JCD~37

5.3K 404 12
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Vote dan komennya, author maksaaa pake banget gamau tau.

Happy reading!

"Sejak kapan saya mengizinkan kamu makan seblak hm?" Ucap Gus Zayyan yang menatap Shazia dengan tatapan tajamnya, ia juga masih memegang pinggang Shazia.

Shazia tidak menjawab, ia terus mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Gus Zayyan. Rasanya ingin kabur, namun tidak bisa, karena Shazia sedang duduk di pangkuan Gus Zayyan, dan Gus Zayyan memegang pinggang Shazia.

"Jawab sayang," Ucap Gus Zayyan dengan tegas, namun lembut.

"Maaf," Jawab Shazia dengan pelan, dan sembari mengerucutkan bibirnya.

"Saya tidak suka kalau kamu tidak izin sama saya dulu, kalau mau apa-apa yang penting izin saya dulu ya. Seorang istri harus mendapatkan izin dari suami, atas dasar apapun itu, sekarang jawab jujur. Pesan level berapa hm?"

"Emm ... l-level 20," Jawab Shazia yang terus menunduk,

Gus Zayyan menghela nafas pelan, "kenapa harus level 20 sayang? Kalau si bayi kenapa-kenapa gimana hm?"

"Kan kata dokter Kinan juga gak apa-apa Zia makan seblak,"

"Memang tidak masalah sayang, tapi tidak harus level 20. Saya tanya lagi, perut kamu sakit tidak?"

"Enggak, gak kenapa-kenapa,"

"Beneran?" Ucap Gus Zayyan, yang terus memastikan bahwa Shazia baik-baik saja.

Gus Zayyan tidak mau terjadi sesuatu pada kandungan Shazia dan diri Shazia. maka dari itu, semenjak Shazia menikah dan mengandung Gus Zayyan lebih banyak melarang Shazia, demi ibu dan si bayi di dalam perut Shazia. Tak lupa, penjagaan Rubby Queen serta Zexrio pun makin di perketat. Shazia pun jika keluar tanpa Gus Zayyan, Shazia harus di temani oleh dua bodyguardnya yang berbadan kekar, serta mampu melindungi Shazia.

"Beneran, Maafin Zia," Ucap Shazia sembari mengerucutkan bibirnya,

"Saya masih banyak kerjaan, kamu tunggu di kamar saja." Ucap Gus Zayyan sembari memindahkan Shazia dari pangkuannya ke sofa, Gus Zayyan beranjak dari kamar dan meninggalkan Shazia seorang diri.

Shazia mengerucutkan bibirnya,

"mas marah sama Zia? Humm.... Gimana cara ngebujuknya," Gumam Shazia,

"Bantuin Amma bujuk Abuya dong nak, Amma takut. Abuya serem kalau marah, Amma kaya mau di makan sama Abuya." Ucap Shazia sembari mengelus perutnya,

Shazia merebahkan tubuhnya di sofa, ia terus mengelus perutnya sembari menunggu Gus Zayyan kembali ke kamar. Shazia menunggu Gus Zayyan satu setengah jam, matanya sudah berat, namun ia tetap menunggu Gus Zayyan kembali ke kamar sampai Shazia mendapatkan maaf dari Gus Zayyan.

Tak lama, Gus Zayyan kembali ke kamar. Ia melihat Shazia yang sudah tertidur di sofa sembari mengeluarkan isakan-nya, Gus Zayyan membangunkan Shazia dengan pelan. Shazia langsung memeluk Gus Zayyan dengan erat, dan terus mengeluarkan 'maaf'.

"Hiks.. maafin Zia mas hiks.." Lirih Shazia dalam pelukan Gus Zayyan,

"Kenapa menangis hm?" Tanya Gus Zayyan sembari memindahkan Shazia ke kasur,

JODOH CERMINAN DIRI (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang