08

88 24 3
                                    

Suzy membuka mulutnya begitu Wonbin mengarahkan sendok berisi bubur ke arahnya.

"Cepat sembuh." Ucap Wonbin.

"Ayah."

"iya cantik , ada apa?."

"Apa tokoh baik selalu diperlakukan tak adil seakan mereka benar benar di gariskan untuk kuat untuk menahan dan menyelesaikan masalah dan luka yang mereka dapat ?." Tanya Suzy. Wonbin terdiam lama lalu menaruh piring ke wastafel.

"Apakah Suzy merasa jadi tokoh baik ?." Tanya Wonbin .

Suzy menatap Wonbin, ingin rasanya bercerita tapi mulutnya terlalu keluh dan ia takut.

"Mungkin bisa dibilang begitu." Jawab Suzy.

"Kalau kata ayah , di kehidupan nyata ini tak ada orang yang benar benar jahat atau benar benar baik, yang ada hanya manusia dan bagaimana cara mereka menghadapi masalah , dengan cara baik atau buruk." Ucap Wonbin.

"Ayah." Ucap Suzy lagi. Wonbin menoleh , memasang wajah manis.

"Wanita itu datang lagi." Ucap Suzy.

"Apa kau sudah bertemu Suzu?." Tanya Wonbin.

"Apakah ayah tau soal dia dan hubungan nya dengan ku ?."

"Dia gadis baik. Dia selalu tersentuh meski selama ini ia harus di sembunyikan." Ucap Wonbin.

Suzy tak bisa berkata apapun. Bahkan ayahnya sudah termanipulasi begitu. Membuat ia benar benar sakit. Suzy menangis tanpa suara. Membuat Wonbin memeluknya.

"Apa kau tak suka? Apa kah ada sesuatu tentang dia yang kau sembunyikan?, apakah punya seorang kakak sangat buruk bagimu ? ." Tanya Wonbin lembut.

Suzy semakin menangis , ia tak mau bercerita karna ia tau betul apa yang ayahnya akan lakukan. Cukup Jaebum yang tiba tiba menonjok Jinyoung tadi, juga Nana yang terus menerus marah. Ayahnya mungkin jarang marah , namun saat ia benar benar marah, itu akan mengerikan.

"Tidak, tidak kenapa napa. Suzy hanya ingin menangis saja, ayah tau kan gadis ayah ini benar benar cengeng." Jawab Suzy.

"Ya kau memang gadis cengeng yang kuat , terima kasih karna jadi anugrah untuk ayah dan terus bertahan, ayah menyayangi mu." Ucap Wonbin.

"Suzy juga menyayangi ayah." Ucap Suzy.

.


Suzy memulai kembali kehidupan kampusnya. Setelah urusan dokumen dan kepindahan selesai, akhirnya ia bisa berkuliah lagi.Terima kasih kepada ayahnya dan semua koneksi yang pria itu miliki.

Mereka sekarang tinggal di apartement yang tak jauh dari kampus nya. Tidak lagi bersama dengan Nana dan Seokjin. Karna Suzy mau memulai semua nya berdua dengan sang Ayah.

"Ayah akan mengantarmu." Ucap Wonbin setelah mereka selesai sarapan.

"Tak perlu Ayah, kampus ku dekat kok." Jawab Suzy.

"Aihs jangan menolak, Ayah ada perlu disana." Ucap Wonbin.

Suzy mendengus. Meski terlihat lembut namun ayahnya ini benar benar punya sifat mutlak yang luar biasa menyebalkan. Membuat Suzy hanya bisa menurut.

"Sepulang kuliah nanti, kau akan memulai lagi terapi mu dengan Seokjin." Ucap Wonbin.

Membuat mata Suzy membelalak. Ia lupa soal Seokjin yang seorang psikiater. Ahh iya lama tak bertemu sepupu nya itu. Pasti mereka akan canggung.

"Kenapa harus oppa?." Tanya Suzy.

"Karna dia yang terbaik sih, dia mengenal mu dan kau bisa nyaman."

Suzy mengangguk , yah tak apa kok. Seokjin memang yang terbaik diantara yang terbaik.

Reset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang