06

81 28 0
                                    


Suzy menjerit tak karuan begitu ia terbangun. Hal yang bertahun menghilang kini kembali lagi. Ia pucat, ketakutan serta histeris. Trauma nya kembali lagi, membuat ia seperti 5 tahun lalu. Ia menekuk lutut dan menutup kupingnya. Ini hal yang paling buruk yang pernah terjadi selama Suzy amnesia. Semua orang buru-buru ke kamar nya.

"PERGI! PERGI! AKU TAK PERNAH MENGUSIK ATAU MELAKUKAN KESALAHAN APAPUN PADA KALIAN."Teriak Suzy histeris.

Wonbin memeluknya, menenangkan dan menyalurkan rasa sayang nya agar Suzy lebih tenang.

"Ini ayah nak." Bisik Wonbin.

Suzy akhirnya lebih tenang. Meski ia masih tampak ketakutan.

"Sebenarnya ada apa dengannya ?." Tanya Jaebum pada Seokjin.

"Memori dia soal pesta kelulusan kembali." Ucap Seokjin .

"Kenapa?."

"Entah lah , hanya nenek yang tau cerita lengkap nya." Ucap Seokjin, menatap adik sepupu nya dalam.

Sedikit lagi Suzy, kau sudah hampir berhasil.

.

Sarang memandang foto lamanya. Ada dia, Wonbin dan bayi perempuan berpipi gembul. Ia sendiri tak paham, apa dosa bayi itu padanya. Bahkan bayi itu yang membuat dirinya bisa diterima kembali oleh keluarganya.

Meski begitu, selama ia berkuliah , ia tak pernah mau menunjukkan bahwa ia berkeluarga. Karna baginya itu akan menjadi penghalang. Namun Wonbin tak keberatan.

Sarang menghela nafas. Di balik foto itu ada foto ia dan bayi lain . Foto mahluk yang selama ini ia tutupi keberadaan nya dari siapapun. Anak perempuan nya yang semua sangka telah ia gugurkan.

Sesungguhnya ia tak keguguran. Ia hanya menitipkan anak itu pada salah satu suster. Dan mengarang tentang keguguran. Untuk menyembunyikan kelahiran nya dari Wonbin bahkan dari Gong yoo, ayah anaknya.

Mungkin karna itu ia tak bisa bersikap baik pada Suzy. Karna ia merasa bersalah pada anak pertamanya. Ditambah hanya Suzy yang mendapatkan warisan begitu ayah Sarang meninggal.

Meski begitu , ia sering menemui anaknya dan memberikan segala kebutuhan . Bahkan kala ia meminta agar dapat satu sekolah dengan Suzy agar bisa mengenal lebih dekat, Sarang dengan senang hati menyetujui nya.

.

Suzy terkena demam tinggi setelahnya , membuat ia harus kembali di rawat di rumah sakit. Tempat gadis itu dirawat.

Wonbin selalu protektif pada Suzy. Apapun dan siapapun yang menyakiti gadis nya pasti akan berhadapan dengan dia. Karna itu Suzy tak pernah ingin bercerita soal apa yang ia alami dan apa yang ia dapat dari Ibunya hingga kini.

"Ayah." Ucap Suzy, membuat Wonbin menoleh.

"Kenapa sayang?." Ucap Wonbin melembut.

"Ayah , apa ayah tak malu punya putri seperti ku?." Tanya Suzy dengan nada serius.

"Kenapa harus malu? Kau adalah anak yang paling manis dan harta ayah yang paling berharga." Jawab Wonbin.

"Tapi kenapa hanya Ayah yang merasa begitu? Apa karna Ayah saja yang menginginkan Suzy untuk hidup." Ucap Suzy sembari tersenyum.

Wonbin terdiam, entah apa yang membuat Suzy menanyakan hal seperti itu. Setau nya Sarang selalu merawat Suzy dengan baik. Suzy juga selalu gembira setiap kali membahas Sarang.

"Apa boleh, aku hanya jadi anak Ayah saja? Tanpa Ibu, jadi bisa kan mulai sekarang aku jadi anak piatu saja , tanpa harus ada dia sebagai Ibu, aku lelah Ayah, rasanya lebih baik mati saja." Pinta Suzy.

Reset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang