28. Dunia rasa berhenti!

3 2 0
                                    

Malam ini Laura memilih mengurung diri nya di kamar dari sepulang sekolah dan sampai sekarang pukul 23.09,ia menangis terus terus dan terus, tanpa berpikir tentang perut nya yang sudah harus di isi.

Saat ini ia sangat frustasi karna semenjak ia berpacaran sampai ke tunangan bersama Xanetra banyak wanita yang lebih lebih lebih di atas nya lebih cantik dari nya lebih baik dari nya bahkan lebih cepat kenal Xanetra lebih awal di banding dia.

Ruangan kamar nya kedap suara jadi mau Cavva atau Gea tak bisa mendengar nya, berulang kali Cavva dan Gea mengetuk pintu menyuruh Laura makan namun Laura menjawab tidak.

Beralih dari Laura kini di suatu tempat gelap di sana ada 5 orang semua laki-laki, disana salah satu nya adalah Xanetra.

Saat ini ia sedang berusaha menelpon atau bahkan mengirim pesan entah sudah berapa banyak ia melakukan panggilan tapi tidak ada yang menjawab pesan yang ia kirim hanya di baca, membuat nya panas dingin, tidak mendapat kabar sedikit pun dari sang kekasih.

Tangan nya mulai bergetar memegang ponsel nya, keringat nya mengucur deras di kening nya, saat ini ia sedang mencoba menelpon Laura sudah ke 167 kali nya ia menelpon Laura.

Namun kali ini panggilan nya di terima oleh Laura.

Tak ada suara dari seberang sana, Xanetra masih sulit untuk berkata belum ada yang berbicara satu pun entah itu Xanetra ataukah Laura juga ke-4 teman Xanetra.

"Sayang..."panggil Xanetra lembut menahan getaran di bibir nya untuk bicara ia menahan air mata nya juga dengan keras.

"Kenapa?"tanya Laura suara nya terdengar sangat sangat serak, bagaimana tidak seharian ia tidak makan minum hanya menangis saja.

"K...kita bisa ketemu berdua?"getaran dalam diri Xanetra mengencang membuat bibir nya semakin susah untuk berkata, setetes demi setetes air mata Xanetra turun membanjiri pipi tirus nya.

"Ngomong di sini aja."Jawab Laura singkat.

"Xan, maaf aku ga bisa jadi cewe terbaik buat mu, aku selalu nyusahin mu."

"Engga, kamu ga gitu sayang...kamu terbaik buat aku sayang." Bantah Xanetra ia tau kemana arah Laura akan melanjutkan omongan nya.

"Maaf banget, kalo misal selama ini aku selalu posesif ke kamu...i think putus itu jawaban akhir kita, maaf sangat sangat maaf Xanetra aku ga bisa lagi semua wanita yang ada di sekitar mu beneran bikin aku ovt, juga buat aku ngerasa kamu ngebagi waktu buat aku dan wanita lain, aku ga mau  itu xan, aku gamau hari mu susah cuma karna aku, yes i know mungkin menurut mu aku yang terbaik tapi aku juga ga boleh egois aku ga boleh selalu ngatur kamu dalam hal apapun, aku...nyerah sekarang xan."

Tanpa bisa mengatakan apapun Laura memutuskan sambungan telepon sepihak.

Xanetra.

Bagaimana keadaan nya, jelas saat ini tubuh nya bergetar air mata mengalir di pipi nya rambut nya acak-acakan, tangan nya menelusuri profil Laura di ponsel nya, teman-teman nya berusaha keras untuk menenangkan nya, terakhir kali nya Xanetra sakit hati yaitu saat umur nya 19 tahun, karna Zafena.

Bukan hanya Xanetra Laura seperti yang bisa di bayangkan ia memecah banyak vas di kamar nya sampai tangan nya terluka, ia berteriak kencang, tangis nya semakin dalam, tubuh nya juga bergetar hebat.

"Kenapa?!! Kenapa kaya gini!!!" Teriak Laura sebelum kembali dalam tangis pilu nya.

Hancur, sedih,marah,kesal,menyesal, sakit, semua nya menyatu kedua pasangan yang biasa nya masih bermanja-manja kini saling menangisi satu sama lain, menguatkan diri sendiri
Banyak harapan belum terkabul namun hubungan mereka hanya sampai di sini, mereka sudah sampai ke jenjang pertunangan namun kedatangan Zafena merusak semua kebahagiaan kedua manusia yang kini tengah berlarut-larut dalam isakan masing-masing.

Dunia terasa terhenti saat Xanetra kembali mengingat perkataan Laura, hati nya rasa nya seperti di tusuk duri tajam atau di robek robek seperti di silet, namun ia tak dapat menolak gadis itu, karna itu hanya akan berakhir pertengkaran, dan Xanetra sadar ia yang salah jadi dia tak mau hal itu terjadi.
***

Xanetra Laura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang