18. Setia

9 2 0
                                    

Xanetra duduk di kursi kantor nya ia masih tak habis pikir kurang apa kah diri nya sampai-sampai Laura pergi putus dengan nya.

"Akhhh bangsat, persetan!" Umpat Xanetra memukul meja kerja nya.

"Kenapa sih Dig?" Tanya Galix semua teman Xanetra heran melihat kelakuan kasar Xanetra sudah lama sekali Xanetra tidak se kesal ini.

"Abis di putusin si kak Laura tuh." Sahut Gema tak peduli ia masih bermain game di ponsel nya.

"Coba gw pikir, lu kurang baik gimana sama Laura dia marah sampe gigit pundak lu aja masih lu maapin sekarang dia ninggalin lu." Tanya Alvian pertanyaan nya sangat serius .

"Dia ngerasa dia ngga pantes buat gw, dia selalu ovt saat bareng atau liat orang terdekat gw." Balas Xanetra lesu ia sekarang putus asa ia tak tau harus gimana.

"Itu artinya dia beneran cinta sama lu tapi selalu ngerasa ngga pantes buat lu." Saran Galex menyeruput kopi di tangan nya.

Xanetra langsung membuka ponsel nya saat ponsel nya bergetar ia berharap itu pesan dari Laura namun salah itu dari Caesa.

...
Caesa...: bang lu apain si Laura ha di nangis nih?!

Xanetra: Dia minta putus semalem.

Caesa...: bujuk lah peka dikit jadi lakik.

Xanetra: iya nanti gw kerumah Laura, tutup mulut gausah bilang ke Laura.

Caesa...: uang tutup mulut.

Xanetra: //200jt TF mandiri.

Caesa...: oke aman.

Skippp
***

Malam nya mobil Xanetra sudah terparkir di depan rumah Laura selama lebih dari satu jam namun Laura tak kunjung keluar untuk menemui laki-laki itu.

Dari jendela dapat Laura lihat kesetiaan Xanetra terhadap nya terbukti ia sudah menunggu bahkan sabar untuk menanti diri nya keluar namun wajah laki-laki itu terlihat pucat angin di luar dingin perut nya belum terisi seperti biasa Xanetra tak akan makan kecuali masakan gadis nya.

Laura memutus kan untuk keluar saat hati nya mulai sakit melihat Xanetra terus berdiri di depan rumah nya dan kedinginan.

"..." Laura hanya diam ia tak tau apa yang harus ia katakan ia bingung ia merasa sangat bersalah.

"Gausah merasa bersalah sayang, kita omongin baik-baik ya." Ucap Xanetra memecah ke sepian ia menatap Laura lembut tangan nya mengelus kepala Laura.

Kini pipi Laura sudah di banjiri air mata tangan laki-laki itu menyentuh kulit pipi nya dan terasa dingin.

Rasa gengsi rasa kasihan rasa cinta rasa overtinking semua nya berperang menggunakan ego kini Laura merasa seperti penjahat ia egois sangat egois tak memikirkan perasaan laki-laki di depan nya ia tak memikirkan kondisi laki-laki itu rasa bersalah nya semakin dalam.

Tangan Laura meraih tangan kekar Xanetra di pipi nya ia menurunkan tangan itu lalu memegang nya pipi nya penuh air mata hidung nya merah.

"Maaf Xan aku terlalu egois tapi kita putus itu pilihan terbaik." Ucap Laura menangis.

"Itu terbaik buat kamu tapi engga buat saya Laura saya butuh kamu." Bantah Xanetra.

Saat Laura akan bersuara Xanetra langsung memeluk gadis itu hangat, pelukan di lepas kan namun tangan Xanetra berada di dagu Laura badan nya ia dukuk kan wajah mereka saling bertatapan.

'cup'

Xanetra mencium bibir merah Laura lalu kembali melumat bibir merah Laura, Laura mengimbangi Xanetra namun tiga menit kemudian ciuman di lepas saat kedua nya kehabisan nafas.

"Udah oke saya ngga mau putus." Ucap Xanetra lembut, Laura memeluk Xanetra erat ia merasa sangat bersalah saat ini.

"Ga perlu nyalahin diri kamu okey saya salah juga." Gumam Xanetra mengelus punggung kecil Laura.
Lalu mencium jidat Laura.

Lalu mencium jidat Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Xanetra Laura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang