Aku pun memalingkan wajahku, berusaha agar ciuman itu jangan dulu terjadi. Bukan karna aku tak ingin. Aku sangat ingin dan sangat mendambakannya tapi ini bukan waktu yang pas jika aku harus berciuman dengannya sedangkan aku tau arnan sedang tidak beres. Kami pun canggung
Aku pun membersihkan luka naufal secara perlahan walau ada raut kesakitan dari wajahnya tapi aku berusaha sepelan mungkin karna jika di diamkan lukanya bisa terkena infeksi.
"Makasih ya dis" ucap naufal setelah aku beres membersihkan luka dan menempeli hansaplas di pipinya
"Iya, udah kamu jangan berantem lagi ya. Aku gak mau kalian berantem" ucapku memasang senyum tipis.
Malam ini aku memandangi langit dari jendela kamar, di temani alunan lagu yang ku play melalu laptop menambah kesan dramatis untuk malam ini. Aku masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Hingga dering handphone tanda line masuk terdengar. Ku lihat arnan mengirimiku pesan dalam line.
Arnan: disaa
Disa: apa nan?
Arnan: sorry dis, sorry buat kejadian tadi
Disa: no problem
Arnan: gw cuman mau lindungin lo itu aja
Disa: maksudnya?
Arnan: besok kan senin, balik sekolah pulang bareng ya gw mau jelasin
Disa: okeyAku tak mengerti maksudnya namun kuharap ini baik - baik saja. Aku pun segera pergi tidur karna malam makin larut dan aku tak ingin terlambat untuk senin pagiku besok.
***
Di sekolah aku seperti biasa bersama kedua sahabatku duduk di kantin di jam istirahat melihat naufal dan geng-annya menghampiri dan seperti biasa fikri dan kikan kembali berpacaran di kantin sedangkan naufal menarikku lembut keluar dari keramaian kantin. Ia membawaku ke taman sekolah. Kami duduk di kursi panjang berwarna putih."Kenapa fal?" Tanyaku
Ia mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.
"Buat kamu" ucapnya yang memasangkan sebuah gelang berinisial N di tangan kiriku.
"N?" Ucapku
"Ini tandanya naufal. Aku kasih ini biar semua orang tau kalo kamu itu milik naufal" balasnya dengan senyuman
"Makasih yaaa"
Aku tersenyum, melihatnya yang begitu dekat di hadapanku. Namun angin datang membuat mataku kemasukan debu. Aku mencoba mengedip - ngedipkan mata kananku
"Sini aku tiupin" balasnya
Aku terdiam sedangkan naufal sedang berusaha meniupi mataku agar debunya bisa keluar.
ARNAN POV
Aku akan menjelaskan semuanya hari ini ke disa sepulang sekolah seblum semuanya terlambat. Dan aku melihat disa di taman bersama lelaki pasti itu naufal tak salah lagi.Ku dekati mereka, entah apa yang dilakukan mereka seperti......
Seperti BERCIUMAN? tentu ini tempat yang tepat mengetahui tempat ini tempat paling sepi di sekolah.
Dasar lelaki biadab!Aku mendorong pundak naufal dengan kasar hingga ia terjatuh.
"Eh kampret berdiri lo" tantangku
Ia berdiri, wajahnya tampak emosi
"Eh lo lagi?!!" Teriaknya penuh power
"Ributin sini! Mesum lo anjing" ucapku
Tanpa mendengar ucapannya aku layangkan pukulan keras ke pelipisnya. Kami pun bertengkar hebat. Aku tak memperdulikan teriakan disa yang berusaha memisahkan kami. Aku sudah terbakar emosi akibat lelaki biadab ini.
Hingga akhirnya banyak anak - anak yang melihat. Kami menjadi bahan tontonan penuh sorak dari semua murid yang melihatnya. Sampai akhirnya seprang guru datang dalam keadaan meneriaki kami untuk segera menuju ruang BK.
Kami di bawa keruang BK dan seorang guru tengah menceramahi kami dan menanyakan apa yang terjadi.
"Jadi apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?" Tanya pak roy
"Jadi saya liat naufal nyium disa pak. Mesum dia pak" ucapku
"Apa betul kamu buat mesum di sekolah naufal?" Bentak pak roy
"Bukan pak. Sumpah demi deh! Saya cuman niupin matanya disa yang kemasukan debu. Arnan salah paham pak" jelasnya
Aku tertunduk melihat ke arah pak roy, pak roy menggeleng
"Yasudah kalian diam disini bapak mau tanya disa di luar." Ucapnya keluar ruang BK meninggalkan kami berdua
Aku memasang tatapan sinis ke arah naufal begitupun sebalinya. Wajah kami penuh dendam satu sama lain.
"Liat aja lo. Lo bakal gak tenang berurusan sama gw" ancamku
"Yang ada elo kali. Liat aja lo apa yang gw perbuat. Lo bakal nyesel nyerang gw" ancamnya balik
"Disa milik gw" ucapku
"Sayangnya dia lebih percaya gw dibanding elo dan sayangnya dia taruhan gw yang paling berharga dan juga udah tunduk sama gw" jelasnya
Tangan kananku secara reflek menonjoknya kembali amarahku membara mendengar ucapannya barusan. Saat aku menonjok wajahnya pak roy datang dan kami kembali dimarahi.
"Arnan! Kamu salah paham dan sekarang kamu pukul naufal lagi??!" Teriak pak roy"Ta- tapi..... Pak" ucapku
"Kalian berdua dalam pengawasan bapak selama sisa tahun ajaran ini. Kalian harus bersihin ruang guru, BK, toilet sepulang sekolah hari ini" perintah pak roy
Kali ini aku di luputi bulan - bulanan pak roy akibat catatan burukku ini begitu juga naufal. Kami berdua di hukum sepulang sekolah.
Pulang sekolah aku dan naufal ditugaskan untuk membersihkan ruang guru, BK, dan toilet. Aku melihat disa datang mendekati ruang guru saat aku dan naufal sedang mengelap kaca. Senyumannya terpancar indah membuat aku membalas senyumanannya namun ia melewatiku.
Ia tersenyum bukan untukku tapi naufal kampret itu. Aku melihatnya sedang mengelap keringat naufal dengan tissu dan memberikan sebotol minuman dingin. Aku hanya terdiam memandanginya melemparkan senyum kearahnya namun ia enggan melihatku malah membuat muka saat aku berusaha menyapanya.
"Pasti dia marah besar sama gw" gumamku dalam hati.
Seberesnya tugas dari pak roy aku pulang menuju parkiran saat aku berjalan aku berpapasan dengan motor naufal dan ada disa di belakangnya. Ia membuang muka dariku naufal pun meng - gas motornya tepat di depan wajahku.
Aku berjalan lesu menuju motor dan pulang. Rencana sepulang sekolahku gagal akibat tindakan bodohku yang salah paham.
"Dasar arnan bodoh. Bisanya lo kemakan cemburu karna hal sebodoh itu" gumamku dalam perjalanan pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Brownies Chocolate [END]
Romance[Complete] Brownies manis semanis cinta yang kita jalin Walau sempat pahit segelap warnanya tapi inilah kita "Kisah yang datang tak terduga akan datang kembali pada waktu yang tak terduga. Kembali pada sang pemilik hati yang tlah terjaga" -adisa ka...