Chapter 06 - Bibir semanis Delima merah

648 157 52
                                    

Seharian ini, tidak ada satupun yang membahas tentang Fritzy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian ini, tidak ada satupun yang membahas tentang Fritzy. malam nya, ke 8 siswi asrama yang tersisa dan sudah mengenakan Pakaian Tidur. mereka berdiri tegap di depan ranjang tidur masing-masing.

Di ujung pintu, tubuh ideal Shani juga ikutan berdiri. wanita itu terus melemparkan senyuman cantik nya.

"Malam ini, ada cemilan untuk kalian..." Kepala Shani menoleh ke kanan, pada Ashel yang tengah memegang sudut meja beroda. di meja itu terdapat satu kuali tinggi yang masih dibakar oleh kompor portable. Kuali itu berisi rebusan bubur kental dari biji buah delima, susu murni dan madu.

Ekspresi Semua murid berubah senang mendengar itu.

"Ma'am Ashel, tolong yaa. Bagi dengan adil...." Intrupsi Shani.

Ashel mendorong troli itu, menghampiri satu persatu posisi ranjang siswi asrama, menuangkan Bubur yang sangat panas dan masih dalam keadaan meletup-letup itu kedalam mangkok, kemudian membagikannya.

Erine meneguk ludah. sama seperti yang lain, dia juga tidak sabar untuk memakan Bubur kental ini.

Memastikan semua siswi sudah mendapat bagiannya, Shani izin undur diri dari sana. sedang Ashel tetap tinggal, menunggu sampai anak asrama selesai menghabiskan bubur mereka.

Tanpa menunggu lama, gadis-gadis itu mulai memakan Bubur milik mereka perlahan.

Raut Erine tercengang karena melihat Chika yang langsung meneguk habis Bubur yang amat panas itu, bahkan kepulan asap nya masih jelas melayang.

Erine merasa Aneh, karena seperti nya Chika baik-baik saja. bagaimana bisa, lidah gadis Cantik itu tidak kepanasan ataupun melepuh.

Mengabaikan hal mengejutkan itu, Erine ganti untuk menyendokan bubur nya. wajah Erine mengerut, meski sudah ia tiup, panas Bubur manis itu tetap saja masih terasa menyengat langit-langit mulut dan lidah nya sendiri.

⛧♛⛧

"Aku sudah mencoba minta tolong. tapi balasan nya selalu penolakan"

Oline kebingungan, dia sedang berdiri sendirian di lorong asrama. di depan sana, berdiri seorang gadis berambut pendek yang membelakangi nya.

"Shasa?" Tebak Oline. ada harapan dalam pandangan bergetar nya.

"Aku bertahan sendirian. gak ada satupun yang mau membantu..." Suara Lembut Shasa berbunyi lagi. tubuh nya terlihat amat lemah.

Air wajah Oline terlukiskan Kekhawatiran besar, matanya juga berkaca-kaca, "Masih ada Aku Shasa, bilang ke aku, kamu kenapa?"

Shasa tertawa sebentar, kepala gadis itu tertunduk, "Kembalikan rasa sakit aku..."

Pelan-pelan tubuh kecil Shasa berputar kearah Oline. tepat setelahnya, Oline mundur penuh keraguan. dada Oline berdetak sangat kencang hingga mengganggu keseimbangan dan keberaniannya.

RED RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang