Jam istirahat kedua pun tiba, seperti biasa di jam istirahat kedua yang lebih lama dari jam istirahat pertama para murid langsung keluar kelas untuk makan siang di kantin dan juga beribadah di mushola, tapi ada juga yang memilih tetap berada di kelas untuk tidur selama kurang lebih 1 jam.
Elion saat ini memisahkan diri dari kembarannya dan teman-temannya karena pergi ke toilet untuk menuntaskan urusan perut setelah menahannya di jelang bel istirahat kedua berbunyi.
Setelah urusan di toilet selesai Elion langsung pergi mencari sang kembaran dan kembarannya yang katanya mau mencari ruang studio musik di sekolah yang padahal Regi sudah memberitahu kalau itu fasilitas hanya bisa dipakai oleh Smartiv Boys.
Bug
Elion terkejut saat berbelok menabrak seseorang yang datang dari arah berlawanan. Orang yang ditabrak yang ternyata Erine sama terkejutnya sehingga langsung menatap Elion dengan menerka-nerka di hadapannya Elion atau Enilo tapi melihat reaksi orang di depan hanya diam Erine langsung tahu kalau itu Elion.
"Lu kalo jalan pakai mata dong?!" marah Erine.
"Bentar? Jalan pakai mata? Yang bener pakai kaki. Gimana caranya jalan pakai mata?" balas Elion.
"Maksud gua kalo jalan lihat-lihat biar gak nabrak."
"Lu tahu kan gua datang dari mana? Masalahnya gua gak tahu bakal ada lu pas belok." Elion setelah selesai berbicara langsung berjalan pergi.
"Mau ke mana lu?"
"Kepo lu."
"Gak mau minta maaf lu?" tanya Erine sambil menahan Elion dengan memegang lengannya.
"Untuk apa minta maaf? Gua gak ada salah sama lu. Lepas!"
"Enggak. Sebelum lu minta maaf."
"Duh ribet banget. Maaf. Udah?" Elion langsung melepaskan tangan Erine yang memegang lengannya lalu berjalan pergi.
Sementara itu Enilo, Ribko, Larry, Nino dan Regi sudah tiba di depan pintu ruang latihan band sekolah. Saat pintu coba dibuka ternyata langsung terbuka dan mereka pun langsung masuk ke dalam melihat alat musik band yang komplit beserta amplifiernya, lalu terdapat sofa dan ac.
"Ini sih lebih dari studio di Lentera sama rentalnya Bang Frans," ucap Nino yang begitu senang dengan fasilitas di ruang latihan band milik SMA Mahadaya dan rental studio musik yang jadi tempat kedua Dahlia latihan.
"Yuk lah kita mulai latihan," ajak Enilo.
"Kalian ngapain di sini?"
Enilo, Ribko, Larry, Regi dan Nino menoleh ke asal suara, mereka melihat anak-anak Smartiv Boys memasuki ruang latihan dengan menatap tidak suka dengan kehadiran mereka.
"Latihan lah," jawab Enilo.
"Latihan? Lu gak tau aturan di sini?" tanya Arya.
"Aturan soal yang bukan band utama dilarang memakai ruang latihan band?" tanya Regi.
"Itu lu tahu aturan. Tapi kenapa masih tetap mau latihan?" Arya kembali bertanya.
"Persetan dengan aturan. Yang jelas ruang latihan band ini milik sekolah yang diperuntukan untuk siswa SMA Mahadaya, dan kami adalah siswa SMA Mahadaya," balas Ribko.
"Lu mau ke—"
"Diem, Mick," sentak Arya.
"Cie anjing yang nurut sama pawangnya," ledek Enilo.
"Apa maksud lu, jing!" Micky emosi mendengar ledekan Enilo. Ecargio dan Davin langsung menahan Micky.
"Biasanya lu main asal serang tapi adanya Arya lu kaya anjing tau gak," ucap Enilo yang semakin membuat Micky emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionKisah Elion, Larry, Nino, Ribko dan Regi yang bertemu dengan takdir mereka setelah mereka meneruskan salah satu keinginan Enilo yang tiba-tiba saja meninggalkan mereka.