12

91 25 0
                                    

Karna semua orang sibuk, hari ini Suzy memilih untuk pulang sendiri. Meski Jaebum menawarkan untuk menjemputnya, namun Suzy memilih untuk jalan saja. Toh jarak antara kampus dan apartement nya tak begitu jauh. Lagipula ia rasa ia perlu waktu untuk sendirian.

Bersama dengan musik dan earphone nya, ia bersenandung sepanjang jalan. Menikmati langit yang mulai menggelap karna matahari bersembunyi, mungkin sebentar lagi hujan.

Dan benar saja , rintik rintik hujan mulai turun , membasahi dirinya juga bumi. Tapi bukan malah mempercepat langkah , Suzy berhenti, menikmati bulir demi bulir hujan . Menikmati setiap rintik yang membuat ia mengingat memory akan hujan itu sendiri.

Lalu dilihat nya sekeliling, banyak orang berlari ada yang sempat memperdulikan yang lain, ada yang memikirkan diri sendiri.

Setelahnya ia tersadar , kalau pada hakikatnya semua manusia terlahir murni dan bersih , namun bagaimana proses hidup dan pilihan lah yang membuat mereka bisa jadi seorang yang baik atau sebaliknya.

Lalu ia meneruskan jalan , menuju ke zebra cross untuk menyeberang. Bersama orang orang berpayung . Namun kala ia melangkah , tiba tiba ada mobil berkecepatan tinggi, melaju menuju padanya. Membuat ia tersentak.

Kalau saja bukan karna tarikan seseorang yang sama cepatnya, mungkin sekarang ia sudah menjadi korban tabrak lari.

"Kau tak apa?." Tanya orang itu, membuat Suzy menoleh , lalu menggeleng cepat, tanda ia baik baik saja.

"Kau tak seharusnya berjalan sembari melamun begini, apa yang kau pikirkan sih." Omel orang itu.

"Terima kasih." Ucap Suzy masih dalam keadaan syok.

"Pulang lah bersama mu, kau tak aman jika berjalan sendirian begini." Ucap orang itu, Sehun.

"Haruskah? Aku tak apa kok." Jawab Suzy setelah syok nya buyar.

"Kalau kau tak kenapa napa kau tak akan seperti ini." Kata Sehun.

"Apa kau mengikuti ku? ."

"Tidak aku kebetulan lewat."

Meski pada kenyataan , Sehun mengikuti gadis itu sedari ia keluar kampus. Entahlah , ia merasa setelah pembatalan pertunangan itu, akan banyak teror yang mengancam gadis ini.

.

Sehun memberikan secangkir coklat panas pada Suzy, diluar hujan semakin lebat. Sekarang kedua nya ada di apartement Sehun, tepatnya apartement Sehun, Kai dan Inwoo.

"Kau selalu saja batu sedari dulu." Ucap Sehun duduk disebelah Suzy , membuat gadis itu memutar mata.

"Apa kau merasa sedekat itu sehingga kau mengecap aku sebagai gadis keras kepala?." Tanya Suzy dengan wajah biasa sembari memainkan mug berisi coklat.

"Apa kau menaruh racun disini ?." Tanya Suzy.

"Apa aku sebejad itu dimata mu."

"Kau sadar? Baguslah." Jawab Suzy.

"Minumlah aku tak menaruh apapun." Kata Sehun dengan nada lebih lembut.

"Wah kemana pergi nya harga dirimu yang selangit itu? Hingga nada bicara mu bisa begitu." Cibir Suzy dengan senyum meremehkan.

Sehun menghela nafas. Tak bisa marah ataupun membalas.

"Apa kau tau siapa yang meneror mu tadi?." Tanya Sehun.

"Entahlah, aku juga tak mau tau, ku rasa itu hanya kebetulan, Lagipula untuk apa aku merasa takut akan hal seperti itu, sementara kau tau, selama beberapa tahun belakangan ini hidup ku sudah seperti teror." Jawab Suzy dengan nada biasa namun menusuk.

Reset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang