Setelah 2 hari tidak masuk sekolah, di hari senin Elion memutuskan untuk kembali bersekolah. Setelah mandi, memakai seragam dan sarapan, Elion langsung bersiap berangkat ke sekolah dengan menggunakan motor.
Baru saja Elion keluar, ia melihat Erine pergi. Ada niat Elion ingin mengajak Erine berangkat bersama tapi diurungkan niatnya karena tidak ingin menimbulkan gosip terlebih Erine sudah memiliki pacar.
"Lion, kamu satu sekolah sama cewek itu?" tanya tetangga Elion yang tengah menjemur pakaian melihat seragam yang melihat seragam yang Elion dan Erine kenakan sama terutama bawahan mereka yang sama-sama berwarna ungu.
"Iya, Mbak," jawab Elion.
"Kenapa gak berangkat bareng?"
"Dia udah punya pacar, saya gak mau ribut gara-gara boncengin cewek orang."
"Padahal mah gapapa kalo kamu kasih tumpangan ke dia. Pasti cowoknya bakal mengerti karena kalian tinggal di lingkungan yang sama."
"Ya saya tahu, cuma ya pasti dia nolak."
Setelah berbincang sebentar dengan tetangganya Elion langsung pergi ke titik kumpul untuk berangkat bersama dengan teman-temannya sesuai janji mereka kemarin karena Elion mau membagikan sesuatu ke teman-temannya.
Sesampainya di titik kumpul sudah ada Larry, Nino dan Regi. Sementara Ribko belum datang karena ia harus mengantar adiknya ke sekolah yang lokasinya tidak searah.
"Nah, si bujang dateng juga," ucap Nino saat Ribko yang ditunggu akhirnya datang.
"Berhubung sudah hadir semua. Gua mau membagikan ini yang harus kalian hapalkan soalnya malam ini kita bikin demo," ucap Elion sambil membagikan satu per satu kertas sesuai posisi yang berisi notasi dan chord lagu ciptaan Enilo yang ia selesaikan.
"Lu kerjain ini sendiri? Keren," tanya Nino sambil melihat seluruh chord lagu yang akan ia mainkan.
"Iya. Makanya itu gua pas sabtu sama minggu gak main sama kalian karena mau menyelesaikan lagunya," jawab Elion.
"Kita rekaman di mana?" tanya Ribko.
"Studio teman bokap gua. Setengah 6 udah kumpul di Pio. Kita berangkat pake mobil."
"Emang jauh tempatnya?" tanya Nino karena Elion memintanya berkumpul sebelum magrib sedangkan rekaman dilakukan malam hari.
"Lumayan. Sekalian mengantisipasi macet. Ya udah yuk kita berangkat."
Anak-anak Dahlia langsung berangkat ke sekolah. Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di sekolah dan langsung jadi pusat perhatian seperti saat hari pertama mereka pindah.
Saat berjalan bersama menuju ruang kelas masing-masing Nino tiba-tiba saja berlari yang membuat teman-temannya yang melihat jadi heran tapi saat Regi, Larry dan Ribko melihat seseorang dengan kursi roda dan seorang pria di sampingnya berada tidak jauh langsung mengerti alasan Nino berlari.
"Pagi, Nala!" sapa Nino yang membuat Nala dan supirnya kaget.
"Astaga! Nino! Hobi banget sih ngagetin aku!" kesal Nala.
"Hehe... Maaf-maaf."
"Aku kira kamu gak akan masuk lagi."
"Rencananya sih gitu, tapi karena aku kangen sama kamu jadinya aku putusin masuk sekolah lagi."
"Idih, gombal banget."
"Boleh aku bantu lagi bawain kursi roda ke lantai 3?"
"Emangnya kamu kuat?" Nala ingat saat pertama kali Nino membantu dengan membawa kursi rodanya menuruni tangga Nino terlihat susah payah dan hati-hati menahan beban kursi rodanya yang beratnya hampir 20 kilogram agar tidak terbawa jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanficKisah Elion, Larry, Nino, Ribko dan Regi yang bertemu dengan takdir mereka setelah mereka meneruskan salah satu keinginan Enilo yang tiba-tiba saja meninggalkan mereka.