58&@

68 8 0
                                    

Vote dulu sebelum baca, cepaaaat! MAKSA!

***

Tiga.

Mereka masih terus mengikuti Miss Reta yang bertugas sebagai pemandu tour mereka saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka masih terus mengikuti Miss Reta yang bertugas sebagai pemandu tour mereka saat ini.

Hingga Miss Reta diikuti yang lain berhenti di salah satu pintu besar dengan ukiran yang unik. Miss Reta menekan-nekan tombol di knop pintu, lalu membukanya. Menampilkan ruangan modern dengan sepuluh kursi yang melingkari meja digital yang terdapat hologram di tengah-tengahnya.

"Ini adalah kelas kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini adalah kelas kalian. Kelas unggulan. Sistem dan peralatannya telah dirancang khusus sesuai dengan jumlah siswa yang diterima. Dan tentunya, bentuk ruangan kalian jauh lebih modern dibandingkan ruangan kelas pada umumnya." Miss Reta tersenyum menatap mereka satu persatu. "Silahkan di jelajahi isi kelas kalian. Miss mau keluar sebentar." Lanjutnya kemudian pergi meninggalkan mereka berdelapan yang sedang menatap kagum ruangan tersebut.

"Waaah..." Fay berseru saat Miss Reta telah keluar dari ruangan. Dia berlari kecil mengelilingi ruangan yang terbilang cukup canggih ini. Berputar, sesekali memaju-mundurkan kursi, lalu memencet layar hologram yang ada di tengah-tengah meja. Dia tertawa saat yang dipencetnya memunculkan suatu gambar yang terbilang aneh.

Fay beralih, kini dia sedang mengetuk-ngetuk papan tulis digital secara asal hingga menimbulkan bunyi nyaring, membuatnya panik karena bunyi tersebut tak kunjung berhenti.

"Bukan gitu Fay caranya." Haider berseru dan mendekati Fay yang sedang memencet-mencet tombol asal. Fay sepertinya panik, takut-takut alat itu rusak dan parahnya lagi dia akan di drop out pada hari pertamanya sekolah.

Fay meringis melihat Haider yang berjalan mendekat dan mulai mengotak-atikkan layar digital tersebut. "Itu... gak apa-apa, 'kan?" Tanyanya takut-takut.

"Alarmnya doang kok tadi. Karena alat ini ngedeteksi sentuhan yang mencurigakan, jadi dia otomatis bunyi." Jelas Haider membuat Fay menghela nafasnya lega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang