07

78 24 1
                                    

Sarang menangis di dalam mobilnya. Ada Jinyoung dan Gong Yoo disana.

"Apa yang harus aku lakukan ?, gadis kecil ku sudah berubah , aku memang tak pantas menjadi ibu." Ucap Sarang .

"Pelan pelan, ia gadis baik, ia pasti akan luluh." Jawab Gong yoo memenangkan.

Bukan tanpa alasan ia menjadi begitu. Ada hal lain yang ia sembunyikan selama ini. Hanya saat ini saja ia berani bercerita.

Ia di tekan dan diancam, oleh mantan ibu mertuanya. Karna ibunya tau soal kelahiran anaknya dan Gong yoo dan wanita itu pula yang membantu Sarang merekayasa semuanya agar Wonbin bisa bahagia, tanpa harus ada anak itu.

Karna sedari awal , ibu mertuanya menang menentang keras pilihan Wonbin untuk menikahi Sarang dan bertanggung jawab untuk janin yang bukan miliknya. Sejujurnya Sarang sudah jatuh hati pada Wonbin sejak itu.

Selama ini anak pertamanya hidup dan di biayai oleh Ibu mertuanya . Namun semua tak gratis karna Sarang diminta untuk meninggalkan Wonbin dan tak kembali lagi.

Namun Sarang bertahan. Disaat Sarang hamil ibu mertuanya nya lebih lunak. Mengingat itu cucu nya sendiri, anak dari Wonbin. Namun meski begitu ibu mertuanya meminta jika anak itu lahir, maka hak asuh akan menjadi milik Wonbin.

Karna Sarang tau, ia tak bisa memiliki anak ini utuh. Berbagai cara ia lakukan untuk mengugurkan sang bayi, karna lebih baik bayi itu tak usah ada, daripada ia harus melepas darah daging nya sendiri . Tapi karna janin nya kuat, semua sia sia.

Suzy lahir dan tak di dipungkiri , Sarang amat bahagia, meski pada akhirnya Suzy harus pergi juga. Karna itu , disaat Suzy dewasa , Sarang bersikap laksana ibu tiri yang kejam dan tak berhati. Karna ia mau Suzy bergantung padanya disaat mereka jauh nanti, namun semua sikap buruknya selalu di balas dengan senyum dan sayang tanpa sedikitpun keinginan untuk menjauhi Sarang, Sarang terenyuh dan terluka di saat bersamaan.

Terlebih lagi Ibu mertuanya mengancam akan melukai anak pertamanya jika Suzy tetap di tangan Sarang. Sulit memilih di antara kedua darah daging nya.

Akhirnya ia melepas Suzy. Tanpa sadar kalau ia tak akan kembali. Membuat ia berada dalam penyesalan karena salah nya yang salah.

.


Suzy bingung kala ada kiriman bunga tanpa nama pagi ini. Ia masih dirumah sakit. Ini sudah ke tiga kali nya. Semua bunga yang ia dapat selalu berwarna putih dengan berbagai note. Hari ini ia dapat ucapan.

Semoga lekas sembuh

Ia tak begitu suka dengan bunga. Karna nanti nya akan terbuang dan hanya bisa jadi hiasan.

"Apa unnie tau siapa pengirim nya ?." Tanya Suzy, Nana menggeleng.

"Tidak, kalau satu daripada lelaki itu , aku benar benar akan mengamuk." Jawab Nana.

"Unnie kau tak perlu begitu marah, mereka tak pantas mendapat atensi mu."

"Kau ini apa sih , kau mengalami luka sedemikian sakit dan bulak balik pingsan karna mereka , kau masih melarang ku untuk memukul mereka , aku tak tau kau benar benar sekuat baja begitu, kau tau aku menahan diri untuk tak memberitahu samchon ya, jadi jangan larang aku marah marah, kau kira kau sendirian apa , kau kira kau itu malaikat, punya rasa kesal dan ingin mencabik sedikit lah ji." Omel Nana.

Suzy tertawa. Ia merasa haru dan disayangi sekarang.

"Unnie ini enak , siapa yang memasak ?." Tanya Suzy sembari memakan masakan yang Nana bawa.

"Aku dan Seokjin." Jawab Nana dengan senyum.

Lalu Nana pamit , karna ia harus bekerja , meninggalkan Suzy sendiri.

Reset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang