"Siap untuk tantangan berikutnya?"
"Sekali saja kita kalah, maka salah satu dari kita tamat."
"Siap gak siap kita harus bisa lewatin ini."
"Ini lebih gila daripada angka-angka di komputer itu!"
"Jangan sampai lengah, semuanya mengawasi kita!"
"Beker...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Kayvan.
"Mam, makanan udah siap?" Tanya Kayvan saat mendekati seorang wanita paruh baya yang sedang berkutat di dapur.
"Dikit lagi, kamu duduk aja sana." Titah wanita tersebut dan dibalas anggukan oleh Kayvan.
Kayvan duduk di salah satu kursi—meja makan—dan mengambil salah satu toples. Dia memakan isi di dalamnya.
"Mamy, hari ini pengumuman." Seru Kayvan di sela-sela kunyahannya.
Seseorang yang dipanggil Mamy tersebut menoleh sejenak, lalu kembali sibuk dengan kegiatannya. "Terus?"
Kayvan mengambil air minum yang berada di dekatnya dan meneguknya. "Mamy nggak heboh gitu, apa Kayvan bisa lulus." Ucapnya setelah tegukan terakhir.
Brak
Dua mangkuk ditaruh di atas meja. Kayvan sedikit tersentak karena suara tersebut sedikit kencang.
"Pelan-pelan, Mam. Nanti pecah lho." Seru Kayvan setelah Mamy-nya menggeser kursi dan duduk tepat di sebelahnya.
"Ngapain Mamy heboh, kamu juga pasti di terima kok." Sahut Mamy dan mulai menyendokkan makanan yang telah di letakannya tadi.
"Makan tuh!" Titah Mamy dan diangguki Kayvan.
Kayvan terkekeh. "Iya sih, Mam. Tapi Mam, Kayvan agak ragu sama tes kemaren." Serunya seraya menyeruput kuah.
Mamy menoleh lalu menatap Kayvan tajam. "Kenapa ragu? Soal itu mudah." Sahut Mamy-nya lalu membuang muka, menatap makanan kuah dengan kepul asap di depannya kembali.
Mamy-nya mengangkat bahu. "Mau se-luar nalar apapun itu, Mamy yakin kamu pasti lulus."
"Tapi ya Mam—" Baru saja Kayvan akan melanjutkan bicara, tiba-tiba pintu dibuka secara kasar oleh seseorang.
"Linda sini! dasi saya ini kenceng amat. Gak bener kamu ini masanginnya!" Seorang pria paruh baya masuk dengan wajah yang tidak ramah.
Seseorang bernama Linda yang merupakan Mamy Kayvan tersebut memutar bola matanya malas dan mendengus. "Biadab." Linda berkata pelan dan hanya di dengar oleh Kayvan.
Kayvan yang mendengarnya hanya menyeringai dan terkekeh pelan. Ditatapnya kedua orang dewasa yang kini sedang beradu mulut di ruang tamu. Kayvan hanya mengangkat bahu dan menghela nafas.
"Ayah, hari ini pengumuman." Seru Kayvan setelah bangkit. Perdebatan kedua orang dewasa tersebut terhenti.
Menoleh ke arah Kayvan, pria yang dipanggil Ayah itu pun beralih menghampirinya. "Oh, ya?" Tanyanya sambil bersedekap dada.
Kayvan mengangguk, lalu menunjukkan ponselnya yang tertera sebuah poster.