Selamat membaca🤍
...
Kita semua butuh Allah, makanya Allah beri kita kesempatan lima kali dalam sehari untuk bertemu dan mengadu kepada-Nya.
-Gisella-
...
Papa:
Uang sudap papa tf, papa gak bisa pulang, mama kamu lagi ikut kontes kecantikan jadi papa harus temanin dulu.Gara mengembuskan napas kasar, berdecak, dan membanting ponsel tersebut ke kasur.
Mengambil segelas air minum, Gara berjalan tanpa menghiraukan beberapa asisten rumah tangga yang sibuk menghabiskan waktu merusuh di dapur. Laki-laki itu merebahkan tubuhnya di sofa yang terletak di tengah-tengah ruangan besar. Menatap lonceng jam yang terus bergerak kiri kanan, Gara sempat terhanyut pada ilusi yang antah kenapa membuatnya merana.
Awal bulan biasanya ia pergi bertamasya dengan sang ibu.
Gara menghela napas panjang, tujuh tahun hidupnya tanpa sentuhan kasih sayang sang ibu benar-benar membuat kehidupan laki-laki itu hitam putih. Tak ada alasan jika sikap kalap dan agresif itu tertanam dalam dirinya sejak sosok wanita yang ia sayangi pergi meninggalkannya.
Kehadiran Gisell yang antah kenapa membuat apa yang sebelumnya ia alami berbeda. Bukan soal rasa, buang jauh-jauh apa yang rasanya tak mungkin bagi Gara. Namun, ada saja yang membuat laki-laki itu bingung, meski tak paham apa sebetulnya yang membuat ia tiba-tiba tergerak meraih kunci mobil dan jaket.
Sementara di sisi lain, Gisell menarik tirai jendela kamar, masih pukul 20.10 WIB. Selepas isya tadi gadis itu sibuk mengotak-atik laptopnya, merevisi karya tulis teman-teman ekskul yang sempat ia tinggal tadi siang. Kepergian Gisell mendadak, jelas menimbulkan pertanyaan bagi mereka. Gisell hanya diam mendengarkan celotehan Jesica yang sudah menunggu gadis itu sampai jam lima sore. Jelas Jesica mengamuk.
Mana Gisell tahu akan dibawa, kehadiran mendadak Glen dan membawanya menemui Gara juga tak direncanakan sebelumnya. Jelas membuat Gisell merasa bersalah karena tiba-tiba meninggalkan teman sesama ekskulnya tanpa alasan.
"GISELL! BISA BANTU BUNDA, GAK?"
Lekas gadis itu meraih jilbab yang tergeletak di atas kursi setelah sang bunda meminta tolong membeli garam. Antah apa yang tiba-tiba saja Hindun sibuk di dapur jam-jam segini, Gisell tak peduli karena bisa jadi suasana hati sang bunda sedang baik, makanya masak malam-malam.
Namun ketika tangannya hendak membuka pintu, pertama kali yang ia lihat adalah kehadiran seorang laki-laki yang berdiri misterius di depannya. Menatapnya sembari diselingi pikiran-pikiran konyol.
"Kakak ngapain ke sini?"
Antah apa yang menyebabkan Gara tiba-tiba mengajaknya malam-malam meskipun sudah meminta izin kepada Hindun, namun anehnya Hindun membolehkannya tanpa berpikir dua kali.
"Boleh, hati-hati, jangan kemaleman."
Gisell mengernyit bingung ketika Gara tiba-tiba membawanya ke sebuah taman yang tidak jauh dari perumahan Gisell.
Bergelimang dengan kebingungan, Gisell akhirnya membuka suara.
"Sebenarnya tujuan kakak bawa aku ke sini ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga Musim Semi✔️ [END]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM DIBACA] Abyan Anggara adalah musisi terkenal yang penuh dengan misteri. Laki-laki agresif dan tempramen yang membuat seantero sekolah takluk dengannya. Melalui musik, Gara mengisi hidupnya sendiri. Konser setiap waktu dan tak peduli...