Setelah melihatnya berjalan riang, aku dan disa segera masuk ke mobil kembali melakukan perjalanan menuju rumahnya.
"dis?" tanyaku
ia menoleh "hm?"
"lo suka balet?"
"hmmm yap, dulu kecil gw sempet ikut kelas balet sampe umur gw kelas 3 sd"jelasnya
"kenapa gak dilanjut?"
"hahaha enggak aja, gw rasa balet terlalu lembut buat gw lagipula gw udah kaku jadi gitulahh" ucapnya
"tapi bagus ko gerakan lo keliatan lentur ko. panteslah sama lo" ucapku memujinya
ia hanya tertawa sesekali mengatakan aku bodoh menilainya teerlalu tinggi.
mobilku berhenti tepat di depar pagar rumahnya yang megah ini. aku mematikan mesin mobil, melihatnya yang tertidur pulas, wajahnya sangat terlihat lelah. saat aku akan membangunkannya ia membuka matanya perlahan membuat aku terkejut seketika dikeadaan hening.
ia turun dari mobil, ia melarangku untuk keluar dari mobil tadinya aku berniat mengantarnya hingga depan pintu rumahnya tapi ia tak menginginkannya. aku hanya melihatnya melambaikan tangan dan berterimakasih untuk malam ini. aku tersenyum dan menyalakan kembali mesin mobil lalu pergi berlalu.
***
senin pun datang, hari ini banyak obrolan di sekolah. mengenai perempuan - perempuan cantik di sekolah yang datang ke party hingga kejadian konyol di party. namun ada yang berbeda..... semua terus bertanya - tanya mencari tau siapa perempuan bergaun peach yang waktu itu datang semua belum tau siapa namanya namun aku hanya terdiam karna aku tau yang mereka maksud itu disa.
jam istirahat adalah jam yang pas untuk bermain basket di lapangan. aku pun melihat lelaki yang tak asing lagi, dia seperti lelaki yang sering aku lihat bahwa dia lelaki yang sering diperhatikan disa setiap berada didekatnya.
"eh iya lo anak baru ya?" ucap seseorang mengarah padaku
"iya. sorry ka kalo ganggu"
"enggak, udah join yuk" ajaknya
lelaki yang baru aku perhatikan itu mengajakku join bermain basket. ya dia memang anak basket dan aku sekarang menjadi juniornya di eskul.
saat tengah bermain basket antar kelas 3 dan kelas 1. aku melihat disa yang tengah berjalan dengan kedua temannnya di koridor sekolah, aku memperhatikannya yang tengah tertawa. ia tampak cantik namun aku melihat juga kakak kelas itu memperhatikannya juga.
setelah permainan kami berakhir dengan skor kelas 3 yang memimpin 2 skor dari kelas 1, kami duduk di pinggir lapangan.
"nih minum" tawarnya
aku mengangguk, meraih botol dari genggamannya dan meneguknya segera "makasih ka"
"santailah, gausah panggil kak. gw naufal" ucapnya
"oke, gw arnando panggil aja arnan" ucapku
"hmm... oke nan. sejauh gw liat skill lo jago juga yah dari tadi nyetak skor terus" ucapnya
"belom seberapalah sama lu fal. yaaa pemula gw sih" ucapku
dan sejauh ini aku mulai mengenal siapa lelaki yang selalu menjadi perhatian disa setiap dia berada didekatnya. memang baik tapi entah mengapa aku merasa ia tak pantas untuk disa.
DISA POV
Setelah party sabtu lalu, semua membicarakanku entah kenapa aku merasa semua selalu memperhatikanku tak sedikit pula yang mengatakan aku cantik dari perempuan hingga lelaki dari seangkatan bahkan adik kelas. aku hanya membalasnya dengan senyuman. aku meerasa senang dan bersyukur memiliki rena dan kikan yang sangat berniat mengubah penampilanku waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brownies Chocolate [END]
Любовные романы[Complete] Brownies manis semanis cinta yang kita jalin Walau sempat pahit segelap warnanya tapi inilah kita "Kisah yang datang tak terduga akan datang kembali pada waktu yang tak terduga. Kembali pada sang pemilik hati yang tlah terjaga" -adisa ka...