Happy reading
.
.
Harum embun pagi masih terhirup bau nya, mungkin karena matahari masih malu malu untuk menampakan diri yang sering disebut dengan sang fajar. Asean sudah nampak rapi, kemeja hitam membaluti badan, aura maskulin juga sangat amat terlihat. Tangan dengan cekatan menghiasi meja oleh menu masakan nya.
Disusul dari belakang, Seato juga turut andil mendekati Asean berniat membantu. Karena kemarin hujan dan Asean memerlukan bantuan Seato untuk menyusun naskah laporan jadi nya sang tuan rumah mengizinkan agar ia menginap saja.
Si kecil extrovert belum turun mendatangi ruang makan. Asean sempat heran biasa nya jika ia sedang memasak anak itu pasti sudah bangun dan mendatangi nya kemari, tapi ini tidak.
Setelah urusan menghiasi meja makan beres, hati sang calon ayah tiba tiba menuntun gerakan nya untuk melangkah menuju ke kamar yang ia tuju hingga sebuah tanyaan membuat langkah kaki terhenti di ambang tengah tangga.
"Tuan, anda mau pergi kemana?" Tanya Seato.
"Aku ingin membangun kan dia"
Satu kalimat itu jelas Seato hapal betul siapa dia yang di maksud oleh sang majikan. Kekehan kecil menyambut dari Seato ketika Asean sedikit berlari dalam menaiki tangga. Melihat begitu semangat nya sang calon ayah yang ingin membangun kan putra nya.
.
.
Ceklek!
Pintu kamar dibuka, menampakan kerapihan ranjang yang setengah rapi. Apa Indonesia merapikan tempat tidur nya sendiri?.
Tanpa salam sapa Asean segera memasuki kamar tersebut mencari keberadaan orang yang ia cari disetiap sudut. Hingga kejanggalan terjadi ketika melihat Indonesia berdiri di dekat lemari sedang memakai pakaian nya sendiri. Terlihat bahwa ia sudah beres mandi, bisa diteliti dari rambut acak acakan nya dan handuk kecil yang tergeletak di lantai.
"Kau sudah mandi ya?"
Indonesia menengadah, ia baru menyadari keberadaan Asean lalu tersenyum.
"Iya, Indo kan udah tidur sendiri. Jadi Indo mandi nya harus sendiri""Kenapa tidak memanggil ku saja agar aku bisa membantu mu?"
"Gak perlu ayah, Indo udah gede. Indo harus bisa mandi sendiri. Seperti di buku ini"
Halis Asean mencuat, buku? Buku apa yang anak itu maksud. Karena Indonesia menyodorkan sebuah buku tipis akhirnya Asean terima lalu membuka disetiap lembaran nya.
Buku itu hanya berisikan gambar biasa, namun memberi contoh tentang bagaimana anak di anjurkan untuk mandiri seperti makan sendiri, mandi sendiri, bagaimana cara berpakaian yang benar. Lengkap sudah semua ajaran ada pada 1 buku bergambar tersebut.
Buk!
Asean menutup sarkas buku nya, ini aneh. Seharus nya Asean merasa lega karena Indonesia bisa menjadi anak yang mandiri. Namun hati kecil merasa ada yang kurang, ia ingin bocah itu masih bergantung dan harus membutuh kan nya. Tidak boleh mandiri dulu!
Memperhatikan lagi apa yang sedang Indonesia perbuat hingga membuat wajah Asean menjadi emot seperti ini :(. Kerapihan baju nya sudah benar, ia juga bercermin di meja rias nya sembari membenar kan kancing yang belum terpasang.
"Kapan kau membeli buku ini?"
"Huh? Ayah gak inget ya? Pas waktu di mall Indo kan beli banyak mainan. Jadi Indo beli aja buku itu karena gambar nya seru seru"

KAMU SEDANG MEMBACA
Father (AU)
Fiction généraleSuatu kejadian tak terduga yang menimpa seorang pemuda, dimana dirinya harus berperan sebagai seorang ayah atas dasar kesalah pahaman. Mengisahkan dirinya yang sedang belajar menjadi single parent dadakan dengan hanya memiliki 1 anak angkat saja? Se...