"kafe es krim?" tanyaku
ia segera menjajarkan langkah seiringan denganku, memasuki tempat dengan dekorasi unik yang belum pernah aku kunjungi.
"pesen dulu gih" ucapnya
aku berjalan menuju meja pemesanan, memilih es krim apa yang aku suka. aku memilih eskrim oreo dengan taburan choco chips dan juga potongan brownies coklat ditambah saus stoberi diatasnya. ia memesan juga namun tentunya berbeda selera denganku. setelah memesan dan bayar kami duduk di tempat yang berada di pojokan dengan nuansa air mancur di sebelah kiriku.
"gimana? baikan?" tanyanya
aku mengangguk, "tempatnya bagus" ucapku
"iya, cocok buat ngajak cewe cengeng kaya lo biar berenti nangis" ucapnya dengan tawa meledek
"isshhhh, apaan sih gw bukan cewe cengeng!" bentakku
ia tetap tertawa, sedangkan aku memasang kembali wajah kesal akan tingkahnya yang makin aneh.
"eh iya by the way, kita belom kenalan. nama lo siapa?" tanyanya memasang wajah serius
"adisa kamellia" ucapku menjabat tangannya
"oh, gw arnando saputra"ucapnya membalas jabatan tanganku
"eh iya kalo boleh tau lo tadi kenapa nangis?" lanjutnya
aku menoleh "bukan urusan lo. kepo banget" ucapku yang kembali memandang air mancur
"yaaa abis kocak aja gitu liat cewe aneh kaya lo bisa nangis" ucapnya sedikit terkekeh
"emang salah cewe bisa nangis? ya wajar lah cewe itu sensitif jadi dia gampang nangis" ucapku membela diri
"yaa udah, udah ngapain juga lo nangisin apa yang belom tentu peduli dengan air mata yang keluar dari mata lo? ha?" ucapnya menaikan satu alis
aku terdiam, memang di pikir - pikir buat apa aku menangisi naufal? bahkan aku sejauh ini tidak pernah menjadi temen spesialnya. walau smp pernah dekat tapi aku sudah berjarak dengannya saat ia masuk sma dan menjadi lelaki populer di sekolah.
"abis ini mau kemana?" tanyanya membuyarkan lamunanku
"entah" ucapku menghela napas panjang
***
kami selesai makan di kafe es krim ini, lalu aku dan arnan melanjutkan perjalanan.
"mau kemana kita?" teriakku agar suara ku tidak tenggelam dengan suara mesin motornya
"ke tempat yang bisa ngehibur lo" teriaknya
aku hanya terdiam, ia kembali menaikan kecepatan motornya melaju kencang dengan gaya so pembalapnya ia meliku - liku mendahului setiap kendaraan di hadapannya dengan mantap. langit sore ini mulai menggelap. mengantarkan aku pada jalanan yang sudah di penuhi lampu - lampu pinggir jalan.
tak cukup waktu berlama di motor, arnan menghentikan motornya.
sebuah pasar malam, dengan keramaian yang ada banyak kulihat canda tawa orang - orang yang sedang berada disini. teriakan para pedangan berlomba- lomba menarik pelanggan dapat kulihat jelas. bahkan juga jajanan manis yang di kerumuni anak - anak kecil pun meramaikan suasana dan juga wahana dengan orang - orang yang tampak bahagia.
"yuk" ucapnya menarik tanganku.
aku mengikuti langkahnya yang mantap. ia menarikku kedalam wahana permainan. aku memandang wahananya, menunggu urutanku dan arnan menaiki biang lala malam, komedi putar sederhana di pasar malam yang penuh dengan antrian orang yang ini menikmati pemandangan dimalam hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brownies Chocolate [END]
Romance[Complete] Brownies manis semanis cinta yang kita jalin Walau sempat pahit segelap warnanya tapi inilah kita "Kisah yang datang tak terduga akan datang kembali pada waktu yang tak terduga. Kembali pada sang pemilik hati yang tlah terjaga" -adisa ka...