Kenzolia✓

1K 63 20
                                    

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


happy reading

Tengah malam menunjukkan pukul 2 lewat empat. Suasana mansion yang tadinya ramai seketika hening tak terdengar suara dari dalam kamar. Lilia mengumpat, juga selalu bertanya-tanya, apakah semuanya sudah terlelap?

Dia menarik napas dengan dalam. Handphone disita oleh sang papi. Bahkan para pelayan yang setia menuruti perintah darinya kini sudah berpaling dan membangkang. Mereka lebih memilih mengikuti perintah Lion, tangan kanan papinya ketimbang dia yang notabenenya anak dari sang pemilik mansion sekaligus yang membayar gaji mereka.

Dia mendesah.

Bangkit dari tempat tidurnya kemudian berniat hendak membukakan pintu kamarnya. Namun, baru saja tangannya memutar kenop pintu, sesuatu seperti menahan dari luar. "Hellow. Siapa di luar? Bukain dong, gue mau makan,"ujarnya.

"Sebentar aja, pleaseeee."

Permintaannya tak digubris. Diganti dengan suara tembakan pistol teramat dahsyat mendengingkan telinga Lilia.

Dia mulai gelagapan menyatukan alisnya dengan bertanya-tanya, "apa yang terjadi diluar?"

"P-pi! Papi, are you okay, pi? Pi!"

"Lion. Lion lo di luar? Lion jawab gue!!"

"Pi!! Buka, pi!!"

Napasnya memburu naik turun.

"Tetap di dalam Lia. Jangan keluar."Ujar suara dari balik pintu kamarnya terdengar melirih. Lilia tak tahu bahwa saat ini Zeidan tengah menahan pintu itu agar tak terbuka. Tubuhnya yang telah berlumuran darah dengan luka tusuk dibagian pinggangnya. Tak hanya itu. Zeidan juga harus melihat sang istri, Armollia, terkapar tak sadarkan diri dilantai bawah.

Sedangkan Arkana, pria itu entah pergi kemana bersama para bawahannya sehingga mansion yang longgar penjaga diserang secara tiba-tiba seperti ini.

Zeidan menyaksikan beberapa pengawal Arkana sedang menahan dan berkelahi dengan para orang-orang tak dikenal itu.

Dengan tangis yang ditahan Zeidan berucap, "maaf,"bibirnya menggetar. "Maafkan kami, Lia."

"Kami ... membuat kamu jadi seperti ini. Kami memisahkan kamu dengan keluargamu sejak kamu kecil dan bersikap layaknya orang tua yang baik dan sangat mencintai putrinya dengan tulus."

Lilia didalam kamarnya diam memaknai maksud perkataan dari pria yang telah mengurusnya selama ini.

"Padahal sebenarnya kami hanya memanfaatkanmu demi kepentingan pribadi. Kami rela memisahkan kamu dari keluargamu demi uang. Maaf..."

KENZOLIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang