FIN

169 28 2
                                    

Sehun memarkirkan mobilnya asal, setelah itu Songkang buru buru berlari, di susul oleh Suzy. Suzy benar benar benci berlari karna ia terlihat seperti pinguin.

"Lantai berapa? Apa kau tau password apartement nya?." Tanya Sehun saat ia berhasil masuk ke lift tepat waktu.

"Lantai 5,entahlah kurasa itu tak jauh dari tanggal lahir Suzu." Jawab Songkang.

"Apakah dia seorang lesbian ?." Tanya Sehun.

Membuat ia mendapatkan pukulan keras dari Suzy, karna terus bertanya hal yang aneh aneh.

"Tidak, dia hanya terlalu bergantung dan terobsesi." Jawab Songkang.

"Kira kira ada apa dengan gadis itu ?." Tanya Suzy .

"Entahlah , mungkin ia marah dan berusaha mengancam Suzu untuk menjauhi mu dengan cara bunuh diri, karna biasa nya orang orang seperti dia akan begitu."

"Wah apakah kau sangat dekat dengan nya ? Atau jangan jangan kau menyukai nya hingga tau luar dalam begitu." Ucap Sehun.

"Dia mahasiswa psikologi bodoh, dia pasti tau hal hal begitu, termasuk kejiwaan mu yang tak masuk akal itu." Ucap Suzy.

Lalu ketiga nya kembali berlari. Hingga mereka sampai di salah satu kamar yang pintu nya terbuka.

"Astaga." Ucap Suzy lalu sesgera mungkin menutup mulutnya.

Disana ada Yoomi yang menodongkan pisau ke arah Suzu. Membuat Suzy kaget terlebih disana Suzu tampak pasrah.

"Aku menyayangi mu unnie, mari bertemu lagi nanti."Ucap Yoomi yang tak sadar jika ada orang lain disana.

Setelah itu ia menancapkan pisau ke Suzu namun belum sempat tertancap Suzy sudah berada di depan Suzu, melindungi gadis itu, melindungi kakaknya.

"SUZYYYYY."

Pisau itu menancap di perut Suzy , membuat Yoomi langsung mengeluarkan pisau itu lalu terdiam. Setelahnya Sehun dan Songkang menarik nya menjauh dari Suzy dan pisau yang tergeletak.

Suzu menangis sembari menahan darah Suzy yang terus keluar. Suzy masih sadar dan menatap kearah gadis itu.

"Jangan menangis bodoh, aku sudah terbiasa dengan luka seperti ini." Ucap Suzy tersenyum lalu memejamkan matanya.

Darah memang lebih kental daripada air , bukan ?

.

Suzy membuka matanya perlahan. Menatap ke arah Songkang yang tanpa ba bi bu langsung memeluknya.

"Ku kira aku tak akan melihat mu lagi." Ucap Songkang dengan wajah lega

"Kau kenapa ? Apakah sudah pagi ? Kenapa aku disini ?." Tanya Suzy lirih.

Songkang menatap nya dalam, sementara Suzy membalas dengan tatapan penuh tanya , seingat nya terakhir kali ia berada di apartemen Yoomi dan melihat Suzu terduduk.

"Bagaimana Suzu?." Tanya Suzy.

"Apa kau akan terus memikirkan orang lain ? Sementara kau baru sadar, tunggu disini , jangan banyak bertanya, aku akan panggilkan dokter." Ucap Songkang.

Suzy menatap Songkang dengan tatapan kesal. Karna semua pertanyaan nya terus di abaikan.

.

Suzy mendengarkan omelan Nana dan kekawatiran Nayeon dengan seksama. Lalu tersenyum , terasa tersentuh dengan semua.

"Apa kau mau jadi pahlawan siang bolong, apa kau tak berpikir kalau masih banyak cara lain untuk menyelamatkan nya." Oceh Nana. Suzy mengangguk hanya mendengarkan.

"Jangan begini lagi unnie." Ucap Nayeon. Disana juga ada Jaebum dan Seokjin yang terus menatap nya .

"Kalian tau, melihat kalian semua berada disini, membuat aku merasa berharga." Ucap Suzy.

"Bicara apa sih , kau itu selalu berharga buat kami." Jawab Jaebum.

Suzy membalas dengan senyum, entahlah ia merasa lebih hidup lagi sekarang.

.

Suzy menatap buliran hujan yang membasahi setiap sudut bumi di sekitar nya. Tak berapa lama ada seseorang memeluk pinggang nya lalu menciumi leher belakangnya dengan lembut.

"Apa kau yang sedang kau pikirkan?." Tanya orang itu.

"Masa lalu." Jawab Suzy.

"Bukan kah semua baru 5 tahun lalu?." Tanya orang itu, suaminya, orang yang mengobati luka nya. Suzy membalikkan tubuhnya lalu mengecup bibir suaminya.

"Soobin dan Sullyoon bilang mereka suka dengan Korea dan berharap kita bisa kembali kesana."

"Benarkah ? Apa kah ayah nya juga suka ?." Tanya Suzy.

"Selama ibu mereka suka ya kenapa tidak."

"Songkang, kau selalu tau cara membuat pipi ku memerah eh." Kata Suzy.

Suzy dan Songkang menikah beberapa bulan setelah peristiwa penusukan dan Songkang membawa Suzy ke Canada untuk memulai kehidupan mereka. Tahun ini mereka kembali ke Korea karna ayah Suzy sakit dan merenggek ingin di urus.

Suzy sudah memaafkan semua, sesuai dengan apa yang neneknya inginkan. Dan ini lah hasilnya, ia punya dua anak dan suami yang selalu menyayangi nya dan membantu menyembuhkan luka. Suzy bahagia sekarang.

Memaafkan mungkin dipandang sebagai suatu hal lemah namun tau kah memaafkan jauh lebih mulia di bandingkan mendendam. Suzy membuktikan itu dan merasakan manis nya dari memaafkan itu sendiri.

Dia memulai semua dari awal tanpa tau ini akan menghasilkan hal baik dan hal buruk yang jelas semua nya dimulai nya dengan perasaan lega, karna ia memaafkan dan lebih kuat lagi.

Juga tak buruk untuk membalas kebaikan dengan kejahatan, karena pada akhirnya mereka memiliki hutang budi kepadanya

.



Fin

.




.



Akhirnya cerita ini berhasil di publish kembali
Tidak ada perubahan dijalan cerita

Terima kasih untuk coment dan vote nya ya

Love you so love yourself

Reset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang