02

129 29 2
                                    


Mata Sarang membulat kala melihat siapa yang memasuki aula, gadis berusia 20an dengan rambut tergerai dan gaun hitam yang anggun. Gadis yang berusaha ia bawa kembali ke sisi nya selama beberapa tahun belakangan ini. Gadis yang ia rindukan, bisa dilihat kekosongan dari tatapan nya pertanda akan dalamnya luka yang tertoreh dihati nya. Gadis itu duduk sendirian di kursi paling belakang yang cukup jauh dari altar. Tak ada raut bahagia atau sedih, yang ada hanya wajar datar tanpa ekspresi.

"Ada apa?." Tanya Gongyoo yang sadar kalau istrinya itu gelisah.

"Dia disini, dia datang kemari." Jawab Sarang dengan nada bergetar dan mata yang penuh emosi.

"Suzy?." Tanya Gong yoo memastikan.

"Ya, putri ku, Suzy." Jawab Sarang lirih.

.

Suzy akhirnya menemukan Nana dan Seokjin , tepat di saat mereka ingin berfoto dengan pengantin. Membuat Suzy mau tak mau harus bertatapan langsung dengan wanita itu. Wanita yang dulu menjadi sumber bahagia tetapi juga menjadi sumber lukanya, lalu berubah menjadi mimpi terburuk untuk nya.

"Kau bisa Ji, ini hanya pertemuan biasa dan ini hari bahagianya , unnie rasa tak ada salahnya kau mengucap selamat, karna unnie tau kau masih sangat menyayangi nya, bagaimana pun itu ibu mu kan ?." Bisik Nana sembari mengelus bahu Suzy.

Ia sadar itu akan sangat menyakitkan Suzy namun ini adalah proses bagi gadis itu untuk sembuh. Karna ia ingin Suzy dapat berdamai dengan masa lalu nya.

"Ingat kan kau itu kuat." Bisik Seokjin ikut membantu.

Dengan genggaman tangan dari Nana, Suzy berusaha melangkah untuk mendekat. Sementara pengantin wanita yang sedari melihat nya dengan penuh harap. Suzy merasa pusing sekarang , karna tiba tiba saja memory buruk soal wanita itu keluar seperti bom waktu.

Semua kalimat kalimat penuh kebencian yang terlontar dari ibu nya merambat mengisi otak dan hatinya. Ia yakin ini akan berefek buruk , karna ia tak siap dengan kotak pandora yang terbuka begitu saja.

Setelah nya semua berubah jadi gelap , ia hilang kuasa dengan tubuhnya. Lalu ambruk bersama dengan kenangan pahit dari sang Ibu. Membuat keributan disana.

.

"Kau hanya penghancur hidupku."

"Kehadiran mu sendiri adalah bencana untukku."

"Hanya bertingkah benar, kau itu darah dagingku, semua prilaku mu pasti akan berdampak padaku."

"Pergi, pergi sejauh mungkin dan jangan coba memanggil ku dengan sebutan ibu."

"Aku tak pernah mengharapkan kau ada."

Suzy terbangun, ia tak tau ada dimana sekarang. Air mata nya menetes tanpa sadar.

"Ji." Ucap suara asing dari orang yang sedari tadi berada disana.

Suzy menoleh, ekspresi nya berubah menjadi datar. Begitu tau ada Ibu nya disana, Ibu yang sepertinya tak pantas ia sebut Ibu lagi. Entah kenapa wanita itu bisa berada disana. Lagipula bukan orang itu yang Suzy harapkan untuk ada disini.

"Pergilah, bukankah kita tak saling mengenal" ucap Suzy dengan nada dingin.

"Ji." Ucap Sarang lagi.

"Jangan merasa bersalah sekarang, karna rasa bersalah mu berarti apapun." Balas Suzy dengan senyuman.

Membuat wanita itu terdiam. Dulu Suzy tak seperti ini, dia selalu jadi gadis yang paling penurut dan tak pernah berkata setajam itu.

"Aku bukan anak mu lagi, aku hanyalah manusia yang terlahir dari rahim itu atas dasar kesalahan, kau tau, aku tak punya mahluk bernama Ibu, karna sedari awal aku tak memiliki nya." Ucap Suzy dengan nada lebih lembut disertai senyum.

Reset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang