"Mampukah perahu cintaku berlayar ke pelabuhan lain yang menerimaku apa adanya?"
Nadziya Almaera Althafunnisa
*****
"Cantik" ucap seorang pria yang duduk diseberang Ziya.
"Langsung saja ucapkan tujuan Anda kesini" ucap Hakam ketus yang tiba-tiba datang dari arah belakang Ziya.
Sontak Ziya kaget dan mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Ia melihat siapa pria yang duduk di depannya. Retina matanya bersirobek dengan mata hazel milik pria di depannya, mereka bertatapan selama lima detik, setelahnya Ziya kembali menundukkan kepalanya.
"Dia benar Kak Hafiz? Ada apa Kak Hafiz malam-malam datang ke rumah? Apa dia serius dengan janjinya dua tahun lalu untuk melamarku lagi setelah aku wisuda? Oh Allah Ziya tidak menyangka dia akan datang secepat ini. Jika memang dia jodoh yang Engkau kirimkan kepadaku dan Dia yang Engkau tulis di lauhul mahfudz, Ziya mohon Ya Allah mantapkan hatiku untuk bisa menerimanya" gumamnya dalam hati, ia menelan saliva nya karena gugup.
"Silahkan langsung saja, jelaskan maksud dan tujuan Anda kesini. Saya tidak ada waktu lama, tolong langsung to the point tidak usah bertele-tele" titah Hakam dengan nada ketus setelah duduk.
Hafiz berdehem sejenak untuk mengecek suaranya, membenarkan posisi duduknya lebih tegap.
"Bismillahirrahmanirrahim, sebelumnya saya mohon izin untuk memperkenalkan diri. Nama saya Hafiz Fawwaz Pradana, biasa di panggil Hafiz. Umur saya 23 tahun. Saya berasal dari Bandung." jeda sepersekian detik untuk mengambil nafas
"Dan....."
"Langsung saja tidak usah bertele-tele" ucap Hakam memotong ucapan Hafiz
"Maaf, jadi kedatangan saya kesini dengan maksud dan tujuan untuk mengkhitbah putri Tante yang bernama Nadziya Almaera Althafunnisa untuk menjadi istri dan ibu untuk anak-anak saya kelak. Saya berjanji akan menjadi imam yang baik untuk anak Tante, dan akan menjaga anak Tante sebaik mungkin, membimbingnya untuk meraih surga-Nya bersama-sama" ujar Hafiz dengan menghembuskan nafas lega akhirnya bisa mengutarakan maksud dan tujuannya tanpa halangan. Meskipun mendapat perlakuan kurang mengenakkan dari Hakam.
Di sisi lain Ziya terus menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti tomat setelah mendengar ungkapan pria di depannya. Hatinya berdesir seperti ada kupu-kupu sedang berterbangan disana. Detak jantungnya tiba-tiba meningkat, pasokan oksigen yang melimpah ruah terasa berkurang, tangannya terus menggenggam tangan Linda.
Apakah perasaannya kepada Hakam sudah benar-benar berakhir dan ia mulai mencintai laki-laki didepannya? Entahlah dia juga tidak tahu dengan perasaannya.
Ziya tidak menyangka Hafiz akan datang mengkhitbah dirinya secepat ini padahal dirinya baru saja wisuda tadi pagi.
Ziya sangat bahagia namun di dalam lubuk hati yang paling dalam Ziya masih menyimpan trauma dengan seorang yang berprofesi sebagai tentara seperti ayahnya.
Ziya merasa masih belum siap untuk kembali menjalani hidup dikalangan tentara, kendati demikian Hafiz adalah lelaki yang pertama datang untuk melamarnya ditambah ilmu agamanya yang dimilikinya sangat baik. Lelaki yang tidak pernah menyerah untuk mengikatnya meskipun sudah pernah ditolak.
"Ya Rabb jawaban apa yang harus Ziya berikan, Ya Allah Engkau yang Maha Mengetahui berikanlah petunjuk-Mu" doa Ziya dalam hati.
"Niat nak Hafiz sangat baik datang untuk mengkhitbah anak Tante, tapi untuk jawabannya Tante serahkan semuanya kepada Ziya, dia yang akan menjalaninya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perisai Hati
SpiritualMencintai seseorang dalam diam memang begitu menenangkan. Namun ada kalanya hati merasa sakit saat melihat dia dekat dengan wanita lain. Seperti yang di alami perempuan bernama Ziya yang diam-diam menaruh hati pada seseorang yang begitu dekat dengan...