar hebat

Galaksi memejamkan matanya saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya

"Jangan sekarang...naura gak boleh sendirian"

Galaksi menatap raden yang berdiri tak jauh dari mereka, mengisyaratkan raden untuk mendekati nya

"Den, gue percaya sama lo. Gue titip naura ya?"

Seketika badan raden rasanya lemas, tidak tau harus bagaimana. Raden hanya bisa mengangguk pelan

"Naura, bahagia yaa..maaf aku minta maaf gak bisa nemenin perjalanan kamu lagi. Raa, episode bahagianya satu langkah lagi, jangan nyerah ya sayang? Aku juga bahagia kalo kamu bahagia. Kalo kamu kangen liat ke langit ya, aku selalu liat kamu dari sana"

Naura terisak sambil terus menggelengkan kepalanya dengan kuat "engga galaksi..jangan pergi" ucap naura lirih

"Den, tangkep semua orang yang udah bikin naura gue sakit"

Lagi-lagi raden hanya bisa mengangguk

Karen mendekati galaksi bersama suaminya

"Gala" panggil karen lembut

"Ma..jagain naura buat gala ya?"

Karen mengangguk lemah dengan air mata yang terus mengalir

Perlahan tapi pasti, galaksi menutup matanya. Bersamaan dengan nafas yang berhenti dan detak jantung yang tak lagi berdetak

GALAKSI DANUARTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang