"Siap untuk tantangan berikutnya?"
"Sekali saja kita kalah, maka salah satu dari kita tamat."
"Siap gak siap kita harus bisa lewatin ini."
"Ini lebih gila daripada angka-angka di komputer itu!"
"Jangan sampai lengah, semuanya mengawasi kita!"
"Beker...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arfhan.
Lantunan musik dari grubband 'Avenged Sevenfold' asal Amerika Serikat menggema di dalam ruangan bernuansa abu. Petikan gitar dari seorang gitaris mengiringi alunan musik.
Senandung kecil terdengar dari seseorang yang sedang berkutat di meja belajarnya. Ditemani buku-buku, dia menggerakkan tubuhnya seolah dirinyalah gitaris yang sedang memetik gitar tersebut.
Lagu yang berjudul Buried alive membuat kobaran semangat bagi siapapun yang mendengarnya. Meskipun, arti dibalik lagu tersebut, tidak berhubungan dengan itu.
Take the time just to listen~
When the voices streaming are much too loud~
Take a look in the distance~
Try and see it all~
Chances are that ya might fight~
That we share common discomfort now~
I feel I'm walking a fine line~
Tell me only if it's real~
Arfhan bangkit dari kursinya lalu menggulung bukunya seolah-olah itu adalah mic.
Tubuhnya bereaksi. Dia menikmati lagu sambil turut serta melakukan gerakan-gerakan seperti bagian dari band.
"Hey! I can't live in here for another daaaay, Daaarkness has kept the light conceeeaaaled, Grim as eveeeeer. Hooold on to faith as I dig another graaave.Meeeaaanwhiilee, the mice endure the wheeeel, Real as eveeer. And it seems I've been buried aliveeeee~"
Arfhan menghentakkan kakinya di lantai, serta kepala yang manggut-manggut dan tangan yang dihentak-hentakkan seperti sedang memukul drum.
Jelas, ini adalah lagu favoritnya. Arfhan sangat menyukainya karena dengan mendengarkan lagu ini dia jadi melupakan segala kesedihan yang melanda.
Tak menghentikan tangannya yang memukul-mukul di udara, dia bernyanyi kembali menghayati setiap bait lirik.
"Heeey!, I can't live in here for another daaaaaay. Daarkness has kept the light conceeeaaled. Grim as eveer. Hooold on to faith as I dig another graaaave. Meaaanwhile, the mice endure the wheeeel. Real as eveeer!!" Arfhan bernyanyi dengan berteriak.
"And I'm chained like a slave, trapped in the dark, slammed all the locks, death calls my name, and it seems I've been buried aliiiiiveeee!!" Arfhan manggut-manggut sambil berputar-putar dikamarnya. Dia sungguh seperti vokalis band tersebut.
Tok! Tok! Tok!
"Hoiii!"
Tok! Tok! Tok!
"Hoi! Arfhan!"
Mendengar teriakan dari balik pintu, Arfhan segera menghentikan kegiatannya dan mematikan musik di ponsel miliknya.