KENZOLIA [COMPLETED]

Kenzolia

"Kita mau kemana?" Bobi menghalangi jalan Lilia, membuat gadis itu mendesah.

"Nyari sosok yang udah bikin kita semua menderita dan membalaskan dendam kita."Jawabnya.

Atlas menggelengkan kepalanya.

"Mereka gak hanya satu orang, Li."

"Gue tau. Justru itu kita harus menebas sumber utamanya."

"Lo yakin?"

"Perihal apa?"

"Lo mencintai Kenzo. Sedangkan bokapnya penyebab kematian Nirli dan tante lo. Apa lo tau akhir dari pilihan itu? Bukan hanya Kenzo, tetapi hubungan kalian bakalan ikut terseret dalam permasalahan ini. Apa lo siap pada hal itu?"

Lilia diam.

Tirta menepuk bahu Lilia.

"Harus ada pengorbanan dalam setiap pilihan, Li."

"Baiklah,"akhirnya Lilia mengalah. Gadis itu memijit pelipisnya. "Kita cari Kenzo dulu."

Jikalau dipikirkan hidup Lilia tidak pernah ada kemulusan, bahkan sejak sebelum dirinya bertemu sosok Kenzo. Tetapi terkadang kebanyakan menganggapkan kehadiran sosok itu sebagai luka bagi Lilia.

"Kenzo itu pembunuh tante kamu, Lia. Juga kakakmu. Jika tidak dia, maka kamu yang akan mati. Jauhilah lelaki itu."

"Dia anak terkutut. Monster."

"Iexglez lo bilang? Hahahaha. Geng sampah."

"Kenzo memang ganteng, tapi tingkahnya bikin imagenya jadi jelek. Actually, not everyone really likes him, you know?"

"Money can silence anyone who dares to rebel."

Meski kata demi kata di masalalu yang seringkali dia dengar dari mulut ke mulut, entah kenapa Lilia tidak merasakan bahwa ada sisi kejahatan di dalam diri Kenzo. Bukankah wajar saja dia berlaku demikian jikalau mengingat hidupnya yang berada di tengah-tengah duri?

Tidak ada yang tahu kemalangan dan kesedihan sosok itu.

Yang Lilia sesali, mengapa harus Atlas? Mengapa tidak sosok itu yang pertama mendatanginya padahal dia sudah menuliskan sebuah surat untuk sosok itu baca. Apakah Kenzo mengabaikannya? Atau mungkin dia memang seperti yang dikatakan?

"Kenzo enggak benar-benar mencintai elo. Lo hanyalah objek balas dendam dia."

Tangan Tirta menghentikan langkah Lilia. Dia menahan pundak Lilia.