ARNAN POV
Hari ini malam yang penting, aku akan merayakan anniversary kita. tepat 1 tahunan hubungan kita. aku mengajaknya dinner di pantai karna kebetulan memang kami sedang berlibur di pantai. sebenarnya aku ingin melamarnya tapi kuurungkan niatku. aku menunggu waktu yang tepat. dan malam ini hanya kami habiskan untuk dinner. ia tampak bahagia bisa kulihat dari pancaran matanya yang terus berbinar.
"i love you adisa" ucapku
"i love you too arnan" ucapnya
kami menikmati malam dengan berdansa di pinggir pantai.
ia tampak cantik dengan dresss panjangnya berwarna biru muda dengan rambut panjang terurai walau terkena hembusan angin yang terus membuat rambutnya itu.
Aku pun terbangun pukul 4:00 pagi. Aku sedang mempersiapkan sebuah kejutan untuknya. Kejutan yang pasti ia suka. Aku membuat kejutan di pinggir pantai. Aku akan melamarnya tepat di sebuah gapura kecil yang sudah dirancang dari malam. Aku hanya tinggal menunggu detik - detik sunrise karna aku ingin tepat melamarnya saat itu juga. Aku akan mengajaknya ke sebrang pulau.
DISA POV
Aku terbangun, ku rentangkan tubuhku perlahan. Kami memang sedang menginap di pondok pinggir pantai. Jangan berfikir negatif, aku tidak sekamar dengan arnan. Kami hanya bersebelahan kamar.
Aku beranjak dari kasur, bersiap mandi karna hari ini kami rencananya akan berpetualang menyebrangi pulau. Aku melihat masih jam sekitar jam5 kurang. Aku pun langsung bersiap mandi.
Tepat selesai mandi aku datangi kamar arnan mengetuk pintunya pelan namun tak ada jawaban mungkin ia masih tidur. Tapi aku cek dengan menelpon handphonenya pun ia tak menjawab disitu aku yakin ia memang masih tertidur.
Akhirnya ku putuskan kembali memasuki kamarku dan berdandan mungkin aku bisa bertemu dengannya setelah aku beres dandan.
Benar saja beberapa saat kemudian ada seseorang yang mengetuk pintuku. Saat ku kira itu arnan ternyata bukan. Melainkan seorang lelaki yang akan mengantar aku ke sebrang pulau. Ia berkata arnan sudah berada disana sejak tadi dan sekarang ia menungguku.
"Kebiasaan" gumamku
Sebenarnya aku kesal ia mendahuluiku kesana terpadahal aku juga tidak bangun siang.
Kulangkahkan kaki ini menuju kapal. Langit sungguh masih terlihat gelap belum ada tanda - tanda akan adanya sunrise. Angin pun sangat besar saat kapal sudah berada di tengah - tengah pantai. Aku hanya menggulungkan tangan yang sudah terbalut dengan balero merah muda selaras dengan dress panjang yang aku kenakan sekarang.
Tak perlu beberapa lama kapal pun menepi di pulau yang dituju itu. Entah apa nama dari pulau ini.
Saat itu aku turun dari kapal. Keadaan nya sepi, masih gelap dan bahkan aku merasakan seram karna ini seperti pulau tak berpenghuni walau sebenarnya indah jika hari sudah terang.Seseorang tiba - tiba menutup mataku denga kedua tangannya. Tanpa berbicara apapun. Tapi aku yakin dia bukan arnan karna aku tak merasa kenal dengan harum dari tubuhnya.
"Ini apaan? Lo ngapain?" Teriakku
Ia terus dia mengarahkan arah jalanku. Hingga akhirnya ia melepaskan telapak tangannya dari mataku.
Dapat ku lihat sebuah gapura kecil yang indah penuh balon gas disana dan juga bunga -bunga itu.....
Mataku terbelalak melihatnya"Indah banget" ucapku masih
menikmati suasana yang disuguhi ini.Hingga akhirnya aku melihat seseorang tengah berdiri diantara gapura indah itu. Seorang lelaki dengan kemeja birunya dan jeans selutut. Ia tampak tersenyum kepadaku.
Aku hanya tertawa melihatnya begitu tampan dari biasanya, aku mendekatinya hingga akhirnya ia berlutut dihadapanku.
"Will you marry me?" Ucapnya yang memberikan brownies coklat di piring dan diatasnya ada sebuah cincin yang begitu indah
Air mataku tak tertahan, aku mengangguk dan ia memasangkan cincin itu di jari manisku.
Ia berdiri segera ku peluk erat tubuhnya. Merasakan keindahan itu tepat saat matahari mulai terbit sehingga kami berpelukan disaat cahaya matahari mulai menghiasi.ARNAN POV
Dia tersipu, air matanya mengalir dan juga senyuman haru itu terlihat dari wajahnya.
Kami berpelukan disaat matahari mulai terbit melihatkan cahaya indahnya menerangi kami dalam kebahagiaan ini.Di sela pelukan hangat ini ia berbisik
"Brownies?" UcapnyaKuregangkan pelukan kami, "yap, gw tau lo suka brownies coklat dan gw harap bisa jadi brownies coklat lo selamanya adisa kamellia" ucapku segera menciumi keningnya.
Di sela itu pun ia tertawa walau air matanya masih menderasi pipi chubbynya itu.
Aku menyeka air matanya, segera menciumi bibir merahnya itu." i love you arnando saputra, you're my brownies chocolate" ucapnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Brownies Chocolate [END]
Romance[Complete] Brownies manis semanis cinta yang kita jalin Walau sempat pahit segelap warnanya tapi inilah kita "Kisah yang datang tak terduga akan datang kembali pada waktu yang tak terduga. Kembali pada sang pemilik hati yang tlah terjaga" -adisa ka...