CHAPTER : 15
“Kita akan naik ini?” Jake menatap bingung seekor kuda cokelat lengkap dengan kereta kuda di belakangnya. Sunghoon sibuk memasang tali kekang pada kuda kesayangan nya, kuda yang sebelumnya mereka pakai untuk pergi ke desa Biertan.
“Bukan kita, tapi kau,” jawab Sunghoon tanpa memalingkan wajahnya.
“Aku? Kau tidak?”
Tidak ada jawaban yang diberikan Sunghoon, ia tetap sibuk menyiapkan perlengkapan nya untuk pulang ke kastil Bran. Kesunyian itu tentu diartikan sebagai jawaban ‘ya’ untuk pertanyaan nya. Sudut bibir Jake melengkung ke bawah, merasa sedikit sedih karena sikap Sunghoon yang aneh sejak pagi.
“Tapi aku lebih suka naik kuda dengan mu,” suara Jake mengecil, bahkan terdengar seperti bisikan di telinga Sunghoon.
Lagi-lagi tidak ada sepatah kata pun yang diberikan Sunghoon, hanya sebuah helaan nafas berat ia berikan.
“Mungkin Sunghoon melakukan itu karena kau sedang sakit. Lagipula aku yang akan mengendarai kereta kuda itu, tenang saja” Sunoo mengusap punggung Jake dengan lembut. Ia sadar dengan kesedihan lelaki bersurai berantakan itu, terlihat dari raut wajahnya yang memelas.
Jake melangkahkan menaiki kereta kuda itu dengan berat hati. Kereta kuda yang lumayan kecil, karena memang kereta kuda ini bukan milik kastil, melainkan milik warga setempat yang berkenan untuk meminjamkan nya.
Tak lama Sunoo datang lalu duduk di tempat pengemudi. Kuda pun jalan dengan perlahan tanpa Sunoo yang memegang tali kekang nya. Dengan santai lelaki bertelinga runcing itu mengambil sebuah buku dari tas nya lalu membaca nya tanpa memperdulikan kemana kereta kuda mereka berjalan.
Sebagai penumpang, tentu Jake sedikit panik dengan itu. Apalagi mereka akan melewati jalan yang berbeda dengan yang ia lewati kemarin bersama Sunghoon. Jake tidak tahu tempat asing ini.
“Kau tidak.. mengarahkan kudanya?” tanya Jake takut-takut, menatap Sunoo yang sedang membaca buku nya dengan santai sambil memakan apel hijau ditangan kanannya.
“Tenang saja, dia tau arahnya”
Sepanjang perjalanan Sunoo sama sekali tidak memegang tali kekang itu. Kuda nya pun berjalan dengan lancar, tanpa kehilangan arah ataupun mengamuk.
“Jaeyun, apa kau suka tinggal disini?” suara Sunoo berhasil memecah keheningan. Ia menatap Jake sekilas, lalu menyodorkan sebuah apel hijau untuk sang penumpang.
Dengan senang hati Jake menerima buah berkulit hijau itu, “entahlah, disini sangat berbeda dengan dunia manusia.”
“Tentu saja berbeda! Kami yang ada disini biasanya dianggap makhluk mitologi oleh manusia, kan? Padahal beberapa kaum bisa berbaur dengan manusia.”
“Sungguh?” suara Jake sedikit meninggi karena antusias, sepertinya ia suka dengan topik pembicaraan ini.
Sunoo terkekeh, “ya sungguh, kaum Werewolf namanya. Mereka memang mudah berbaur dengan manusia, karena mereka tidak se-merepotkan Vampir”
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE | SungJake
VampireDimasa kini apakah manusia masih mempercayai keberadaan Vampir? Mungkin sebagian orang mempercayai nya sebagai makhluk mitologi kejam penghisap darah yang hanya ada di buku fantasi saja. Tentu pemikiran itu juga tertanam dalam kepala Jake seperti ma...