Setelah perdebatan dan kegiatan amal baik dalam mengusili sang kakak Darel yang ternistakan. Kairel, Nathan, Sikembar saat ini sudah sampai di halaman sekolah La Cartha Internasional High School. Sekolah elite bertaraf Internasional dan siswa yang pintar menjerumus jenius masuk kesini tidaklah mudah dan melalui berbagai tes yang tentunya rumit dan Kairel sendiri dengan otak pintarnya mampu masuk ke sekolah ini. Banyak orang tua yang berbondong-bondong menyekolahkan anak mereka kesini.
Kairel sendiri masih kelas 10 science, Sikembar 11 science, dan Nathan sendiri 12 Science dan jabatan ketua osisnya akan segera lengser.
Mereka berempat segera menuju ruang kelas masing-masing dengan Kairel yang diapit oleh sikembar dan nathan disebelah Dave. Ketiga kakaknya berjalan dan menatap sekitar dengan wajah datar dan tatapan yang tajam karena seluruh tatapan murid tertuju ke sang adik Kairel. Sedangkan Kairel sendiri bodo amat dengan sekitar. Kairel tipe orang yang cuek dengan sekitar dia merasa itu semua tidak penting. Ia akan bodo amat saja selagi tidak mengusik kehidupannya yang penuh drama.
Kairel berjalan dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajah manisnya. Dari mansion sampai sekarangpun senyuman itu masih bertengger diwajahnya. Siapa tidak senyum coba, tanpa angin dan hujan tiba-tiba sang kakak sulung dan sang kakak kedua dan jangan lupakan sang daddy yang terhormat menyodorkan masing-masing 1 black card kepadanya dan disambut dengan sangat baik dari sang penerima siapa lagi jika bukan bocoh kematian Kairel.
Mereka bertiga menatap aneh sang adik yang dari keluar mansion senyam senyum tidak jelas. Mereka tau sang adik senang karena mendapat 3 black card sekaligus.
"Jangan gila dik" Ejek Darel yang melihat adiknya sedari tadi senyam senyum tidak jelas.
"Ck. Iri kan lo?!" Ucap kairel julid. Darel hanya mengacak gemas rambut sang adik. Iri? Yang benar saja, darel juga sama memiliki beberapa black card tentu saja pemberian dari daddy dan kakak sulung serta kakak kedua yang terlihat sangat tampan ketika menyodorkan kartu itu kepadanya.
Terdapat beberapa remaja yang menatap mereka sambil bersandar pada mobil sport mewahnya.
"Itu yang sama sepupu lo siapa dah?" Tanya seseorang bernama Alex kepada orang yang berseder di bagian depan mobilnya.
"Gak tau, bukan urusan gue" ucap orang itu cuek yang bernama Andrew yang tidak lain adalah sepupu dari mereka berempat.
"Lo tau Al?" Tanya hendra juga salah satu sahabat orang itu
"Entahlah, gak peduli gue" Ucap yang ditanya bernama Alga, salah satu sepupu mereka juga.
Dibalik sifat cuek kedua manusia itu, tidak menutup kemungkinan mereka juga penasaran siapa bocah yang berjalan bersama dengan sepupu mereka.
Mereka bertiga mengantarkan sang adik kedepan kelasnya dan tentunya itu membuat teman teman Kairel kaget bukan main. Masalahnya siapa yang tidak kenal dengan ketiga manusia yang saat ini bersama Kairel bahkan satu sekolah dan para petinggi sekolah tau mereka adalah anak pemilik sekolah ini.
"Belajar yang rajin jangan bolos" Ucap Nathan kepada adiknya.
"Ohh jelas dongg. Btw, kak Nathan gak ada niatan buat hukum kairel gitu?! Ucap Kairel menatap Nathan dengan kedua alis di naik turunkan. Sedangkan Nathan sendiri menatap julid sang adik kesayangannya. Ia tau Kairel saat ini sedang menyindir dirinya karena terus menghukumnya karena Kairel sering terlambat, tidak hanya terlambat tapi juga bolos karena ia juga mendapatkan laporan dari guru BK disekolah.
"Nantangin?! Ucap Dave. Jangan lupakan sikembar juga anggota osis bagian Sekretaris seluruh catatan murid nakal sikembar ketahui dan disetiap lembar juga pasti ada nama sang adik. Sedangkan posisi wakil ketua dipegang oleh sepupu mereka bernama Andrew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kairel Alkantara Anderson
Teen FictionSeorang anak berusia 15 tahun yang suka balapan liar, tawuran, dan bolos yang hidup dengan seorang ayah yang tidak menyayanginya karena dia merupakan anak yang ia pungut di pinggir jalan. Apakah yang terjadi selanjutnya? . . . . . . Bukan cerita B×B...