Bagian 1: Dunia Baru

394 60 6
                                    

Boboiboy Fanfiction

© Boboiboy | Animonsta Studio

A/N: seluruh cerita ini merupakan karangan semata dan penulis tidak mengambil keuntungan dari penulisan cerita ini. Apabila ada kesamaan ide, nama tokoh atau tempat, semua itu murni ketidaksengajaan.

≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪


Bagaimana pembukaan dari sebuah cerita transmigrasi?

Sang tokoh utama menceritakan mengenai novel atau game yang mereka baca atau mainkan, lalu terdapat salah satu karakter yang mereka benci atau kasihani kemudian berkata 'Jika saja itu aku' lalu mati karena berbagai macam alasan. Paling sering karena tertabrak mobil truk.

Hal yang sangat lucu menurutku dan tidak masuk akal.

Ya, memang tidak masuk akal karena aku hidup di dunia modern pada abad ke-21 dimana orang-orang lebih percaya pada sains yang dapat dibuktikan dibandingkan hal-hal diluar nalar seperti transmigrasi atau semacamnya. Maka aku tak mengerti mengapa aku bisa mengalami hal seperti itu.

Tak masuk akal.

Bukankah aku menjalani kehidupan yang baik-baik saja? Aku bukan anak yang dilupakan oleh orang tuanya. Aku juga bukan seorang yatim piatu yang harus bekerja membanting tulang hanya demi hidup yang baik. Aku pula bukan seorang yang memiliki dendam atau penyesalan tentang hidupku. Dan aku tidak terobsesi pada novel atau game apapun.

Aku hanya manusia biasa. Seorang mahasiswa jurusan seni yang berusia 21 tahun dan tengah berusaha melewati semester yang keras ini.

Maka wajar saja saat aku membuka mataku di dunia asing ini, yang pertama kurasakan adalah kebingungan. Dimana ini? Mengapa aku bisa ada di ruangan asing ini? Terlebih sebuah ruangan yang begitu mewah yang tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Hal berikutnya yang aku rasakan jelas kepanikan. Bagaimana bisa aku berada di ruangan asing ini? Bukankah semalam aku hanya tertidur di kamarku setelah lelah membuat tugas kuliahku?

Aku mencoba untuk berteriak, tetapi saat itulah aku menyadari jika suaraku tak bisa keluar. Rasa kepanikan yang aku alami tergantikan oleh perasaan tubuh yang begitu lemah. Bahkan mengangkat tanganku saja terasa sangat melelahkan. Untuk mempertahankan kesadaranku pun butuh banyak perjuangan. Apa yang terjadi? Mengapa tubuhku terasa begitu lemah dan lelah? Juga aku merasa sesak pada dadaku yang tak aku mengerti. Apa aku sebenarnya menderita asma tanpa kuketahui?

Jujur saja aku sangat ketakutan dan bingung. Namun siapa yang bisa kumintai pertolongan? Terbangun di ruangan asing dengan tubuh yang begitu lemah, sendirian tanpa ada orang lain di dalamnya. Ini sangat menakutkan dan membingungkan bagiku.

Mungkinkah aku sedang bermimpi?

Ya, ini mungkin hanya mimpi semata.

Aku menutup mataku kembali dengan harapan ketika aku membukanya lagi aku sudah kembali ke kamarku. Namun, apa yang aku harapkan hanyalah kesia-siaan belaka. Apa yang kulihat ketika kembali membuka mataku adalah pemandangan yang sama dengan yang sebelumnya kulihat. Tubuhku masih selemah sebelumnya, malah mungkin jauh lebih lemah sekarang.

Apa yang terjadi?

Mengapa aku tidak kembali ke kamarku?

Apa aku diculik?

Tetapi penculik mana yang mau menculikku? Aku hanya seorang mahasiswa biasa jurusan seni, tidak memiliki kekayaan apapun dan nilaiku pula hanya rata-rata. Bahkan laptop yang aku gunakan untuk kuliah saja adalah bekas Ayahku. Ponselku juga sudah ketinggalan zaman, kalaupun dijual tak akan menghasilkan uang. Terlebih aku hanya tinggal di kost-kost kecil dengan fasilitas yang tidak memadai untuk menghemat uang. Jika mau kusimpulkan, tak ada alasan bagi seseorang untuk menculikku.

Di Bawah Langit yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang