7. Bukan Dia

6 3 1
                                    

"Dermaga yang aku kira tempat terakhir untuk aku melabuhkan perahu cintaku namun aku salah dermaga itu mendorongku untuk kembali ke dermaga yang dulu sempat aku singgahi"

Nadziya Almeera Althafunnisa

*****

Tubuh Ziya beringsut mundur setelah mendapati pria yang ada dihadapannya bukanlah Hafiz yang satu bulan lalu datang malam-malam untuk mengkhitbahnya. Waktu satu bulan yang mereka habiskan bersama untuk pengajuan nikah kantor seakan tidak ada artinya.

"Kamu yang membawaku sampai ke tahap ini, berusaha untuk menyakinkan ku agar tidak menyerah, tapi kenapa kamu dengan teganya meninggalkan aku dihari yang sangat penting ini. Kamu membiarkanku jatuh ke tangan lelaki yang sudah mempunyai seorang istri. Kenapa semua ini terjadi begitu cepat? Ooh Allah kenapa takdir seolah sedang mempermainkan hidupku" kata Ziya dalam hati

Mata Ziya merah berkaca-kaca, bulir air matanya siap menetes. Dia menangis dihadapan lelaki yang sudah sah menjadi suaminya.

"Kemana kak Hafiz?" tanya Ziya dengan nada sedikit tinggi. Dadanya sakit untuk menerima semua ini. Semua orang terdiam, Linda yang duduk dibelakang Ziya memegang bahunya dan berusaha untuk menenangkan Ziya.

"Mah kemana kak Hafiz? hiks hiks hiks" tangis Ziya pecah, ia berbalik badan. Linda langsung membawa tubuh Ziya ke dalam dekapannya.

"Mah kak Hafiz kemana? Kalau kak Hafiz membatalkan pernikahan kenapa harus kak Hakam yang menggantikannya"

"Mah..aku....." tiba-tiba kepala Ziya pusing pandangannya perlahan menghitam, Ziya pingsan di pelukan Linda dengan menyimpan rasa kecewa yang sangat berat.

"Ziyaa bangun sayang, Mamah minta maaf" ucap Linda

Melihat istrinya pingsan Hakam bergegas membawa tubuh Ziya ke kamarnya. Disini tidak hanya Ziya yang merasakan sakit, Hakam juga merasakan sakit atas semua yang terjadi antara dirinya dan Ziya yang terjadi begitu cepat.

Hakam benar-benar menyesal telah menikahi Ziya, pernikahan yang terjadi bukan atas kehendaknya melainkan terjadi atas permintaan dari Linda demi menyelamatkan nama baik keluarganya.

*****

Flashback on

Saat Linda sedang duduk menemani Ziya di kamarnya sambil menunggu kalimat sakral di ucapkan, beliau menerima telepon dari keluarga besannya yaitu Sandi.

Lantas Linda keluar dari kamar Ziya untuk menerima telepon.

"Assalamualaikum Bu Linda maaf anak saya tidak bisa menikahi putri anda" kata Sandi tiba-tiba saat acara pernikahan mereka akan berlangsung beberapa menit lagi, beliau membatalkan begitu saja tanpa mengatakan alasannya.

"Wa'alaikumussalam. Nggak....."  

Belum sempat Linda menanyakan alasannya, Sandi memutuskan teleponnya. Linda segera menelpon balik tetapi tidak di angkat, Sandi memblokir nomor Linda. Tidak sampai situ, Linda berusaha menelpon Hafiz dan semua keluarga Hafiz satu per satu namun tidak satupun dari mereka mengangkat telepon Linda.

Linda turun ke lantai bawah dengan tergesa-gesa. Di bawah semua tamu undangan sudah hadir untuk menjadi saksi pernikahan Ziya dan Hafiz, penghulu pun sudah berada di depan meja pelaminan. Dengan gampangnya pihak laki-laki membatalkan secara sepihak setelah semua sudah siap.

Linda menghampiri Hakam yang sedang duduk bersama dengan Wildan  suami Fisya. Beliau membisikkan sesuatu di telinga Hakam, lalu mereka Linda dan Hakam masuk kedalam ruangan. Linda menutup pintu dengan rapat lalu menguncinya. Hanya mereka berdua yang ada di dalam.

"Nak barusan keluarga Hafiz telepon Mamah, mereka membatalkan pernikahan Hafiz dan Ziya. Mama bingung harus gimana, semua sudah siap, Mama malu kalau batal lagi"

Perisai HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang