[1]

330 23 0
                                    

Pagi ini di dalam ruang kepala sekolah ada 6 remaja laki-laki tengah menghadap kepala sekolah karena semalam mereka semua masuk kantor polisi setelah ribut dengan sebuah geng.

Dan kini keenam remaja itu bersiap menerima putusan nasib mereka di sekolah karena kejadian semalam lumayan fatal dan juga jadi akumulasi dari kelakuan mereka yang membuat mereka sering menghadap kepala sekolah atau guru bk.

"Enilo, Elion, orang tua kalian mana?" tanya kepala sekolah pada muridnya yang kembar.

"Orang tua kita tidak bisa datang, Pak. Mereka sibuk," jawab Elion mewakili.

"Nino?"

"Sama, Pak."

"Ribko?"

"Sama juga, Pak."

"Larry?"

"Orang tua saya lagi di luar negeri, Pak."

"Regi?"

"Orang tua saya tinggal di Solo, Pak."

"Tidak a-"

"Langsung aja deh, Pak. Kasih tahu keputusan apa yang Bapak ambil atas kasus kita semalam," ucap Enilo yang merasa yang ditanyakan kepala sekolah tidak terlalu penting.

"Iya, Pak. Lagian orang tua kita pun menerima apa sanksi yang Bapak putuskan untuk kita," tambah Elion.

"Sejujurnya ini sangat berat untuk diputuskan karena kalian itu sangat berprestasi di lomba yang kalian ikuti walau seimbang dengan kelakuan nakal kalian di sekolah, tapi apa yang terjadi kemarin malam cukup fatal dan tidak bisa ditolerir lagi. Karena itu kalian semua saya keluarkan dari sekolah ini!" putus kepala sekolah.

"Baik, kami terima keputusan Bapak Edi," ucap Enilo.

"Ini kalian tidak mau protes untuk tidak dikeluarkan?" Kepala sekolah heran dengan Enilo yang menerima keputusan dikeluarkan dan 5 lainnya hanya diam.

Sepengalaman Pak Edi memberi keputusan memberi sanksi hingga mengeluarkan murid yang bermasalah di sekolahnya pasti murid dan orangnya tuanya akan memohon untuk diringankan keputusan tersebut, tapi Enilo-Elion dan keempat temannya justru menerima keputusan dikeluarkan dari sekolah. Lalu dari info yang didapat kalau Elion cs yang sedang bersantai tiba-tiba diserang.

"Untuk apa saya dan teman-teman saya protes. Bapak pasti tetap pada keputusan untuk mengeluarkan kita," balas Ribko.

"Pak Edi, sebelum kami keluar meninggalkan ruangan Bapak dan sekolah ini. Kami minta hak kita untuk dikembalikan," ucap Elion.

"Hak apa?" tanya Pak Edi bingung karena setahunya keenam muridnya itu tidak memiliki hak atau sesuatu yang ada pada dirinya.

"Uang hasil Dahlia ikut lomba mewakili sekolah. Tidak semua sih yang kita minta, hanya 10 juta per orang," jelas Nino.

"Kalo Bapak tidak mau memberi kita uang tersebut, kita akan sebar video perselingkuhan Bapak sama Bu Rena dan juga melaporkan Bapak ke polisi karena korupsi," lanjut Enilo memberi sebuah ancaman jika kepala sekolah tidak menuruti permintaannya.

"Baik-baik. Saya akan kasih kalian masing-masing 10 juta," ucap Pak Edi yang tidak ada pilihan lain agar hidupnya aman.

"Sekarang transfer ke rekening kita, Pak."

Pak Edi langsung melakukan transfer uang dengan total 60 juta ke rekening masing-masing Enilo cs. Setelah uang tersebut selesai ditransfer, Enilo, Elion dan kawan-kawan langsung keluar dari ruang kepala sekolah dengan perasaan senang karena mendapatkan kembali uang yang mereka dapatkan dari lomba yang mereka ikuti walau itu tidak semuanya yang totalnya lebih dari 200 juta.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang