Bab 11

113 21 3
                                    

Masa depan, masa kini, dan masa lalu 🔞

.

Di ruangan putih bersih tanpa lampu, hanya di terangi nyala api di perapian Persefone menghela nafas untuk yang kesekian kali,

Tidak mau terlihat terlalu bahagia atau menikmati euphoria, tapi lama kelamaan seluruh tubuhnya berontak dan menggeliat dalam kabut nafsu.

Hades masih menapaki sekujur tubuh mungil itu dengan lidahnya, sesekali menyesap atau bahkan dengan gemas menggigitnya.

.

"Euhhh ... aku ga tahan ..."

.

"Nikmati saja sayang ... kita punya  banyak sekali waktu bersama ..."

.

"Hadees ... cepet aja bisa ga ?"

.

"Kamu tidak nyaman dengan ini ?"

.

"Bu bukan ... aku malu ... itukan lubang pipis ... apa kamu ga geli "

.

"Kemaren juga aku kesini ... dan akan lebih sering lagi kesini, buat apa geli "

.

"ga deeh ... aku malu banget ... kayanya beda sama yang kemaren rasanya ..."

.

"Beda dimananya ... ?"

.

"Ga tau ... yang sekarang lebih lama, kamu kaya maen maen ... ga pengen cepet selesai gitu, aku udah mau sampe jadi turun lagi ..."

.

"Hm hm  hm ... kamu kok lucu sekali, sengaja biar lama sayang ...

kamu nikmati saja ya ... Oya, kamu boleh mendesah, merengek, menjerit juga boleh ...

mau pukul aku juga ga masalah ..."

.

"Nnnhhh ... ya udah ... Nnnhhhh i iya, di situ tadi Hades

Nnnhhh ..."

.

Persefone menuruti yang suaminya katakan, dia mulai melenguh dan merengek untuk di tuntaskan, dengan cekatan memompa milik Hades dengan bibir seksinya, pemandangan indah yang lihat Hades dari atas, dia menarik miliknya dan kembali melumat bibir penuh itu hingga semakin bengkak, sungguh Hades sangat menggilai bibir Persefone ...

Persefone belum terbiasa dengan ukuran yang masuk kedalam mulutnya meski ukurannya sebesar corndog yang sering dia beli ...

Berkali kali matanya berkaca kaca karena terlalu dalam memasukan, tapi upayanya terbayar ketika melihat Hades yang mendesis seraya menyugar rambutnya lidahnya memutar mengulas bibir tipis sebelum menggigit bibir bawahnya sekedar menekan nikmat yang meluap ...

.

"Kamu kok kaya ular ..."

.

"Aku mendesis sayang ... "

.

"Mendesah ya ..."

.

"Aku tidak merengek, tapi menggeram" seketika wajah Persefone menjadi panas, karena suara cadas yang biasanya datar itu menjadi berat dan dalam.

.

"Lumat sayang ... sampai habis, sampai aku membentur batasanmu "

.

So Far Away (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang